'EMPAT'

750 136 55
                                    

^Happy Reading^
***

"Gua tau ra lu pengen berdiri sendiri tapi disini ada gua yang siap jadi sandaran lu saat lu capek buat berdiri"
***

"Mata lu kenapa kayak panda gitu ra?" tanya Rey menundukkan kepalanya agar bisa mensejajarkan wajahnya dengan wajah Zura,wajar saja karna Rey sangat tinggi,
Tinggi Zura hanya sebatas bahu Rey.

Belum sempat Zura membalas pertanyaan Rey,Rey sudah memotongnya lagi dengan pertanyaannya

"Lu ga tidur semalem?"

"Lu habis nangis...mata lu sampe bengkak gini juga?"

"Lu ada masalah?cerita sama gua ra"

"Udah nanya nya?! atau masih mau lanjut?" ucap Zura memandang kesal Rey

"Lu denger baik baik nih ya...  Gua emang ga tidur semalem, itu karna gua marathon Drakor dan mata gua yang bengkak ini karna baper sama ceritanya, jadi sampe gua mewek mewek tau sendiri kan lu cewek kalo baper nangis ya hasil nya gini" jelas Zura

"Ck lagian lu tau besok sekolah malemnya jangan begadang ga baik buat kesehatan ra,kalo mau nonton Drakor pas libur aja ogeb" ucap Rey menasehati Zura

"Iya iya" ucap Zura memutat bola matanya malas mendengar ceramah Rey pagi pagi begini

Semua penjelasan Zura tentang matanya yang bengkak semua itu bohong,ia hanya tak ingin membuat Rey khawatir dan merepotkannya dalam masalahnya,ia akan menyimpan semuanya sendiri,karna ia ingin terlihat baik baik saja didepan semua orang.

Flashback on...

"Kamu mau papa gimana nak?biar kamu bisa maaf in papa" tanya Ayah Zura pasrah

"Balik in mama Zura lagi!" ucap Zura mulai menetes kan air matanya,ia sakit mengingat mamanya yang telah pergi

Ayah Zura hanya diam mematung setelah mendengar perkataan Zura tadi,ia bisa merasakan betapa perihnya hati Zura sekarang,ia menyesal telah tergoda oleh jalang sialan itu yang membuat keluarganya hancur sekarang,anaknya satu satunya yang paling ia sayang yang dulu sangat manja kepadanya sekarang sangat membencinya bahkan untuk memanggilnya papa lagi Zura tak sudi.

Penyesalan selalu datang diakhir jika penyesalan datang diawal mungkin tidak akan ada kata terlambat

"Oh iya mama pergi kan karna kebodohan anda yang memilih jalang itu" ucap Zura tertawa perih yang masih berderai airmata

"Cih dasar pembunuh!" ucap sinis Zura menunjuk ayahnya

Mendengar keributan diluar rumah ,nenek Zura pun keluar untuk melihat asal keributan itu, hatinya pun sudah tidak tenang melihat menantunya dan cucunya diluar rumah dengan tangis Zura yang semakin menjadi.

Stuck In PlaygirlWhere stories live. Discover now