🌼Asyhila🌼72

18.8K 1.2K 103
                                    

Happy reading✨

Aku hanya ingin penjelasan tentang apa yang kita alami sekarang. Jadi, jika kamu tidak punya perasaan yang sama lagi. Maka jangan biarkan aku bertahan dalam situasi menyakitkan kini.
.
.
Asyhila.


Rasa sakit yang dialami kini sudah menumpuk semakin sakitnya. Namun, kata menyerah sepertinya tidak ingin ia kedepannya sebelum semuanya berakhir.

Baginya, kalau ia tidak bisa lagi mendapatkan hati laki-laki itu. Setidaknya ia bisa dapat jawaban atas pertanyaannya selama ini.

Namun, sekeras apa pun ia ingin menyerah. Hatinya tetap bersikeras ingin memperjuangkan laki-laki itu. Laki-laki yang dulu berhasil membuatnya jatuh sedalam-dalamnya. Laki-laki yang berhasil membawa hidupnya jauh lebih berwarna dan bahagia.

Namun, kenapa semuanya sudah berakhir?

"Syhi, kantin yuk. Jangan murung mulu." suara Elin lantas membuyar lamunan gadis itu akan perjalanan cintanya bersama Azka.

"Siapa yang murung, aku gak papa." ujar Syhila mencoba tersenyum seperti biasanya.

Namun, Elin sama sekali tidak percaya. Ia yang melihat saja bisa meraskan betapa sakitnya apa yang dialami oleh Syhila.

Kini, kelas sudah mulai sepi karna semua orang pastinya sedang mengisi perut mereka dikantin.

"Syhi, lo anggap gue apa sih sebenarnya? Gue ngerasa jadi temen yang paling gak berguna tau gak buat, lo." Elin tiba-tiba menangis kemudian memeluk Syhila erat.

Yang Elin mau, Syhila bercerita padanya. Bahkan kalau perlu, Elin mau Syhila menangis dan mengadunya padanya. Jadi, ia berasa berguna menjadi seorang teman.

"Elin, kamu sahabat terbaik buat aku." ujar Syhila mengusap punggung Elin pelan. Ada perasaan ini menangis, namun ia tahan. Baginya, ia tidak ingin membebani siapapun dengan tangisnya.

"Kenapa lo gak mau cerita sama gue. Gue ngerasa ga-gak--"

"Maaf, aku cuma gak mau kamu ikutan sedih, Elin." sela Syhila menitikan air matanya. Namun, ia sama sekali tidak niatan untuk menangis saat ini.

"Justru itu yang gue mau, Syhi. Gue juga bisa ikut ngerasain apa yang lo rasain. Kenapa lo pendem semuanya, Syhi." ujar Elin menatap Syhila. Gadis itu mengelap hidungnya yang kembang-kempes akibat menangis.

"Elin udah, aku gak papa kok. Lagian semuanya udah lewat." ujar Syhila tersenyum lembut.

"Gimana ceritanya sih, Syhi? Kok kalian bisa putus?" tanya Elin penasaran.

Syhila terdiam. Ia juga tidak tahu akar permasalahan mereka. Dan ini sangatlah membingungkan baginya.

"Gak papa kok kalau belum siap cerita. Gue paham, intinya lo jangan sedih ya." kata Elin menyemangati.

"Aku beruntung punya temen sebaik kamu. Mf, aku belum bisa jadi temen yang baik buat kamu," ujar Syhila terharu.

"Apaan sih, lo tuh temen paling baik tau gak. Terbaik malah," ujar Elin kembali memeluk Syhila.

"Makasih," kata gadis itu tulus.

"Syhi, gue gak kuat." ujar Elin tiba-tiba dan itu lantas membuat Syhila menjadi panik sendiri.

"Kamu kenapa? Gak kuat kenapa?" cecar Syhila refleks melepas pelukan mereka.

Elin lantas terkekeh pelan. "Perut gue keroncongan parah. Kantin yuk, gue laper parah." ujar Elin menyegir.

"Astaga, aku kira kamu kenapa. Ayok." ujar Syhila menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

***

ASYHILA(COMPLETED)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora