PROLOG

7.8K 429 11
                                    

"Halah!"

Alea mengibaskan rambutnya dengan gaya yang sempurna. Rambut cokelat gelap yang setiap hari dilakukan perawatan di salon itu begitu bersinar. Membuat banyak wanita iri terhadap apa yang ia miliki.

Wanita itu berdecak angkuh. Gayanya bersidekap dada. Wajah judesnya begitu kentara didepan seorang pria yang bisa dibilang tampan ini.

"Al.. kita baru aja pacaran tiga jam. Tapi lo bilang putus dengan gampang?" Pria didepan Alea, yang sedang membawa sebuah cake kesukaan Alea memandang tak percaya pada wanita itu.

"Iya! Gue mau putus Devan! Gue gak mau pacaran sama lo lagi!" Alea ingin bangkit dari duduknya. Tapi tangannya langsung dicekal oleh Devan.

"Bener-bener lo Al! Gue gak bisa lepasin lo gitu aja!" Wajah Devan mengeras, tak terima dengan perlakuan Alea padanya sekarang.

"Oh ya?" Alea menyentak cekalan Devan. "Gue tantang lo! Pokoknya kita putus!"

"Alea! Lo nggak akan pernah bisa lepas dari gue!"

Alea berdecak sinis. Oh ya? Let see then.

***

"Kenapa lagi?"

"Beresin dia Yud!" Jawab Alea setelah pintu mobil ditutup. Kemudian Alea memainkan ponselnya dengan wajah terkekuk.

"Baby.."

"Shut up!" Alea memandang judes Yudha yang tengah menyetir. "Bisa gak sih, nggak usah panggil itu lagi? Huh? Pokoknya aku mau Devan gak ngejar-ngejar aku lagi. Titik!"

Yudha menghela napas pelan. Tak ada yang bisa ia katakan selain mengiyakan permintaan wanita itu.

Setelah lima belas menit terlewati, mereka sampai di Apartemen yang ditempati oleh Alea. Tanpa basa-basi Alea langsung keluar dari mobil Yudha. Membuat pria itu menghela nafas lagi. Sulit untuknya, menggapai wanita itu lagi.

***

Alea berjalan dengan terburu-buru menuju lift. Ingin sekali ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk dan tidur dengan nyenyak.

"Heh bule nyasar, dikejar warga lo? Jalannya cepet amat kayak habis nyolong dompet."

Alea kenal dengan suara menyebalkan itu. Tanpa menoleh pun, ia mengetahuinya. Halah, pantas saja! Parfum Rayyan Nugraha sudah tercium dari jarak 2 meter!

"Rayyan Nugraha, anaknya pak Bara Nugraha. Bisa nggak sih, gak usah gangguin gue? Gue mau cepet-cepet rebahan. Plis ya, tolong."

"Mau cokelat?" Rayyan tak menggubris ocehan Alea. Ditangannya ia membawa sebuah paket cokelat.

Alea mengedip-ngedipkan matanya sebelum menoleh pada Rayyan. Mereka sudah masuk lift. Dan ia melihat bayangan Rayyan terpantul di pintu lift.

Ya, memang benar pria itu membawa sebuah kotak paket.

"Apa???? Cokelat?!" Wajah Alea yang tadinya judes tak terkira, menjadi blink-blink melihat sepaket cokelat ditangan Rayyan.

Rayyan mendengus pelan. Dasar wanita aneh! Apa Alea tidak melihat jika Rayyan memang membawa sekotak cokelat tadi? Emang dasar lola!

"Lo bilang mau rebahan, yaudahlah. Gak jadi, ntar lo gendut makan cokelat sambil rebahan."

Alea berdecak kesal. "Dihh! Dasar gak niat! Mau ngasih, ya kasih aja! Emang dasar pelit!"

"Lo judesin gue sih. Ya gak jadi gue kasih."

"Ngambekan lo! Mana cokelatnya? Gue mau! Jangan pelit-pelit jadi orang!"

"Nggak jadi! Udah sana rebahan. Bye, Alea." Pintu lift terbuka dan Rayyan langsung ngacir duluan meninggalkan Alea yang melongo.

"Rayyan!!" Alea menghentakkan kakinya di lift. Kemudian berjalan dengan langkah besar-besar.

Rayyan yang melihat itu terbawa ngakak. Dan dengan segera ia meletakkan sekotak coklat didepan pintu Apartemen Alea. Segera saja ia berlari kencang sebelum tabokan Alea melayang pada dirinya.

"Kutilang darat! Gue doain lo gendut habis makan itu cokelat!" Ucap Rayyan dengan tawa menggema. Dan semakin membuat Alea kesal dibuatnya.

Rayyan Nugraha, dasar cowok nyebelin!!

***

Halo! Ada yang kangen Alea nulis? Hehehe

02 Februari 2020

Finding Mr PerfectWhere stories live. Discover now