Chapter 25: Kepastian

Comincia dall'inizio
                                    

Anak-anak menoleh. Arka pun tersenyum. "Woy, udah pada kumpul semua ternyata."

Arka datang tidak sendiri. Pandangan mereka kompak tertuju pada seorang gadis yang berjalan di samping Arka. Gadis itu terlihat asing. Tidak ada satu pun dari mereka yang merasa mengenalinya.

Arka dan gadis itu kian mendekat. Sesampainya di sana, Arka langsung meletakkan tasnya di samping Naura. "Sorry, nih. Gue telat. Tadi ada urusan bentar."

"Wih, urusan apaan, Ar? Jemput cewek baru?" ucap Udin menggoda Arka.

Arka terkekeh. "Ngaco lo kalau ngomong."

Lala menyenggol lengan Naura. "Pacarnya?" bisiknya.

Naura menggeleng. Ia pun melepas pandangannya dari gadis itu.

"Siapa? Kenalin, kali," ucap Udin yang terlihat bersemangat.

Galuh, Fiko, dan Disa melirik Naura. Naura yang merasa diperhatikan pun mencoba bersikap biasa. Meski nyatanya, diam-diam Naura sedikit merasa tak nyaman.

Arka menoleh sekilas pada gadis berambut panjang itu. "Kenalin, dia Zia. Teman les. Kebetulan anaknya rekan kerja Mama gue."

"Ooh... Teman."

"Iya. Salam kenal semuanya." Zia tersenyum. Matanya melengkung membentuk bulan sabit. Manis.

"Masya Allah cantiknya," puji Udin.

Arka menggeleng-gelengkan kepalanya. Arka yakin setelah ini laki-laki itu akan melancarkan aksinya untuk mendekati Zia.

"Timnya Kak Fendy belum lengkap, kan? Gue mau ke belakang dulu. Zi, duduk, gih."

Zia mengangguk. Ia kemudian mendekati Naura, Lala, dan Disa. "Hai," sapa Zia kepada ketiga gadis di sampingnya.

Naura dan Disa tersenyum. "Hai."

Lala melambaikan tangannya. "Hai juga. Kenalin aku Lala. Dia Naura dan dia Disa."

"Zia. Salam kenal."

"Duduk, Zi," ucap Naura.

"Oh iya, makasih."

Naura hendak mengambil tas berwarna hitam milik Arka untuk disimpannya. Namun, Zia sudah lebih dulu mengambil tas itu dan duduk di sampingnya sembari meletakkan tas Arka di pangkuannya.

Naura berdehem pelan dan segera menarik tangannya yang menggantung. Disa dan Lala yang melihat sikap Zia pun langsung saling berpandangan.

***

Selama pertandingan dimulai. Naura, Lala, dan Disa tidak fokus menonton. Atensi mereka sama-sama tertuju kepada Zia yang saat ini tengah memandang salah satu pemain di lapangan. Senyumannya merekah. Kedua matanya berbinar. Sangat terlihat jelas bahwa dirinya tengah mengagumi dan tertarik pada sesuatu hal. Tanpa bertanya pun mereka tahu bahwa Zia tengah menyukai seseorang.

"Ka."

Arka menoleh. Fiko berlari kecil di samping Arka.

"Beneran cuma teman?" tanya Fiko.

Arka menoleh sesaat ke arah Zia. "Iya, cuma teman. Kenapa?"

"Enggak apa-apa."

Arka memicingkan matanya. "Suka, lo?"

"Kagak!"

Arka tersenyum menggoda. "Heleh..."

Fiko menyerngit. "Apaan? Kalau lo udah sama Zia, gue jadi bebas mau dekatin Naura."

"Anjing."

Fiko terkekeh lalu menghindar dari Arka.

***

Mantan Rasa Pacar [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora