11 | Hiding

17K 2.1K 864
                                    

Peringatan, beberapa narasi mengacu pada konten cukup keras seperti kekerasan fisik dan sejenisnya. Jika tidak nyaman bisa langsung dilewati ya

 Jika tidak nyaman bisa langsung dilewati ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Voter keberapa ini untuk Arcane🌚🌚












Terkadang Lucy tidak memahami kenapa Namjoon terlihat begitu mengagumkan. Maksud Lucy, terkadang Namjoon bisa begitu lugu dan ceroboh tanpa dibuat-buat tetapi di satu sisi bisa mendadak mendominasi dengan berbagai macam cara; berbicara, tersenyum atau mungkin hanya sekedar membaca buku di temani oleh bau buku di sela-sela rak perpustakaan. Jika seandainya bisa, Lucy ingin mengerjakan semua tugas yang ia punya dengan Namjoon, tetapi tidakkah itu sedikit, berlebihan? Lucy tahu jika Namjoon mengikuti kelas Profesor Yoongi hanya untuk menjaga literasi bahasa Koreanya tetap bagus.

"Are you hungry?" tanya Lucy dengan berbisik ketika Namjoon menjauhkan fokusnya dari salah satu buku karya Rick Riordan yang ia genggam, "I wanna eat tteokbokki, Joon," imbuhnya sebelum mengulum singkat bibirnya karena air liur mendadak memenuhi rongga mulut.

Namjoon sejenak melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya, "Sebenarnya ini belum jam makan siang, tapi jika tugasmu sudah selesai aku tidak masalah pergi ke kantin sekarang," kata Namjoon sebelum menutup bukunya.

Lucy jelas tersenyum dan menjingkatkan pundaknya lirih, mata berwarna hazel itu tersembunyi manis saat Namjoon memasukkan earpod ke dalam kotaknya—earpod ke empat puluh, dan sebenarnya ini memang tidak penting untuk dikatakan. Tapi, mari memaklumi dan berpelukan dengan kecerobohan Namjoon agar keluguannya terpancar keluar.

"Aku akan meletakkan buku ini terlebih dulu, kau bisa menungguku di pintu depan, Lu," kata Namjoon bersamaan berdiri dan meringkas tiga buku tebal sebelum menyampirkan tas pada pundaknya.

"Sounds great!" Lucy nampak menyetujui saran Namjoon dan mengangguk antusias.

Namjoon lantas berjalan sembari menyibak rambutnya, meninggalkan Lucy yang mengikuti presensinya sampai rak ketiga tepat sebelah tangga berulir pada pojok ruang.

Lucy senang ketika Namjoon memanggilnya dengan sebutan singkat yang berbeda, dengan suara seberat dan selembut itu, berbohong jika hati gadis berjaket biru ini tidak berdebar. Lucy memang menyukai Namjoon, meski dia paham jika Namjoon tidak sepenuhnya menyadari—atau memilih mengesampingkannya diam-diam. Tidak apa-apa, selama Lucy masih bisa melihat lesung pipit Namjoon, dia sudah merasa senang. Maka setelah itu, Lucy juga mengemas barang-barang dan segera berjalan menuju tempat peminjaman buku, meski ia terdengar mendesah panjang karena antriannya masih dua orang lagi.

Namjoon bersiul saat musik klasik mengalun lembut melalui speaker hitam yang bertengger pada setiap sudut perpustakaan, meski ia mendadak menghentikan hal itu karena musik klasik memang tidak cocok dengan backsong yang ia lakukan—jangan berharap Namjoon bernyanyi di sini, bisa-bisa Mrs Merith—penjaga perpustakaan bisa menegurnya mati-matian. Terakhir kali Namjoon bernyanyi lagu Listen milik Beyonce, dia berhasil membuat suasana tenang perpustakaan mendadak penuh gelak tawa. Oke, itu memang memalukan dan dia tidak sengaja berteriak karena terbawa suasana. Pernah, kan?

Arcane | ✔️Where stories live. Discover now