Finding Mr Perfect - 5

1.5K 164 2
                                    

Alea mengacak rambut rapinya saat mempelajari berkas milik Rayyan Nugraha. Satu yang menarik minatnya adalah berkas yang ia baca sebagai pengajuan untuk menyewa gedung hotel untuk resepsi dua bulan lagi.

Alea benar-benar tidak menyangka jika Rayyan akan menyewa gedung untuk resepsi. Padahal selama ini ia tak pernah melihat sesosok wanita manapun yang ada dilingkupan laki-laki itu. Karena setiap saat, setiap waktu, Rayyan selalu mengganggunya. Entah di kantor lamanya atau di Apartemen. Dan Alea tak pernah curiga apakah laki-laki itu mempunyai seorang kekasih atau tidak.

"Ya ampun, gue nggak nyangka kalau Rayyan mau nikah! Gatot udah! Bisa-bisa gue udah kalah, Christy sama Irma pasti ledekin gue gara-gara udah kalah duluan! Nggak! Alea Elizabeth Dobrev tidak ada sejarahnya kalah! Dan gue yakin kalau Rayyan belum menikah!" Alea menggeleng-gelengkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya.

Tapi, sekali lagi pikirannya memberontak jika hanya ada 1000 banding 0,1% kemungkinan laki-laki itu menikah.

"Gak! Gak! Gak mungkin Rayyan nikah! Nggak! Gue harus tanya sama dia, kalau kayak gini gue kalah dong! Akhhh!!" Alea meraih ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Seakan tersadar, Alea menghentikan ketikan jarinya di ponsel.

"Apa urusannya sama gue?" Alea mengacak rambutnya. "Tap-tapi 'kan.. Akh!! Gue harus tanya sama dia langsung!"

Baru saja Alea akan mengetik kelanjutan dari pesan singkat yang akan ia kirimkan pada Rayyan, ia mendengar handle pintunya di putar. Hingga ia tak sadar jika pesannya sudah terkirim.

To: Rayyan, RaNu, anaknya pak Bara 💩

Ray, lo ngapa sewa gedung buat resepsi? Lo mau kawin? Gila kali, kawin itu 'kan kambinh!

Kira-kira seperti itulah pesan yang dikirim oleh Alea. Dan sadar atau tidak, ada yang typo disana. Sebenarnya kata-kata kambing itu hanya bentuk pelampiasan sebelum ia mengirim pesan. Ia takkan mengirim dengan adanya kata-kata kambing disana. Namun Alea langsung tidak memperdulikannya karena ia merasakan jantungnya merosot kebawah saat ia melihat seorang laki-laki dengan tatapan teduh menusuk dan mampu meluluhkan dirinya dimasa lalu.

Yudha Chandrawinata, mantan kekasihnya saat cinta monyet SMA.

"Hai, Eliza? Bagaimana dengan pekerjaan baru kamu? Sepertinya itu membuatmu menua dua tahun."

Sialan!

"Yudha, pergi!" Usir Alea, ia benar-benar tidak mau bertemu laki-laki ini untuk saat ini. Karena pikirannya sangat stress dengan bayangan Rayyan yang menikah dan tantangan yang akan gatot alias gagal total sebelum ia memulainya.

Tidak! Ia akan berusaha untuk berpikir bagaimana caranya agar ia tidak boleh kalah. Dan, oh! Apakah ia harus menjadi pelakor?! Oh my God! Itu sama sekali bukan impiannya, apalagi dalam sejarah hidupnya ia tak pernah mengerjar laki-laki setelah ia putus dengan Yudha. Ia selalu mendapatkan laki-laki mau itu jelek, tampan, kaya, pas-pasan dan lain sebagainya tanpa harus ia minta.

Nah, ini malah dia mau jadi pelakor cuma gara-gara mau rebut Rayyan dari calon istri laki-laki itu?! No!

"Elizabeth, kamu melamunkan apa? Kenapa kamu seperti orang yang mempunyai tanggungan hidup berat? Oh, astaga, Eliza.. Semua hidupmu aku tanggung, tapi kamu malah kukuh untuk hidup sendiri dengan uangmu." Yudha tertawa kecil, kemudian bersidekap dada melihat Alea yang menatapnya tajam.

"Jika bukan karena kakekku, pasti kamu tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab, Yud! aku sama sekali tidak butuh apapun darimu!"

Yudha menggeleng-geleng. "Eliz, aku bahkan tidak mendapat rasa tanggung jawab dari kakekmu, ini murni dari hatiku."

Finding Mr PerfectWhere stories live. Discover now