Alkana mengangguk menanggapi lalu menaiki motornya, sebelum memakai helm nya Alkana mendengar Kenzo berucap.

"Fokus untuk menang!" Alkana menatap temannya itu, di antara yang lain Kenzo yang paling peka terhadap perasaan dan lingkungan orang-orang di sekitarnya. Pikiran Alkana sedikit pecah sekarang, ia bingung memikirkan kemarahan Liona tadi siang padanya.

Alkana mengangguk saja, ia memakai helmnya lalu menyalakan mesin motor, ia melirik ke kiri di mana River ternyata sedang menatap juga ke arahnya. Meski memakai helm, dari kerutan mata lelaki itu Alkana tau jika ia bibir River sedang menyeringai.

Alkana memutar bola matanya lalu menurunkan kaca helmnya hingga seluruh wajahnya benar-benar tertutupi, River melakukan hal yang sama.

"Ready?" seorang gadis dengan rok mini berdiri sekitar dua meter di depan, tepat di bagian tengah antara dua motor tersebut.

Brummmm!!!

Alkana menjawab dengan deruman motor sport hitam kebanggaannya.

"Ready?" gadis itu kini bertanya pada River, dan di jawab seperti Alkana barusan, dengan deruman motor.

"GO!!!!!" gadis itu berteriak seketika kedua motor itu melaju kencang, gemuruh tepuk tangan dan sorak teriakan terdengar, mereka saling menyoraki idolanya masing-masing. Di mana semua di dominasi oleh fans Alkana, atau bisa di sebut juga fans Xanderoz.

Sepanjang memacu motornya, Alkana mengingat kejadian tadi di sekolah, di mana Alkana menghajar Malvin habis-habisnya setelah si brengsek Malvin berani menampar gadisnya. Malvin hampir mati di tangannya jika ketiga sahabatnya tidak menahannya. Hal itu membuat Liona menangis dan marah pada Alkana, terlebih lagi melihat keadaan Malvin yang sangat mengenaskan, wajahnya penuh luka, karena bagian itu menjadi sasaran utama Alkana. Dalam pikiran Alkana hanya satu, Malvin harus merasakan rasa sakit ribuan kali dari rasa sakit yang Liona terima darinya.

Alkana dan Liona di panggil ke ruang BK, sedangkan Malvin di bawa ke UKS. Guru BK bertanya kronologi kejadian tersebut, Liona menceritakan segalanya. Karena kejadian itu, Alkana di skors selama tiga hari dan Malvin mendapatkan peringatan keras, karena dengan berani menampar siswi di lingkungan sekolah, terlebih lagi ia menjabat sebagai ketua OSIS.

Sebenarnya Malvin akan di berikan sanksi yang sama seperti Alkana, namun guru-guru yang begitu dekat dengan Malvin tidak setuju. Mereka mulai mengungkit prestasi Malvin yang mengharumkan nama sekolah mereka. Hingga akhirnya ia hanya di berikan peringatan keras.

Sangat tidak adil batin Alkana, apa Alkana harus meminta Papanya membeli sekolah itu?. Sepertinya iya, agar tidak ada yang berani bertindak seenaknya di sana. Karena seorang Alkana tidak suka sesuatu hal yang di luar kendalinya.

Akhirnya motor Alkana lebih dulu sampai di garis finis, gemuruh tepuk tangan kembali terdengar, banyak anggota Xanderoz yang menatap kagum pada Alkana. Xanderoz memiliki banyak anggota, tidak hanya anak SMA Venus, banyak anggota mereka yang berasal dari sekolah lain.

"Arghhhhh!!!!" River berteriak marah sambil menendang motor sport nya hingga terjatuh ke samping. Karena ia kalah, motor tersebut sebentar lagi akan menjadi milik Xanderoz.

Langit mendekat pada River sambil menjulurkan tangannya meminta kunci motor tersebut. Namun bukannya memberikan kunci River melayangkan bogeman pada wajah tampan Langit, semua orang langsung berteriak heboh, suasana berubah ricuh. Hingga akhirnya bentrok antara kedua geng tersebut terjadi, sama seperti sebelumnya. Ini bukan kali pertama, karena setiap Alkana memang ini lah yang terjadi.

Langit yang hampir tersungkur tadi, tubuhnya di tahan oleh Alkana, mendorong Langit pelan ke samping, Alkana melayangkan bogeman balasan pada River lalu menghajar pria itu membabi-buta.

ALKANA [END]Where stories live. Discover now