2. In Hotel

12K 1K 373
                                    

REVISI MY STEP BROTHER
HOPE YOU LIKE IT!

®MyStepBrother

Acara tadi sore membuat Chenle benar-benar terlelap dalam tidurnya sampai melupakan waktu makan malamnya.

Karena, Chenle tidak makan pun dia sudah kenyang dengan ketampanan dari sang kakak re: Lee Jisung. Tapi masalahnya sekarang sudah larut malam dan Chenle merasa lapar sekali dia ingin memakan sesuatu tetapi ia malas untuk membuka matanya. Chenle bergerak kesana-kemari untuk menghilangkan rasa laparnya itu, lalu pergerakan itu terkunci, karena Chenle dipeluk erat oleh seseorang dari belakang dan itu membuat Chenle terbangun dari tidurnya.

"Bisa diam tidak?" Terdengar suara serak khas bangun tidur.

"Hm." Chenle hanya mengucapkan begitu. Dia menjadi diam tapi ada suara yang membuatnya merasakan malu.













Krukkkk...

Krukkkk...

Krukkkk...

"Kau lapar?"

"Eum tidak, tidur lagi saja aku akan ke lantai dasar hotel ini."

"Mau apa? Ini sudah hampir pukul dua pagi."

"Aku ... A-ku mau-" Chenle menghentikan ucapannya, lalu keluar dari kamar hotel.

"Mau apa sayang." Jisung mengikuti Chenle dari belakang.

"Bukan apa-apa, lupakan."

"Lapar? Ayo turun bareng gue." Yang tua memilih menarik tangan adiknya untuk turun ke lantai bawah.

"Hah?" Chenle bingung sesaat dirinya tidak tau harus berbuat apa, jantungnya berdebar saat tangan besar menggenggamnya dengan erat. Sangat pas ukurannya dengan tangan Chenle yang kecil. Chenle tersenyum kecil saking kecilnya Jisung tidak melihatnya.

Mereka pun keluar dari kamar hotel yang tadi sore menggelar acara pernikahan saudara Lee Jeno dan Huang Renjun -ralat udah jadi Lee Renjun. Acaranya sangat megah meriah sih walau cuma dihadirin lima puluh ribu orang. Dikit bangetkan emang dasarnya Lee Jeno itu pelit. Tamu undangan aja cuma segitu.

Kata orang-orang anaknya Lee Jeno itu dingin banget, tapi kenapa dengan Chenle dia perhatian banget, dingin aja engga. orang suhu tubuhnya panas ko jadi engga dingin. Mungkin punya sesuatu yang spesial dengan Chenle, seperti benih-benih bunga didalam hati tumbuh. Kaya gitu kata si Chenle teh.

Mereka berada di satu lift yang membawa mereka ke lantai dasar atau bisa dibilang ke restoran yang ada dihotel.

Mereka didalam lift saja tidak berbicara sama sekali. Hanya terdengar suara nafas saja dan detik jam tangan yang Chenle pakai. Tapi menurut Chenle seperti ada suara jantung berdetak kencang didalam tubuhnya itu. Dia takut kalau Jisung denger, kan berabe kalau sampai kedengeran. Bisa dead ditempat Chenle.

"Le." Jisung memberanikan diri untuk memulai percakapan didalam lift.

Jantung Chenle semakin berdetak setelah disapa dengan suara serak itu, pipi Chenle kelihatan seperti stroberi. Merah ada putih-putihnya dikit.

"I-iya?" Chenle menjadi gugup.

"Elu lucu deh kalau lagi merah gini."

"Ah. A-apaan sih." Chenle pun keluar dari lift karena lift sudah terbuka dan langsung meninggalkan Jisung. Menghilangkan rasa canggung menurut Chenle.

My Step Brother || S2 Discontinue Where stories live. Discover now