Prolog

625 183 67
                                    

Zeefan,
Sudah bertahun-tahun yang lalu sejak kata itu kau ucapkan, kata yang tidak pernah aku pikirkan sedikitpun, membuatku untuk terus mengingatmu, lagi. Memaksaku untuk tidak melupakanmu.

Aku tidak tahu kenapa dengan semestaku saat ini. Mereka seperti meminta untuk mengisi ruang kosong yang sengaja tidak ku isi karena aku maunya kamu, bukan yang lain. Apakah salah jika aku mengharapkan kamu untuk kembali mengisi ruang itu? Apakah itu hal yang mustahil? Atau cerita fiksi yang hanya akan ada dalam buku?.

Perlu kamu tahu bahwa sejak hari itu, pertanyaan demi pertanyaan selalu datang menghantuiku, memintaku untuk menjawabnya, dan jawaban itu hanya kamu. Bagaimana bisa aku menjawab seribu bahkan jutaan pertanyaan sedangkan menemukanmu saja, aku tidak bisa.

Aku tidak mampu jika harus menatap matamu yang indah, mendengar suara yang sudah bertahun-tahun tidak ku dengar, aku tidak mampu. Karena jika begitu, aku tidak akan sanggup melihatmu berbalik arah dan pergi karena pasti aku akan menahanmu dan aku tidak mau. Aku tidak mau menahan yang tidak ingin ditahan, memaksamu di sini sama saja membunuhmu secara perlahan.

Tapi, jika menemukanmu rasanya hanya sebuah mimpi, maka biarlah kamu yang menemukanku.

Menemukan buku yang di dalamnya hanya berisi tentang kamu. Di sini, kamu akan mendapati berbagai hal yang tidak kamu ketahui. Walaupun aku tidak yakin jika kamu akan membaca cerita ini, biarlah aku terus berharap.

Apabila nanti harapanku terwujud dan kamu membacanya, aku harap kamu bisa mengerti kenapa cerita ini aku suarakan dalam sebuah buku. Meskipun kamu selalu bilang bahwa kamu tidak suka membaca cerita seperti ini, terlalu berlebihan menurutmu. Maka akan ku pastikan, jika cerita ini menjadi sebuah buku, maka kamu akan membawanya pulang, mungkin untuk dibiarkan berdebu? Hahaha

Percayalah bahwa aku tidak suka dengan cerita yang sudah ku ketahui seperti apa akhirnya, tapi supaya kamu bisa menemukanku, maka untaian kata ini tercipta. Sebuah cerita yang sengaja ku rangkai hanya untukmu.

Dari yang tersayang, Vi.

ChocolateWhere stories live. Discover now