20. Mulai Ada Rasa

3K 218 7
                                    

Sesuai janji 100 votes langsung aku update. Jangan lupa vote dan komen nya lagi ya guys.😘

Ify rasanya sangat malu sekali. Bisa-bisanya dia berciuman dengan Rio di ruang tamu rumahnya sendiri. Apalagi sampai kepergok bik Surti. Entah kenapa dia diam saja saat Rio mendekatkan wajahnya tadi hingga mereka sampai ketahuan seperti itu.

"Maaf ya" Rio meraih pergelangan tangan Ify dan menggenggamnya. Sebenarnya dia tidak merasa bersalah karena telah mencium Ify. Tapi lebih karena dia yang tidak tahu tempat hingga mereka harus ketahuan seperti tadi.

"Lupain aja" sahut Ify. Dia melepaskan tangannya dari tangan Rio. Lalu diapun membasahi handuk tadi yang sudah mulai mengering. Dia melanjutkan mengompres wajah Rio kembali.

Rio memandangi wajah Ify dalam diam. Entah kenapa rasanya dia rela babak belur setiap hari kalau Ify seperhatian ini kepadanya. Tak apalah dia sakit dulu untuk menarik perhatian Ify.

"Dilihat-lihat kamu ganteng kayak gini deh" ujar Ify terkekeh kecil. Rio yang mendengarnya pun menaikan alisnya pertanda heran.

"Kamu aneh-aneh aja. Giliran aku babak belur gini kamu bilang ganteng. Tapi makasih ya sayang"

"Udah ga sakit lagi kan? Minum airnya dulu tuh" kata Ify lagi. Dia meletakkan kompresannya di dalam baskom tadi.

"Iya udah mendingan kok. Kan yang ngompres cantik" gombal Rio.

"Apaan sih ga nyambung banget. Udah itu diminum dulu biar bisa langsung pulang"

"Kamu kok nyuruh aku buru-buru sih. Kan aku masih mau berduaan sama kamu. Malu ya sama bibik?" Rio semakin menjadi menggoda Ify. Sudah pernah dia bilangkan kalau dia suka melihat raut wajah kesal Ify.

Ify merasa kesal karena tanpa dapat diduga pipinya memanas mengingat ciuman mereka tadi akibat perkataan Rio itu."Udah buruan minum, terus pulang"

"Iya-iya sayang"

**********

Ify masuk ke kamarnya setelah tadi mengantar Rio ke depan saat laki-laki itu akan pulang. Dia duduk di atas tempat tidurnya dengan pikiran yang berkelana kesana kemari. Kejadian saat Rio menolongnya tadi terekam jelas diingatannya.

Rio terlihat tulus mencemaskannya. Rio juga bahkan rela babak belur akibat melawan dua preman yang merupakan komplotan begal itu. Ify tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika Rio tidak datang menolongnya. Mungkin saja dia sudah diperkosa atau bahkan lebih parah lagi dibunuh oleh mereka. Ify bergidik sendiri memikirkan itu.

"Fy...."

Ify tersentak saat mendengar pintu diketok dengan diiringi suara papanya. Diapun bergegas menuju pintu dan membukanya. Dilihatnya sang papa ada di depan kamarnya.

"Kata mama kamu baru aja dirampok? Kamu ga papa kan? Ga ada yang luka atau lecet?" Dimas langsung memeriksa tangan dan wajah Ify. Dia takut anak semata wayangnya kenapa-napa.

"Iya Ify ga papa kok pa. Papa ga usah khawatir". Sahut Ify.

"Syukurlah sayang" Dimas merengkuh Ify ke dalam pelukannya. "Kamu anak papa satu-satunya. Ga akan papa biarin kalau ada yang berani nyakitin kamu" tambah Dimas. Dikecupnya puncak kepala Ify dengan sayang. Ify pun balas memeluk papanya dengan erat.

Terlahir menjadi anak satu-satunya membuat Ify sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Bahkan terkadang mama dan papanya sangat memanjakan dirinya. Namun sebisa mungkin dia tetap menjadi anak yang mandiri.

"Makasih pa" Dimas menganggukan kepalanya. Lalu dia mengurai pelukan mereka berdua.

"Papa cariin sopir ya buat kamu. Papa ga mau kejadian tadi terulang lagi"

When The Jerk Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang