12. Ancaman

2.8K 198 12
                                    

Rio melangkahkan kakinya menuju toilet setelah dia melirik arloji di pergelangan tangan kanannya. Dia bersandar di dinding depan toilet secara menunggu Ify. Tadinya dia ingin mengantar saat Ify ingin ke toilet, tapi ditolak oleh Ify. Namun tetap saja dengan keras kepalanya dia menyusul Ify hingga ke sini.

Dia melakukan ini semua demi menjaga Ify dari jangkauan laki-laki yang ada di pesta itu. Dia tidak ingin Ify ditatap lapar oleh kaum yang berjenis kelamin sama dengannya.

"Sayang, kok kamu disini?"

Rio mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara itu. Dia terkejut sesaat saat melihat Naila ada di tempat ini juga. Namun kemudian dia kembali bersikap santai. Dia sempat mengira yang memanggilnya tadi adalah Ify. Dia sudah hampir berbunga karena dipanggil sayang. Tapi ternyata,,,,

"Aku lagi nunggu seseorang" Rio bisa melihat tatapan heran yang dilayangkan Naila kepadanya.

"Di depan toilet wanita kayak gini?" Naila merasa Rio benar-benar aneh dari beberapa hari yang lalu semenjak dia menemukan Rio bersama seorang wanita di restoran. Apalagi Rio semakin sulit dihubungi. Dan kini dia menemukan pacarnya itu ada di depan toilet perempuan. Dia semakin yakin kalau Rio sudah memiliki target barunya.

"Wanita mana lagi kali ini?"

Rio baru saja akan menjawab bertepatan dengan Ify keluar dari toilet. Ify sepertinya terkejut ketika melihat dirinya ada di depan toilet wanita itu. Apalagi dia tidak sendirian. Entahlah apakah Ify mengingat wanita yang saat ini bersamanya.

Naila juga terkejut ketika melihat keberadaan Ify. Dia jelas ingat betul rupa perempuan yang waktu itu makan bersama kekasihnya.

"Oh jadi dia?" Tanya Naila tersenyum sinis. Dia menatap memusuhi Ify. Dia melangkah semakin dekat ke arah Ify. Dia berniat menjambak rambut Ify namun Rio lebih dulu menahan tangannya.

"Kamu apa-apaan sih La?" Bentak Rio marah.

"Kamu belain dia? Dia udah rebut kamu dari aku!" Sahut Naila berteriak. Dia semakin menatap benci ke arah Ify.

"Dia ga tau apa-apa. Dan asal kamu tau. Aku yang ngejar-ngejar dia. Bukan dia yang ngejar aku. Aku mau kita putus, aku udah ga ada perasaan apa-apa lagi ke kamu"

Plaaaakkk

"Apa kamu bilang Yo. Kamu tega sama aku"

Rio memegangi wajahnya yang baru saja ditampar Naila. Wanita itu tampak sangat marah dan tidak terima. "Awas lo jalang! Urusan kita belum selesai!" Ancam Naila ke Ify. Dia pun langsung meninggalkan tempat itu dengan kekesalan yang memuncak.

"Lo liat kan? Bahkan ga sampai sejam kita disini udah ada aja yang ngelabrak gue" Ify tertawa sinis. Gara-gara Rio dia dimusuhi pacar-pacar lelaki itu.

"Aku janji ini ga bakalan terjadi lagi Fy"

Ify hanya menanggapi ucapan Rio dengan kekehan sinis. Dia merasa tidak yakin dengan ucapan Rio itu. Dan sepertinya dia harus menyiapkan diri kalau-kalau wanita tadi mendatangi dan melabraknya lagi.

"Malam ini juga aku bakal putusin mereka semua" Rio meraih pergelangan tangan Ify lalu dia bawa ke bibirnya. Dia kecup pergelangan tangan Ify. Ifypun langsung melepaskan tangannya dari tangan Rio.

"Gue ga pernah minta"

"Aku tau. Tapi ini sebagai bukti kalau aku mau lepasin mereka semua demi kamu"

Jfy membuang pandangannya dari Rio. Dia tidak ingin tergoda dengan perkataan manis laki-laki dihadapannya. Mana mungkin Rio ingin berubah hanya karena dirinya. Sangat tidak masuk akal!

"Ayo ikut aku" ajak Rio. Dia menggenggam pergelangan tangan Ify lalu membawanya meninggalkan pesta.

Ify hanya diam saja begitu mereka telah berada di dalam mobil Rio. Dia melirik sekilas ke arah Rio yang sibuk mengotak atik ponselnya. Dia tidak merasa penasaran sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh Rio. Dia hanya membuang pandangannya ke luar jendela.

When The Jerk Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang