"Girls talk"

463 59 7
                                    

"Terima kasih atas waktunya, Yagi-san, Han-san. Saya akan kembali ke kantor polisi," ucap Naomasa. "Ingat, bila ada kasus, anda bisa langsung menghubungi saya, Yagi-san. Akan segera saya buatkan laporan anda. Kalau begitu, saya pergi dulu.." All Might mengangguk. Risa lalu pamit pada All Might sebelum ia mengejar Naomasa. Langkah Risa yang menderu membuat polisi itu menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Tsukauchi-san, bolehkah saya ikut? Saya mau bertemu seseorang," tanya Risa.

Naomasa tersenyum kecil, mengangguk. Keduanya berjalan kaki bersama menuju tempat yang dimaksud. Sekilas, keduanya hanya terdiam, tak tahu harus membicarakan apa. Namun, Naomasa memutuskan untuk memecahkan kecanggungan di antara mereka dengan sebuah pertanyaan, "siapa yang ingin anda temui?"

"Seorang.. teman lama, yah bisa dibilang begitu.." jawab Risa mengusap rambutnya.

"Hm.. begitukah? Oh ya, bukankah lebih baik anda juga ikut rapat pahlawan, Han-san? Anda juga ikut bertarung di lokasi insiden. Sebagai pahlawan baru di Jepang, ini akan menjadi pengalaman bagus untuk anda," saran Naomasa.

Risa memilih untuk menggeleng, tak setuju dengan pemikiran pria itu. "Saya.. merasa tidak terlalu percaya diri sih.. Saya hanya orang baru di sini terlepas saya sudah menjadi pahlawan selama lima hingga enam tahun di Amerika," ungkap Risa. "Walaupun saya pernah tinggal di sini, saya merasa awam dengan suasana kepahlawanan Jepang.."

Pundak Risa ditepuk oleh Naomasa yang tersenyum lebar. "Tak apa, perlahan nanti akan terbiasa. Tetap berjuang dan percaya dirilah, rookie!" ujar Naomasa menyemangati Risa. Ramah sekali, Risa membalas semangat itu dengan dua ibu jarinya.

"Thank you, Tsukauchi-san!"

Sesampainya di kantor polisi, Naomasa pamit dan berpisah dengan Risa di lobi. Waktu rapat yang berjalan lama membuat Risa mengantuk.

Tidur bentar nggak apalah ya..

Namun tepat sebelum kelopak matanya jatuh menutup, ia dikagetkan suara pecahan kaca dan disusul oleh teriakan seseorang.

"AKU BENCI POLISI! AKAN KUHABISI KALIAN SEMUA BERSAMA BOM BUNUH DIRIKU!"

Seorang penjahat yang diduga memiliki bakat bom bunuh diri menerobos masuk dan mengamuk di lobi. Risa berancang-ancang namun terpaku melihat Endeavor dengan tangan berapinya keluar bersama pahlawan lain menuju lobi.

"Dih.. Suicide Bomb? Aku akan membakarmu menjadi abu dalam sekejap!" teriak Endeavor mengancam. "Ingatlah satu hal ini: ORANG YANG MENGHABISIMU BUKAN SIALAN ITU, TAPI AKU, ENDEAVOR!"

Seandainya Endeavor dan penjahat ini berseteru, pastinya "mimpi buruk" akan terjadi. Bom bunuh diri dan api neraka. Peledak dan pemicu. Bila keduanya beradu akan menghancurkan kantor ini dan korban akan banyak berjatuhan.

"TAHAN, ENDEAVOR!" Risa segera berlari menuju Endeavor, bersiap dengan tangannya untuk mencegah pahlawan api itu bergerak dengan menghentikan waktunya bersamaan dengan teriakan Nemuri.

"Aizawa!" Seseorang dengan jumpsuit hitam dan kain pengikat berlari merespon teriakan Nemuri. Dengan gesit, ia mengikat penjahat dengan kain pengikat, melemparnya pada Nemuri yang membuka bajunya, dan penangkapan tersebut diakhiri dengan kabut penidur yang keluar dari pori-pori kulit Nemuri. Penjahat itu berhasil ditangkap, tak membiarkan Endeavor meledakkan kantor polisi dengan apinya. Risa bahkan tak sempat menghentikan Endeavor dan hanya bisa memperhatikan beberapa pemuda dari agensi Nemuri mengamankan penjahat tersebut selagi Nemuri berbicara dengan pria yang mengikat penjahat itu.

"Kau tahu sendiri kan ada banyak macam siswa di sekolah. Jadi kami perlu bermacam teknik mendidik yang berbeda untuk mengakomodasi mereka," ungkap Nemuri.

SIDE: EYEDR👁PS - Boku no Hero Academia x OCWhere stories live. Discover now