Fixed on You ||01

14.9K 485 28
                                    

Fixed On You✨






"Arion, aku setuju dengan rencana kamu. Mengakuisisi perusahan kecil yang memiliki potensi besar untuk perusahan merupakan ide yang bagus. Kau sudah menemukan perusahan mana yang akan kau pilih?" Darin memperhatikan Arion dengan tenang.

"Sudah paman. Tapi aku masih butuh waktu untuk memperhitungkannya." Pria dengan garis rahang yang tegas itu menyangga dagunya dengan jempol tangannya.

Arion Oxzhia Bouttier. Memiliki otak yang cemerlang dan di tunjang dengan fisik yang nyaris sempurna. Membuat pria itu seperti tidak memiliki celah kelemahan.

"Benar. Pastikan kau melakukannya dengan sempurna. Jangan terlalu terburu-buru." Ujar Darin.

Kerap kali Arion selalu meminta saran pekerjaan pada Darin, pamannya. Arion merasa lebih nyaman menceritakan soal pekerjaan pada Darin ketimbang pada ayahnya sendiri. Karena Dylan, sang ayah pasti akan selalu membantunya. Dan Arion tidak suka itu. Ia ingin berdiri dengan kakinya sendiri. Dan tidak ingin orang lain meremehkannya hanya karena selalu sukses dengan bantuan sang ayah.

Dering ponsel Darin membuat Darin mengangkat tangan ke udara untuk memberi tanda pada Arion agar menunggu sebentar, selama ia menerima panggilannya.

"Iya?" ujar Darin pada oang di sebrang telepon.

Arion diam dan memperhatikan ekspresi wajah Darin.

"Apa? Huftt.. baiklah. Aku akan segera kesana." Darin menghela nafas setelah panggilan itu berakhir.

"Kenapa paman?"

"Clarissa membuat masalah lagi. Dan aku harus mengurusnya."

Arion mengetuk meja kerja beberapa kali sebelum ia kembali bersuara. "Aku akan membantu paman mengurusnya. Paman tetap disini saja."

"Oh syukurlah. Aku selalu bisa mengandalkan mu. Aku jadi khawatir dengan keberangkatan ku Ke Jepang. Aku dan Felicya merasa tidak aman meninggalkan Clarissa di rumah sendirian." Tutur Darin.

Arion tersenyum simpul menanggapi ucapan Darin.

Di lain waktu, kedua gadis berseragam sekolah tengah melakukan kekerasan fisik. Keduanya saling menjambak, menendang ataupun mencakar. Semuanya di lakukan untuk menumbangkan lawan.

"Sialan!! Kau gadis tidak tau diri!! Bitch!!" ujar gadis itu yang seperti membara ingin membunuh musuhnya.

"Jaga ucapanmu!! Pacarmu sendiri yang melemparkan dirinya padaku!! Hah!! Kau pikir aku mau dengan bekas busuk mu itu?" sarkas gadis satunya. Ia adalah Clarissa Oldy Wilkens.

Mereka sedang bertarung di ruang olahraga. Sehingga tidak banyak orang yang tau. Hanya ada beberapa teman dari masing-masing kubu.

Yuki yang mana adalah teman baik Clarissa menggigit bibir bawahnya. Kakinya bergerak gelisah. "Kurasa ini tidak benar." Ujarnya. Ia langsung menelpon sahabat baik Clarissa agar lekas datang memisahkan Clarissa dan Karina.

"Kau kira kau cukup cantik?"

"Oh iya. Tentu saja aku merasa sangat cantik. Nyatanya pacar bangsat mu itu sampai memohon-mohon agar aku menerimanya." Clarissa mengerlingkan mata saat merasa berada satu langkah di depan Karina.

"Bitch!!" maki Karina kesal. Ia kembali menjambak rambut Clarissa dengan kuat.

"Argghhh!!! Fuck you!!!" Clarissa yang kesakitan meraung dan membalas dengan mencakar leher Karina. Tak hanya itu, Clarissa memberikan sebuh pukulan pada perut Karina.

Membuat Karina limbung dan terjatuh ke lantai. Karina mengelap hidungnya yang mengeluarkan darah. Ia semakin geram.

"Shit!" Karina yang langsung bangkit dan hendak menyerang langsung di halangi seorang pria dengan tubuh tinggi.

Fixed On YouWhere stories live. Discover now