17. Syafiq Nakal, Alvin Senang

Comenzar desde el principio
                                    

Biasanya sehabis shalat Maira mengaji sampai isya tapi tidak untuk kali ini karena Maira harus melihat keadaan Alvin.

"Daddy cemen, maca gitu doang cakit. Kayak Capik dong kuat Daddy," Syafiq memamerkan otot di tangannya yang membuat Alvin terkekeh pelan.

"Iya cukup Daddy aja yang sakit, Syafiq sama mammy jangan yaa."

Syafiq mengerucutkan bibirnya tidak setuju, "Ndak oleh gitu dong Daddy! Daddy uga halus sembuh bial bisa main lagi cama Capik!"

"Iya udah cium dulu dong Daddynya biar cepet sembuh."

Cup!

Syafiq mencium pipi sebelah kanan Alvin, lalu Alvin memegang pipi kirinya. Seperti paham bahasa tubuh, Syafiq mencium pipi kiri Alvin.

Cup!

Setelah itu Alvin menunjuk keningnya sembari tertawa, bocah kecil itu menuruti aba-aba dari Alvin.

Cup!

"Sip! Pinter anak Daddy," Alvin mengacak rambut Syafiq gemas, dengan lugunya Syafiq malah tertawa yang membuat Alvin ikut tertawa.

"Ehem," Maira berdehem agar Alvin dan Syafiq menyadari kedatangannya.

"Kenapa? Mammy mau cium daddy juga?" goda Alvin.

"Nih cium!" Maira menunjukan kepalan tangannya sambil melotot galak.

Alvin tertawa melihat respon Maira seperti itu, dari dulu Maira tetap galak kepadanya.

"Iya dong Mammy cium Daddy, bial Daddy cepat sembuh," tambah Syafiq dengan senyum nakal.

Alvin mengacungkan jempolnya ke arah Syafiq, tidak sia-sia Alvin mendidik bocah kecil itu tau saja apa yang daddynya mau.

"Eh! Nggak ada nggak ada, itu mah mau Daddy kamu aja tauk!" Maira menjulurkan lidahnya ke arah Alvin.

"Bodo! Mammy halus cium Daddy, kalau ndak Capik ngambek nih!"

Mulai deh ah dramanya, Syafiq menghentak-hentakkan kakinya kelantai bibirnya dimajukan pura-pura ngambek agar Maira menuruti permintaan dirinya dan Alvin. Good Job Syafiq!

"Tuh denger, Syafiq aja ngerti masa kamu enggak?" Alvin menaik-turunkan alisnya dan tersenyum nakal.

Maira berkacak pinggang sambil melototkan matanya ke arah Alvin. Mendapat respon istrinya seperti itu, Alvin berpura-pura kesakitan dengan memegangi kepalanya.

"Aduh Syafiq kepala daddy sakit nih!"

"Tuhkan Mammy! Buluan dong, cium daddy nanti talo daddynya tambah cakit gimana?" bocah kecil itu panik melihat Alvin kesakitan padahal Alvin hanya akting.

Karena dorongan dari si bocah kecil kutu kupret itu, mau tidak mau Maira harus mencium Alvin.

Cup!

"Sudah kan?"

"Lagi dong Mammy! Cebelah kilinya!" Syafiq mendorong tubuh Maira agar lebih dekat dengan Alvin.

Untukmu ImamkuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora