1. Jalan Yang Salah

210 14 5
                                    

"AMANDA, VOLUMENYA KERASIN LAGI!" pekik seorang gadis berambut panjang dengan pakaian yang sangat minim pada sahabatnya yang malam ini menjadi DJ, membuat mereka kini berdiri di hadapan orang-orang yang menari hingga lepas kendali.

Tempat itu semakin malam semakin ramai pendatangnya, membuat suasana semakin tak terkendali. Minuman beralkohol berada dimana-dimana, adegan yang tak pantas di pertontonkan begitu saja layaknya itu bukan sesuatu yang salah, aurat yang seharusnya tak ditampakkan, kini habis sudah terbuka.

"Haura, lo jangan kebanyakan minum! Inget besok ada presentasi di kampus!" Amanda berteriak mengingatkan sambil mencoba merebut botol minuman di tangan Haura.

"Aaah gampang itu maah, si botak itu pasti ngasih gue nilai A kalau gue goda." Jawabnya santai, dan Amanda hanya bisa menggelengkan kepala.

Amanda yang sangat tahu sifat sahabatnya langsung menarik paksa Haura yang sudah hilang kendali untuk keluar dari club. Ia memasukkan paksa Haura ke dalam mobil dan hendak membawanya pulang ke apartemen miliknya.

"Baru nemu gue bitch yang modelannya kaya gini," keluh Amanda sambil memakaikan seat belt pada tubuh Haura.

"Jangan sebut gue bitch, please! Gue nggak semurahan itu!" bantah Haura yang sudah di ambang batas kesadaran.

"Iya iya! Haura yang suka di sentuh tapi nggak mau hav-" Haura langsung melempar jaketnya tepat di muka Amanda.

Membuat Amanda memekik kesal padanya, "Isssh Haura apaan sih lo?!"

"Jangan ngomong kaya gitu lagi, Da! Lo lebih murahan dari gue. Udah berapa kali lo? Ngaku!"

"Sebelas kali sih... seinget gue, hehe," Amanda menjawab diakhiri dengan cengiran kudanya.

Tawa mereka pecah di dalam mobil, mentertawakan kebodohan mereka yang sangat tidak berfaedah.

***

Kemeja putih dan dasi berwarna hitam itu nampak serasi dilihat oleh mata. Sedangkan bawahannya berupa celana hitam yang nampak licin dan rapih. Di bahu kirinya tersampir tas laptop berwarna hitam. Pandangan pria itu tertunduk, menghindari bersitatap dari beberapa wanita yang lewat di hadapannya.

Pria itu sedang berdiri di depan gedung yang nantinya akan menjadi gedung perusahaan barunya. Merasa matahari yang sudah mulai meninggi, ia menyingsing lengan kemejanya guna melihat jam di pergelangan tangan. Ternyata waktu menunjukkan pukul sembilan. Masih ada waktu untuk melakukan shalat dhuha. Segera saja ia mencari tempat ibadah terdekat untuk melaksanakan sunah.

Muhammad Ibrahim Yusuf, itulah namanya. Pebisnis dari Aceh yang memilih kota Jakarta untuk bisa lebih mengembangkan usahanya. Perusahaan yang dibangunnya dari nol kini sudah banyak menarik minat para investor. Sebut saja dia Ibra. Pria berusia 26 tahun itu sudah menjadi pebisnis sukses diusianya yang masih sangat muda. Setiap kerja kerasnya selalu dibarengi dengan do'a.

Ibra adalah pria yang terlahir dari keluarga paham agama. Kaya raya, tampan, dan sangat taat beribadah. Bukankah yang seperti itu sangat patut disebut sebagai calon imam idaman?!

***

Haura tertatih-tatih melewati jalanan sepi setelah keluar dari club malam. Ya, malam ini, Haura kembali ke tempat terlaknat itu. Kini waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam, namun Haura sudah ditinggal pergi oleh Amanda, membuatnya malas berada di sana, dan ingin segera pulang. Di setiap langkahnya, ia terus menyumpah serapahi Amanda yang meninggalkannya.

"Amanda sialan. Awas aja besok aib lo gue bongkar abis-abisan."

Empat lelaki berjaket hitam yang sedari tadi memperhatikan Haura, kini memberanikan diri untuk mendekati wanita cantik itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MERAIHMU DENGAN DO'AWhere stories live. Discover now