"Kamu akan kukenalkan padanya. Nanti dia akan main ke sini bersama Reksa, sekalian Reksa mengambil jaketnya yang kamu pegang itu."

Bola mata Andra terbelalak saat tahu bahwa dirinya sejak tadi memegang jaket levis biru dongker milik Reksa.

"Ya ampun, Ka...."

Karina tersenyum. "Kamu suka wanginya?"

Andra mengangguk. "Aku sampai lupa kalau ini bukan punyamu."

"Dia mengganti parfumnya baru-baru ini," ujar Karina yang membuat Andra bergeming.

Andra berpikir bahwa kini Karina sudah benar-benar dekat dengan Reksa dan melupakan Arsel. Temannya itu bahkan tahu kalau Reksa mengubah parfumnya. Sebelumnya Andra sempat berpikir kalau Reksa menginap di sana, tetapi, syukurlah kenyataannya tidak seperti yang ia pikirkan. Andra merasa lega.

"Kamu gak masalah kalau aku dengan Arsel?"

Karina menghentikan tawanya. Ia tersenyum. "Tentu saja," jawabnya sembari menunjukkan senyuman yang belum memudar.

Karina tidak ingin Andra tahu bagaimana isi hatinya pada Arsel sejak kejadian malam itu. Karina pun bersyukur sampai menit itu Andra tidak membahasnya karena sangat tidak mungkin Arsel tidak menceritakan padanya.

"Ada tamu rupanya," ucap seseorang dari ambang pintu.

"Waw, siapa ini?" tanya seorang lagi yang lain.

"Jangan macam-macam atau kalian kuusir dari sini," celetuk Karina pada dua pemuda yang baru saja tiba di rumahnya.

Ozyx tersenyum pada Karina seraya mengedipkan sebelah matanya. "Kau masih gadis yang menggemaskan, Ka. Saya kagum padamu."

Mendengar ucapan Ozyx, Reksa segera memasang tatapan membunuh pada temannya itu. Seolah berkata, kau akan mati setelah ini.

"Kalian akan lama di sini?" tanya Karina pada kedua pemuda yang sudah duduk di sofa.

"Tidak."

"Iya!" sanggah Ozyx memotong ucapan Reksa. Tentu saja jawabannya itu membuat Reksa menoleh lagi padanya.

Beberapa detik setelah Reksa menatapnya dengan tatapan mengancam, Ozyx pun menyeringai. "Maksud saya tidak akan lama," koreksinya pada Karina dengan tatapan masih ke arah Reksa. Ia kembali menyeringai.

"Kalian berdua sungguh serasi," celetuk Andra yang sejak tadi memperhatikan kedua pemuda itu.

"Kau memang cocok dengan kami. Siapa namamu? tanya Ozyx seraya berpindah duduk mendekati Andra dan mengulurkan tangannya.

Andra menerima uluran tangan Ozyx. Mereka berjabat tangan. Andra, jawabnya.

Karina tidak bisa mengatakan apa pun jika kejadiannya seperti ini. Ozyx memang berbahaya, pemuda itu tidak berbeda dengan Udin yang sangat cepat menularkan virus keveaan pada orang sekitar yang berada di dekatnya. Melihat itu Karina hanya menggelengkan kepala.

"Kau pusing, Ka?"

Karina mengernyitkan dahinya. Ia tidak mengerti dengan maksud perkataan Ozyx barusan.

"Ya, apa kau pusing? Tadi kepalamu menggeleng-geleng," ucap pemuda itu santai.

"Sialan, Ozyx! Kamu benar-benar minta dibunuh!" seru Karina seraya membulatkan matanya.

"Aw, saya takut". Ozyx berkata sembari meringkukkan tubuhnya di sofa. Seketika Karina dan Reksa melempar pemuda itu dengan bantal sofa.

"Saya akan membantumu, Kamen. Sungguh sangat senang bisa membunuhnya," ucap Reksa dengan tatapan garang pada Ozyx.

3.726 [COMPLETE]Where stories live. Discover now