Part 3

26 2 2
                                    

"YA! Kau belum menceritakan kepadaku tentang yang kemarin?" ucap Kyung Hee saat kami berjalan meninggalkan area kampus. Hari ini tidak ada kelas lagi dan aku berencana untuk ikut Kyung Hee menuju kafe tempatnya bekerja. Aku berencana untuk melanjutkan tugas penelitianku. Tapi, Kyung Hee terus membombardirku dengan pertanyaan-pertanyaannya. "Ayolah, ceritakan. Memang ada apa sih? Kenapa akhir-akhir ini kau menghindari kakakmu?"

Aku sebetulnya masih kesal dan tidak berminat membahas apapun tentang Kim Woobin dan teman kencannya itu, tapi Kyung Hee terus mendesakku. "Woobin oppa berkencan, ya?" tanyanya menyelidik.

"Dengan janda beranak satu," ucapku yang membuat Kyung Hee nyaris menyemburkan minuman di mulutnya.

"MWO?" Dia bahkan menghentikan langkah kakinya. Menatapku tak percaya. "Apa kau bilang? Janda beranak satu?!"

"YA! Jangan keras-keras!" ucapku dengan wajah kesal. Kyung Hee sontak menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Jinjjaya?" tanyanya lagi dengan suara lebih rendah. Aku menggangguk, kemudian langkah kakiku. Meninggalkan Kyung Hee yang masih berdiri syok di tempatnya.

"Ya! Ya!" ucap Kyung Hee berusaha menyamai langkahku, "ibumu sudah tahu?"

"Oh," sahutku mengiyakan.

"Lalu?"

"Perang besar."

"Heol!"

"—Ayahmu?" tanya Kyung Hee mencoba mengulik lebih banyak informasi. Tapi, saat itu juga ponsel di sakuku bergetar.

"Nugu?" tanya Kyung Hee saat melihat nama 'Usopp' tertera di layar ponselku dan kali ini aku memilih tidak menggubris pertanyaannya.

"Wae?" ucapku begitu menempelkan ponselku ke telinga. Sementara Kyung Hee ikut mendekatkan telinganya ke ponselku.

"Namja?!" Kyung Hee menatapku dengan mata membulat. Aku masih tak mengindahkannya dan fokus mendengarkan suara si penelpon.

"Surat izin? Ya, aku sudah mengurusnya bulan lalu. Ah, baiklah. Aku akan ke sana. Kau di kampus atau di rumah sakit? Baiklah. Aku ke sana. Sampai ketemu."

Saat panggilan itu berakhir, Kyung Hee menatapku dengan mata menyelidik.

"Teman," ucapku. Tapi, Kyung Hee masih belum beranjak dari hadapanku. "Astaga! Dia teman yang membantuku melakukan penelitian di rumah sakit."

"Aaah!" ucap Kyung Hee yang seketika teringat sesuatu. "Yang dari kedokteran itu?"

Aku mengangguk. "Minggir. Aku harus ke rumah sakit sekarang."

"Ya! Kau meninggalkanku?"

"Oh," ucapku, "Mianhae. Kau bisa pergi dengan Jongsuk saja, ya?"

"YAK! Kenapa tidak dari tadi?! YA!"

"Mianhae Kyung Hee yya. Annyeong!"

-

"YA! Chopper!"

Aku menoleh dan mendapati Hyo Seop tengah menuruni tangga kampus. Berlari menuju ke arahku yang duduk menunggunya di pinggir lapangan.

"Maaf membuatmu menunggu lama. Aku baru keluar kelas."

"Tidak apa-apa," ucapku. "Oh iya, ini." Aku menyodorkan berkas permohonan izinku kepada Hyo Seop. Dia temanku yang sedang berkuliah di Kedokteran. Aku sangat terbantu sekali olehnya sehingga bisa melakukan penelitian di rumah sakit. "Gomawo, Usopp ah," ucapku yang dibalas Hyoseop dengan senyuman.

Maginot Line (Complete)Where stories live. Discover now