SEMBILAN

4.8K 385 2
                                    


Tepat jam dua belas siang setelah selesai kelas, Nada berjalan menuju ruangan dosen. Karena saat jam makan siang, jadi banyak dosen yang sedang ada di mejanya. Saat Nada masuk ke ruang dosen, semua mata dosen-dosen yang ada di ruangan itu lalu melihat Nada dengan tatapan penuh tanya.

"Cari siapa?" Tanya salah satu dosen yang mengajar di jurusan lain.

"Cari pak Rama, pak." Jawab Nada.

"Loh, Rama baru aja keluar. Katanya ada urusan. Memangnya kamu perlu apa?"

Nada memutar bola matanya. Kalau udah tau ada urusan ngapain suruh aku datang ke sini sih, gumam Nada dalam hati.

"Permisi Pak, tadi saya mendapat arahan dari Pak Rama kalua saya disuruh mengambil tugas saya di mejanya. Boleh saya ambil sekarang, Pak?" Tanya Nada kepada dosen itu.

"Sudah dapat ijin dari Pak Rama, Kan? Kalau sudah ya ambil saja di mejanya." Balas Dosen itu.

Setelah mendapat ijin, Nada dengan perlahan melangkahkan kakinya ke meja milik Pak Rama. Meja kerjanya penuh dengan tugas mahasiswa yang bertumpuk-tumpuk. Di sudut kanan, ada selembar kertas yang berisi beberapa kalimat tepat di tengah tengah kertas tersebut yang diawali dengan

Tugas Untuk Nada

Segera Nada mengambil kertas tersebut dan memasukkannya kedalam tas map yang sedari tadi ditentengnya. Setelah memasukkannya kedalam map, ekor mata Nada melihat buket bunga yang terletak diatas kursi milik Pak Rama. Entah bunga jenis apa, Nada tidak tahu. Yang pasti, ada beberapa warna bunga, namun mawar merah mendominasi buket bunga tersebut.

"Cih, genit banget sih mahasiswi jaman sekarang. Doyannya sama dosen dosen. Lagian masih jaman ya ngasih bunga ginian? Sekarang jamannya ngasih duit," Gumamnya dalam hati.

Nada lalu perlahan meninggalkan ruangan dosen itu tanpa suara. Setelah dirinya berada diluar ruangan, entah mengapa Nada merasa lega dan bisa bernafas dengan tenang. Bukan karena di dalam ruangan kekurangan oksigen, tapi entah mengapa, memasuki ruangan dosen membuat Nada takut salah bergerak atau salah bicara, jadi tadi Nada sangat berhati-hati sekali, hingga ia memperhatikan ujung sepatunya.

Kuliah hari ini hanya sampai jam dua belas saja. Sebenarnya kelas akan berakhir sore hari pukul lima sore. Namun untuk kelas sore akan ditiadakan, entah karena apa. Dosennya pun tidak memberi kabar di group kelas. Nada, sih senang senang saja sekarang. Tapi kalua sudah waktunya akan ujian tengah semester nanti, pasti banyak dosen yang membuka kelas pengganti.

***

Sudah dua jam berlalu sejak ia di sewa untuk menemani teman kuliahnya, Evan, menghadiri acara ulang tahun mantannya yang terdahulu. Memang usaha Jasa Pendamping milik Nada sudah beberapa orang yang tahu, termasuk teman-teman kuliahnya. Nada sama sekali tidak keberatan dan malah senang. Itu artinya, Uang yang ada di rekeningnya akan bertambah. Seperti saat ini.

"Udah gue transfer ya barusan, Nad. Makasih banget udah mau nemenin gue. Btw sorry ya tadi mantan gue agak kasar ngomongnya." Ucap Evan.

"Santai aja, lagian gue juga nggak kenal sama mantan Lo. Cepet cepet move on deh, Van. Cewek bukan Cuma dia doang. Tuh si Dita juga cakep kalo diliat liat." Jawab Nada sembari membuka ponselnya untuk mengecek uang sewa nya sudah benar masuk atau belum. "Udah masuk nih Van. Thanks ya! Lain kali kalo butuh apa-apa telfon gue aja. Eh sorry, gue ralat. Kalo lo butuh Jasa Pendamping sementara, hubungin gue aja!" Sambung Nada sembari melepas helm bogo dari kepalanya dan menyerahkan kepada Evan.

"Besok gue mau sewa si Rena aja, lah. Biar ganti-ganti gitu." Ucap Evan disusul tepukan keras tangan Nada di pundaknya.

"Lo kan temennya Petra!" seru Nada.

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant