'TIGABELAS'

444 94 42
                                    

^Happy Reading^

***
"Ra lu hamil!"
***

Beban paling berat dihidup Langit adalah Zura,cewek kasar yang selalu berulah itu sekarang adalah tanggung jawabnya,amanah dari nenek Zura sekaligus dari kedua orang tuanya

Kenapa Langit tak pergi saja mengabaikan amanah itu, agar hidupnya tidak dipusingkan oleh satu cewek kampret itu

Jawabnya cuma satu,Langit adalah Lelaki yang bertanggung jawab tidak sembrono dibalik sikap nya yang dingin dan misteriusnya.

Cinta?apakah itu penting untuk Langit,dia tak pernah berpikir sekeras itu untuk memahami perasaannya

Membuang buang waktu.

Prioritasnya hanya satu menjaga Zura.

"Gimana keadaan oma saya dok?"
Guratan kahwatir tercetak jelas pada wajah Langit

"Tidak ada peningkatan..dengan keadaannya sekarang transfusi darah yang sekarang dilakukan kurang efektif"

"Jadi apa yang bisa dilakukan untuk kesembuhan oma saya dok?"

"Pasien butuh Transplantasi sumsum tulang belakang...tapi diusianya yang sudah tua sulit mencari pendonor yang cocok"

"Penderita kanker darah umumnya tidak bertahan lama"

Deg

Mendengar itu rasanya seperti tersambar petir di siang bolong

⚡⚡⚡

Disisi lain Zura yang tadi mengikuti Langit kini kebingungan mencarinya

"Langit kemana sih!ngapain coba ke Rumah Sakit..kalau dia mau berobat harusnya ke Rumah Sakit Jiwa"Grutu Zura

Mata Zura menjelajahi semua tempat yang ia lewati

"Langit!lu disini gak?"teriak Zura saat menengok isi tempat sampah yang dibukanya

Orang orang yang melewati Zura hanya geleng geleng kepala tidak habis pikir ada orang gila berkeliaran diRumah Sakit

"Kok ga ada sih..padahalkan Langit sampah masyarakat"

Jika saja Langit mendengar penghinaan Zura tadi mungkin Rumah Sakit ini sudah menjadi arena boxing mereka berdua

Saat Zura hampir putus asa mencari keberadaan Langit,matanya tak sengaja menangkap seseorang yang bentukannya seperti mama muda eh bukan seperti Langit.tidak Zura yakin itu Langit

Zura menghampiri cowok itu yang kini tengah berbincang bincang dengan dokter

"Dok tolong sembuhkan beliau,saya akan berusaha mencari pendonor"

"Tentu saja,itu sudah menjadi tugas saya sebagai seorang dokter"

Langit tersenyum lega mendengar perkataan dokter yang memberinya setitik harapan

"Limbad!"sapa Zura pada Langit

Langit begitu terkejut melihat Zura sudah berdiri disebelahnya

"Permisi dok,kita sambung lain kali" ucap Langit tersenyum ramah kearah dokter tadi dan langsung menyeret Zura dengan kasar agar menjauh dari ruangan tempat oma Zura dirawat

Didalam hati Langit ia berharap agar Zura tidak mendengar apapun yang ia bicarakan dengan dokter tadi

Langit menghempaskan tangan Zura dari gandengannya,Zura begitu terkejut dengan sikap kasar Langit,Zura bingung apa salahnya disini

"Lu ngapain disini ra!?"bentak Langit pada Zura

Entah mengapa bentakan Langit tadi begitu menyakitkan untuk Zura,Air mata Zura sudah berkumpul di pelupuk mata

"Gu..guaa tadi ngikutin lu mau minta tas sekolah gua yang lu bawa" ucap Zura sedikit bergetar

"Lu bisa kan nunggu dirumah!gua juga gabakal jual tas murah lu itu!"

Pertahanan Zura hancur air mata lolos tanpa bisa dicegah,Zura tidak menyangka akan selemah ini karna bentakan Langit

Melihat Zura menangis membuat Langit merasa bersalah,dirinya tidak sadar telah melampiaskan rasa frustasinya pada Zura

"Sorry ra gua kelepasan" suara Langit mulai terkontrol,diusapnya air mata Zura dengan jemarinya perlahan

"Ayo gua anter pulang"ajak Langit menggandeng Zura dan Zura pun tidak menolak, dirinya hanya pasrah akan ikut dengan Langit

Belum sempat mereka beranjak,Zura dan Langit bersitatap dengan Praya dan Vanda yang berdiri dihadapan mereka memandang dengan penuh selidik

"Ra lu hamil!" sentak Praya tanpa basa basi

Zura dan Langit sama sama terkejut tidak habis pikir dengan apa yang Praya katakan

"Ya ampun ra gak nyangka lu dah dewasa secepet ini..tapi kenapa sama Langit sih bukannya dimusuh bebuyutan lu.oh ya gua tau..benci jadi cinta nih"

"Tapi tetep aja,gak sampe hamil juga kali ra"

"Em..pray-"Zura tidak bisa menyela apa yang dikatakan Praya,lantaran praya terus saja nyrocos kayak kreta api

"Lu sih lang kenapa gak pake pengaman jadi gol kan,gunanya Alfamart jual kondom itu buat apa?bego banget jadi cowok" Zura,Langit,dan Vanda sama sama kaget dengan kalimat vulgar yang dikeluarkan Praya

Mereka memilih bungkam menunggu Praya berhenti bicara

A few moment laters

"Kasian Zura harus mlendung gara gara lu!"

"Gimana jelasinnya ke oma Zura!mikir!"emosi Praya sudah meletup letup karna kedua sejoli ini,dirinya mesum tapi ga akan sebodoh itu melakukan hal yang sebelum waktunya terjadi,Praya masih punya cita cita dan Praya yakin Zura pun punya cita cita yang ingin digapai

Akhirnya Praya berhenti bicara untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya,banyak bicara membuatnya lelah ditambah dengan emosinya

"Pray..mereka cuma gandengan kok bisa hamil?"Vanda akhirnya mengeluarkan suara

Praya mendengus kesal,kenapa Vanda bisa selemot ini,lain kali Praya akan menukar otak limit Vanda dengan lumba lumba

"Ya ampun Vanda kok lu lemot banget sih,lu liatkan mereka berdua berdiri didepan poli kandungan tadi Zura nangis nangis lagi"

Jleb

Zura dan Langit sekarang paham mengapa Praya menuduh Zura hamil

Rasanya Zura ingin menjambak jambak rambut Praya sampai botak,Zura mendekat kearah Praya

"Aw..aadu.duh sakit ra" Zura menarik telinga Praya sebagai bentuk kekesalannya

"Gua ga hamil tolol!" ucap Zura melepaskan telinga Praya dan berlalu pergi meningglakan mereka

Langit pun hendak menyusul Zura,saat Langit melewati Praya dan Vanda dirinya menahan tawa,padahal didalam hatinya sudah guling guling menertawakan kebodohan sahabat Zura,emang satu angkatan korona mereka,gobloknya natural.

Melihat raut wajah Langit tadi rasanya Praya sangat malu,sia sia saja dirinya bicara panjang lebar tadi

"Buahahaha bego" Vanda cengar cengir ke arah Praya

"Anjing malu anjing" batin Praya meruntuki kebodohannya
-

Dari sepenggal cerita diatas kita bisa belajar untuk tidak menjugde seseorang tanpa tau kebenaran,bertanya dulu pada orang yang bersangkutan jangan hanya memahami keadaan yang dilihat dan didengar,
pikiran seperti itu bisa saja menyakiti perasaan orang lain.

Tbc...
#dirumahaja

Stuck In PlaygirlWhere stories live. Discover now