005. Sunyi

97 40 13
                                    

F

O

R

M

I

N

_____________________________________________________________________

Sinar matahari menembus gorden, cahayanya kini menusuk mata perempuan yang terlentang pingsan. ia membuka mata yang masih terlihat samar samar, sinarnya menghilang tanda ada seseorang yang menutupinya

"Udah sadar?" ucap seseorang. Mina pikir itu Jeno atau Jaemin ternyata Taehyung abangnya. entah tau darimana ia pingsan namun dijenaknya terpikir siapa lagi jika bukan jeno yang memberitahunya. 

Mina bangun menyenderkan punggungnya di bantal. "Tau dari Jeno?" tanya Mina pandangan tertuju ke arah Taehyung yang duduk di sampingnya. "Enggak dari guru" jawabnya

Sedikit kaget. "hem kirain" katanya suara pelan. "Jeno bilang gasengaja nampar lo, salah sasaran katanya gitu" Adu Taehyung kemudian berkata lagi "terus mukul lo sampai pingsan, gue ada niat ngehajarnya gak ada waktu gue langsung  ke UKS" ucap Taehyung dengan wajah khawatir kesal campur aduk. "Gue yang salah" jawabnya singkat. "Lo korban bukan lo yang salah" Seru Taehyung nada marah. "Gue yang bikin mereka berantem". 

Taehyung mengangguk ia tidak ingin menginterogasinya lebih banyak lagi jika terus ditanyai mungkin ia akan disuruh keluar dengan paksa oleh Mina.

"Mau langsung pulang?"

Wajah Mina berubah menjadi tatapan sendu. "Enggak, percuma dirumah gak ada orang semua sibuk" ucapnya memutar bola mata malas. Kemudian menatap Tehyung yang terperengah. "Bunda kerja, ayah kerja terus lo juga pergi terus. ngapain dirumah hampa sunyi gak ada kehidupan"

"Tapikan mereka kerja buat lo juga" ujar Taehyung berusaha agar Mina percaya. "Kerja si kerja, masa anaknya cuma dikasih roti selai tiap pagi bukan kasih sayang, ngasihnya juga matanya malah fokus ke dokumen sama laptop, malamnya istirahat karna capek kerja. gak pernah tuh bunda ke kamar Mina, gak pernah tuh ayah cium kening Mina...kaya keluarga yang lain" panjang lebarnya membuat Taehyung menunduk, perkataan yang diucapkan Mina menjelaskan apa yang terjadi di kehidupannya yang terasa hampa. 

Setiap malam tidak ada kata selamat malam yang terucap seperti keluarga lain. Setiap kali melihat murid yang diantar sekolah oleh orangtuanya kemudian dikecup keningnya membuat Mina yang melihatnya merasa sesak.

Hati Taehyung bergetar rasanya sakit mendengar adiknya berbicara seperti ini. Ia diam pikirannya campur aduk ia juga merasakan hal yang sama tetapi ia dipenuhi teman temannya yang membuat hidupnya sedikit berwarna. Namun Mina, cuek dingin dengan orang yang baru dikenal ia tidak tau cara bergaul. ia tidak biasa dengan kedatangan seseorang lebih tepatnya teman atau sahabat ya dia pikir itu mustahil untuknya yang ia punya hanya Jeno. Siapapun bosan dengannya dan bahkan tidak mau berteman.

Mina menatap Taehyung yang termenung. "Tapi Mina gapapa kok udah dewasa juga gak usah manja kan"ucapnya dengan senyuman paksa. Taehyung masih saja tak berkutik

"Lo sibuk kan? Mina gapapa, pergi aja nanti pulang tinggal minta Jeno anterin pulang" Ia berusaha meyakinkan Taehyung yang menatapnya sendu ia mendongakkan dagu Taehyung, ditatapnya dengan senyuman. "Gue gapapa, tumben khawatir banget. mau nangis lagi tatapannya, masa cowo yang terkenal gentle jadi gini" berusaha mencairkan suasana. 

Taehyung tersenyum diikuti Mina yang berhasil mencairkannya.

Taehyung berdiri kemudian mengusap halus rambutnya dan menyium keningnya. "Gue yang gantiin bunda sama ayah buat cium kening lo" Lalu melambaikan tangannya ke Mina dan bergegas pergi.

Mata cokelatnya yang melekat dapat melihat punggung Taehyung yang menjauh darinya. ia tidak kuat lagi. Mina menunduk perlahan air matanya turun membasahi pipi, semilir angin berhembus disetiap tetesan air mata yang keluar. Ia terus mengusap pipinya namun tetap saja basah dan basah lagi. 

"Butuh pelukan?"

____________________________________________________________________________

F

O

R

M

I

N

For MinWhere stories live. Discover now