5. Taman

66 7 0
                                    

Kuin berada di taman sendirian sekarang. Dia duduk termenung. Dia tidak tau harus ngapain sekarang. Dia sangat² bosan. Karena kedua temannya tertidur pulas. Kuin melihat area taman tersebut. Ia menemukan anak kecil yg sedang berjongkok.

Kuin pun menghampiri anak kecil tersebut "hallo sayang, kok sendirian?" tanya kuin membuat anak itu mendongak

Anak itu pun menangis. Kuin langsung menggendong anak tersebut, bermaksud untuk menenangkan.

"udah yaa udah, kenapa nangis?" tanya kuin lagi sambil menghapus air mata anak itu.

"abang, abang." jawab anak itu.

'adeknya siapa si nih' batin kuin

"kakak beliin eskrim dulu yaa?" tanya kuin

"i--yaa kak." jawab anak kecil itu sembari mengusap air matanya sendiri.

Kuin pun menuju penjual eskrim. Kuin terlihat sangat senang melihat anak kecil itu. Anak kecil itu sangat manis.

"pak, eskrim vanilla dua ya." ucap kuin kepada penjual eskrim.

Penjual pun mulai menaruh eskrim kedalam cup. Setelah selesai, kuin membayar es krim itu.

Kuin dan anak kecil itupun duduk disalah satu bangku yg berada di taman tersebut.

Jelas terlihat bahwa anak kecil itu sangat senang. Kuin mulai memakan perlahan es krim itu sambil sekali sekali melirik anak kecil.

"kakak boleh tanya?" tanya kuin pelan²

"tanya apa kak?" jawab anak kecil sambil mendongak.

"nama kamu siapa?"

"nama dedek ian." jawab ian smbil memakan eskrim hingga belepotan

"ian?" gumam kuin

Tiba tiba ada suara teriakan. "ian!." teriak seorang pria yg menggunakan hoodie berwarna abu².

Ian yg merasa dipanggil pun berbalik. "abang, dedek disini." teriak ian.

Kuin pun otomatis ikut menoleh kearah ian berteriak.

Pria tersebut mendekat kearah bangku yg diduduki kuin dan ian. Kuin mendongak.

"lho ken?" ucap kuin sedikit lantang.

Ken hanya melirik kuin. "kan abang bilang apa tadi. Tunggu disini bukan malah keluyuran." bentak ken kepada ian.

Tanpa disuruh air mata ian menetes begitu saja. Ian terisak. Kuin yang tidak bisa melihat orang nangis. Ia pun memeluk ian.

"abang jahat. abang galak." ucap ian tersedu sedu

Kuin mengusap usap kepala ian, guna untuk menenangkan.

"udah ya jangan nangis. Eskrimnya dimakan dulu ntar leleh." ucap kuin lembut

Sambil terisak ian memakan eskrim tersebut. Ken hanya memicingkan matanya. Bagaimana semudah ini bisa menenangkan ian? Batinnya.

"lu apain adek gue?!" tanya ken dengan nada membentak.

"apain gimana lu liat sendiri kan, gue lagi ngapain. gue cuma beliin dia eskrim biar ga nangis. gue ajak duduk disini siapa tau ada org yg kenal dia." jawab kuin sambil menahan amarah dan hampir mengeluarkan air mata.

Sejujurnya kuin tidak bisa dibentak. Sampai kapanpun ia tidak akan bisa dibentak. Baru ini ada pria yang berani bentak kuin.

"ian, abang kan udah dateng. Pulang sekarang ya udah mau sore." ucap kuin sambil mengelus pipi chubby ian.
"abang galak kakak. Ian gamau pulang sama abang." jawab ian tanpa melihat ken

"ntar kalo abang galak, bilang ke kakak aja ya. Kalo enggak galakin balik biar mampus." senyum kuin berniat menghibur ian.

"kakak pulang dulu ya. Nanti kakak dimarahin kalo ga pulang. See you next time ian. Bye." lanjut kuin sambil mencium pucuk kepala ian.

Kuin melewati ken begitu saja. Ia sangat tidak ingin melihat wajah ken untuk sekarang. Bahkan untuk tersenyum saja rasanya menyakitkan.

Ken ingin menarik kuin kedalam dekapannya. Melihat wajah kuin sedih membuat ken merasa sangat bersalah.

"terimakasih." gumam ken

Awan hitam berdatangan menandakan hujan akan turun. Kuin memperlambatkan langkah kakinya. Ia benar benar sangat tidak bersemangat.

Perlahan lahan air mata kuin turun seiring turunnya hujan dari langit. Kuin menggigit bibir bawahnya guna agar tidak berlebihan menangisnya.

Ia menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah. Ia tidak peduli perihnya luka di bibirnya.

Ia berjalan gontai. Ia sangat linglung. Ia ingin menangis sejadi jadinya tapi ia tahan.

Sesampai dirumah kuin mengetuk pintu dengan perlahan.

Lolly membuka pintu rumah. Disaat lolly membuka pandangan kuin mengabur dan gelap.

"gue benci sama lu."

Kuin pingsan seketika. Lolly teriak minta tolong. Bibi dan celi keluar rumah. Bibi, celi dan lolly membopong kuin masuk ke kamar.

Kuin dibaringkan di kasurnya. Lolly berlarian keluar dan turun mengambil air dan handuk kecil.

Lolly mengompres kening kuin. Tibatiba lolly meneteskan air mata. Ia sangat bersedih jika kuin sakit. Menurut lolly kuin adalah adik kecil dia.

"kuin, bangun dong. Jangan sakit ya. Mana senyumnya kenapa sekarang pucat gini. Siapa yang bikin kamu kaya gini." gumam lolly sambil terisak.

Celi hanya menatap interaksi lolly kepada kuin. Lolly sangat menyayangi kuin begitupun juga dia.

Lolly dan celi tertidur di samping kuin dengan posisi duduk.

1 jam kemudian

Kuin terbangun dari pingsannya. Kepalanya sangat terasa sakit. Ia memegang keningnya. Ia mengambil handuk kecil yang berada di keningnya.

Ia menatap handuk itu lekat. Kemudian ia melihat pinggir kasurnya. Ia melihat lolly dan celi yang sedang tertidur.

"gue minta maaf udah nyusahin kalian." gumam kuin sambil menghapus airmatanya yang jatuh ke pipinya.

Kuin beranjak bangun dari kasurnya. Tapi dia menyenggol tangan lolly hingga membuat lolly dan celi terbangun.

"mau kemana kuin?" tanya lolly yang mengucek matanya.

"gue mau mandi sama pipis." jawab kuin sambil beranjak dari kasurnya.

Kuin menuju ke kamar mandi. Ia mengunci kamar mandi. Ia menyalakan air ke bath up.

Setelah sudah terisi penuh, ia langsung masuk ke bath up tersebut tanpa membuka bajunya.

"papa kapan pulang? kuin dibentak." kuin terisak dalam diam.





Gimanaa²??? Seru ga??
Pasti seru yaa

Vote and comment yaaaa!!!
Wajib by.g

Te amo mi amor tpi boong😋

Quinza's✔Where stories live. Discover now