1. First Impresion

Start from the beginning
                                    

"Saat mereka datang, dan aku sedang tidak ada. Tolong layani mereka dengan baik ya." Pesannya.

"Baik.. maafkan aku tidak tau kalau mereka teman Ryu-kun"

"Tak apa, mereka tidak akan mempermasalahkannya. Mereka tidak semenakutkan kelihatannya, sebenarnya mereka sangat baik."

Begitulah hubungan baik Ryu dan 4 laki-laki itu, sepertinya mereka sedekat itu hingga setiap malam mendatangi club. Dan selalu menyempatkan bercanda gurau bersama Ryu sebelum mereka bubar dengan aktivitas malamnya sendiri.


---

Toru berdiri didepan sebuah toko pakaian bermerek. ia baru saja membeli gitar baru dari toko alat music disebelah toko pakaian itu. Sekalian jalan, ia pikir ada baiknya mampir ke butik ini untuk melihat-lihat.

Ia langsung menuju ke lantai dua, tempat baju laki-lagi berada.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" seorang pelayan wanita mendekatinya.

Toru baru saja akan bicara, tapi tertahan. Ia memandang pelayan wanita itu. Dan si pelayang wanita juga cukup kaget memandang Toru.

"Kau.." belum sempat Toru menyelesaikan kalimatnya. Bibirnya telah di bungkam oleh wanita itu. Ia terhuyung mundur hingga tas guitar di punggunya menabrak tembok.

Hampir tidak ada jarak diantara mereka. Toru cukup kaget dan entah mengapa dadanya sedikit bergetar saat ia menatap mata bening gadis yang lebih pendek darinya itu.

"Ikut aku" setelah memastikan Toru tak bersuara, gadis itu menarik Toru ke tempat yang sepi dan tertutup, setidaknya jauh dari teman-teman kerjanya.

"Kau Hana-chan kan? kau bekerja disini?" Tanya Toru pelan.

Hana mengangguk. "Tolong jangan katakan pada siapapun, termasuk Ryu-kun."

"Kenapa?"

"Ceritanya agak rumit, tapi bisakah kau tolong aku? Tolong sekali ini saja."

Toru tak keberatan dengan permintaan Hana, ia bukan tipe orang yang suka membicarakan privasi orang lain kepada teman-temannya. Tapi ia penasaran dengan dengan gadis ini, dan ia ingin tahu jawabannya. "Kalau begitu traktir aku makan siang lain kali."

Hana berpikir sejenak. Bukannya dia kaya raya, kenapa minta traktir pada pelayan yang banting tulang seperti ini. Pikirnya

"Kau tidak mau?" Tanya Toru memastikan. Karena Hana terlalu lama memberi jawaban.

"Oke"

Toru tersenyum puas mendengar jawaban Hana. Ada sedikit rasa senang karena ia punya kesempatan untuk dekat dengan gadis itu. Meskipun hampir setiap malam ia bertemu dengan Hana dan juga sudah saling menyapa. Tapi Hana seperti menutup diri, atau lebih tepatnya membuat batas dengan siapapun di sana.

---

Hana melirik jam tangannya, sudah jam 1 malam tapi ia tidak melihat batang hidung empat orang yang biasanya duduk di depan Ryu. bahkan satu orangpun.

Bukannya Hana mengharapkan kehadiran mereka. Tapi terbiasa mendengarkan kehebohan mereka membuat kursi itu terasa kosong saat mereka tak ada.

"Mereka ada tour ke Osaka hari ini." Ryu tiba-tiba memnulai pembicaraan seakan tahu isi pikiran Hana.

Hana reflek manggut-manggut sambil mengelap gelas. Lalu ia langsung tersadar. "Ryu-kun. Aku bahkan tidak bertanya"

"Terlihat jelas di wajahmu." Ryu terseyum "Oh iya, Toru menitipkan sesuatu untukmu." Ryu mengeluarkan sebuah tas kecil yang entah isinya apa.

"Untukku?" Hana tampak terkejut.

"Iya. Aku tidak tau itu isinya apaa." Ujar Ryu sambil senyum-senyum gemas. Padahal ia tahu persis isinya, sama seperti yang diberikan toru kepadanya. "Tapi yang jelas dia pesan padaku untuk memperlakukanmu dengan baik."

Seketika Hana merasa salah tingkah. Laki-laki itu bahkan membuatnya gugup saat dia tak ada disini.

"Tak kusangka kalian sedekat itu." Goda Ryu gemas.

"In... ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku sama sekali tidak dekat dengan Toru-san" Hana gugup.

Ryu yang melihat tingkahnya tertawa, lalu mengacak-acak rambut kepala Hana dengan gemas.

Malam ini berlalu sebagaimana malam biasanya. Selalu melelahkan dan ada saja pelanggan yang menyebalkan. Hana menghela napas berat sebelum ia berganti pakaian di ruang ganti.

Ia lalu teringat dengan tas kecil pemberian dari Toru. ia megambil tas itu lalu membukanya. Hana cukup terkejut melihat isinya. Sebuah kotak berisi produk suplemen cair.

Hana terkekeh pelan. Setelah memergokinya bekerja di dua tempat, ia menyemangati Hana dengan sekotak suplemen cair yang sepertinya cukup mahal. Hana cukup terkesan, Laki-laki itu ternyata baik juga. Tidak semenyeramkan kesan pertamannya saat bertemu Toru dkk.



----

maafkan kalau masih ada typo

silahkan komen


No Good at GoodbyeWhere stories live. Discover now