Part 5

42 8 0
                                    

Aku merasa dengan kehadiran orang baru telah mengubah segalanya. Sikapmu, cara bicaramu, dan perlakuanmu padaku.
~Erika Jovelyn~

********

Tangisan langit dengan indahnya membasahi bumi, meninggalkan jejak-jejak rahmat, dan rasa sejuk tak tertandingi. Seperti biasanya, para siswa-siswi tetap melakukan kegiatan belajarnya di sekolah. Begitu juga dengan Aileen. Fahril dengan sabarnya mendorong kursi roda Aileen sampai ke kelasnya. Sambil mendorong kursi tersebut, Fahril bercerita banyak hal seperti burung beo. Aileen dengan sabar mendengar kicauan beo tersebut.

"Ai, kalau pulang telpon aja, ya," pesan Fahril ketika sampai di depan kelas Aileen.

"Iya, Kak. Aileen ada kelas tambahan nanti, jadi pulang agak telat," jawab Aileen.

"Hm, oke, jangan main hujan, nanti sakit. Lagian lo bakal ribet karena pakai jilbab," pesan Fahril lagi.

"Iya, Kak, Aileen tau kok. Kak Fahril makin lama makin cerewet," ujar Aileen sambil terkekeh.

"Terserah, gue pulang, ya," pamit Fahril.

Aileen hanya mengangguk sebagai respon, Fahril melambaikan tangannya lalu pergi. Aileen masuk ke kelasnya, di sana hanya ada Erika duduk sambil membaca novel. Suasana di sekitar diselimuti keheningan, Erika tidak menyapa Aileen, ia fokus dengan novelnya.

"Rik, lo baca apa?" Aileen berusaha menyapa Erika.

"Lo bisa baca sendiri judulnya," jawab Erika ketus. "Lo dah cacat, jangan sampai nggak bisa baca," ucap Erika sarkastis.

Aileen hanya diam, ia berusaha membuat bendungan di matanya agar air tersebut tidak keluar dari matanya. Aileen mendorong kursi rodanya pelan, ia menuju di mejanya.

Kenapa Erika mengatakan itu? Bukannya kemarin kami baik-baik saja? batin Aileen.

Aileen melihat isi lacinya, seperti biasa, ada sesuatu yang diletakkan oleh orang misterius di lacinya. Cokelat?

Aileen melihat cokelat itu, ternyata ada surat kecil yang terselip di antaranya. Aileen membuka surat itu dan membacanya.

Dear Aileen

Maaf, kali ini aku tidak menyelipkan puisi. Sebenarnya aku ingin menuliskan puisi untukmu, tapi ada satu dua hal yang membuatku tidak bisa menuliskannya. Terimalah coklat ini sebagai penggantinya. Oh, ya, jangan bertanya-tanya siapa yang memberikannya. Yang penting kamu mempercayai ada aku di sekelilingmu tanpa kamu ketahui. Semoga kamu suka.

ReSA

Aileen tersenyum melihat kertas dan cokelat itu. Aileen semakin penasaran siapa yang mengirimkan cokelat dan kertas itu. Aileen menyimpan cokelat dan kertas tersebut di dalam tasnya, ia akan memakannya saat istirahat nanti.

Aileen melihat ke tempat duduk Erika, ia masih nyaman dengan rasa sunyi di sekeliling mereka. Ada beberapa penghuni kelas mulai berdatangan dan duduk dengan tenang. Masih dalam keheningan, tak ada sapaan, mereka asik dengan kesendirian. Aileen mengembus napas kasar, ia ingin keluar kelas, tetapi ia sedang malas mendorong kursi rodanya. Aileen mengambil buku pelajaran untuk menyibukkan diri. Namun tidak dapat dipungkiri rasa sepi yang dialami.

******

Erika menelusuri koridor sekolah, ia berhenti tepat di kelas XI IPA 2. Ia mulai celingak-celinguk, ia seperti mencari seseorang.

"Rik, lo cari Regan 'kan?" ucap seseorang yang berhasil mengejutkan Erika.

Erika berbalik, terlihat seorang laki-laki dengan rambut acak-acakan. Dia adalah Manaf.

Lame Girl Where stories live. Discover now