Finding Mr Perfect - 2

1.9K 192 5
                                    

"Masalah pengunduran diri, sukses!" Alea tersenyum lega sebelum membereskan mejanya. Walaupun nanti ia akan menyiapkan lebih dari sekedar hati, dan mental di tempat kerja barunya yang sama sekali bukan passion-nya. Ia harus tetap senang karena ia mendapatkan jabatan yang setara dengan posisi Rayyan!

"Rayyan sialan, tunggu balas dendam gue." Gumam Alea sembari meremas kertas dan membuangnya tepat pada tong sampah.

Kemudian Alea menoleh dan ia mendengar Liana tiba-tiba duduk dan sesengggukan disampingnya.

"Alea! Lo tega banget sama gue! Lo tinggalin gue disini! Tiba-tiba lo ngundurkan diri gitu aja! Jahat lo Al!" Isak Liana sambil mengoyang-goyangkan tangannya.

"Issh, Liana!" Alea duduk disamping Liana sambil merapikan rambutnya yang berantakan. "Daripada gue terus-terusan kepikiran sama jabatan Manajer, alangkah lebih baik gue resign dan ambil pekerjaan baru. Buat apa gue disini terus dan kebayang wajah nyebelin si Rayyan? Mending juga gue disana walaupun bukan passion gue sama sekali. Supervisor Marketing jadi General Manager Hotel? Astaga." Alea tertawa dan berusaha menghibur Liana, kemudian menepuk-nepuk bahu Liana untuk menenangkan temannya.

"Tapi Al.. lo yakin mau ambil kerja disana? Lo udah siap hati? Disana bakal ada--"

Alea tersenyum tengil, dan segera menyela kalimat Liana. "Alea itu kuat! Apasih lo khawatir sama gue? Lagipula apa yang harus ditakutin disana? Gue 'kan cuma-- RAYYAN BEGO!!" Alea mengusap kepalanya saat ia merasakan puncak kepalanya di tepuk-tepuk oleh Rayyan. Ia langsung tau itu Rayyan karena lewat layar komputer yang mati, ia bisa melihat pantulan laki-laki itu.

"Lo yang bego! Ngapain lo tiba-tiba resign kerja?! Apa gara-gara gue yang ambil jabatan Manajer yang lo agung-agungkan itu?! Kekanakan tau nggak!" Rayyan melototi Alea.

Alea menggertakkan giginya. "Apa peduli lo, sialan! Pergi sana! Apaan sih lo tiba-tiba kayak gini!"

Rayyan masih menatap wanita ini. Sungguh, ia ingin memberi applause pada dirinya sendiri yang tiba-tiba ikut campur dengan urusan bule tengik ini. Ia menghela nafas, kemudian tersenyum miring dan memamerkan sebuah kunci. Yang Alea yakini itu adalah kunci ruangan Manajer yang diincarnya.

"Ucapin selamat sama gue, Alee!"

Ucapan Rayyan membuat Alea melongo dibuatnya. Ia benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki ini.

"Dan gue ucapin selamat kerja di tempat baru." Rayyan menyerahkan dua batang coklat di tangan Alea. Ia tertawa terbahak sebelum meninggalkan Alea yang cengo dibuatnya.

"Rayyan sialan! Ingetin gue buat bales dendam sama lo!!" Teriak Alea yang membuat semua pegawai kantor menoleh kearahnya. Ia langsung berlari dan mencekal tangan Rayyan setelah meletakkan batang coklat itu.

"Eh, eh, lo!" Rayyan mendelik saat Alea berusaha meraih kunci di tangannya.

"Jangan bangga ya! Lo dapat kunci itu karena lo palsuin laporan gue!" Teriaknya sembari berusaha keras meraih kunci milik Rayyan, bahkan laki-laki itu menaikkan tangannya keatas agar Alea tidak bisa meraih kunci itu.

Badan Alea yang tinggi itu hampir saja meraih kuncinya jika saja ia tak berjinjit.

"Eh! Lo apaan tuduh gue kayak gitu? Lo nggak bisa dong tuduh gue tanpa bukti!" Sangkalnya.

Alea menggertakkan giginya dan langsung menendang tulang kering Rayyan karena lelah menggapai kunci itu.

"Justru lo yang senyum-senyum bangga itu buat gue curiga!"

Rayyan mengelus kakinya sekilas. Tendangan itu benar-benar mematikan!

"Eh! Itu karena gue bekerja sendiri! Lo itu yang males-malesan! Itu yang buat gue bangga! Mana mungkin gue selicik itu!"

"Alah alasan!!!" Pekik Alea. Ia benar-benar belum terima dengan kenyataan ini.

Rayyan mendengkus, ia menghela nafas pelan dan segera berlari saat Alea akan bersiap menjambak rambutnya. Demi apapun, rambutnya adalah pusaka andalannya yang terbaik!

"RAYYAN!!!" Teriak Alea saat wanita itu melihat Rayyan yang berlari sekuat tenaga. Ia yang sedang lelah dan memakai higheels tak sanggup mengejar laki-laki itu.

"Gue benci sama lo! Gue benci! Gue benci!" Alea menghentakkan kakinya keras dan berjalan menuju meja yang ia tempati saat bersama Liana.

Alea mendelik pada Liana yang menahan tawa. Dan tak lupa melayangkan pandangan mematikannya pada pegawai lainnya yang tertarik dengan apa yang terjadi antara dirinya dan Rayyan. Mereka sama sekali sudah tau jika hubungannya dengan laki-laki itu sangat buruk.

Liana menahan tawanya saat Alea menghampirinya, tangisannya sudah mereda karena melihat betapa menariknya interaksi antara Alea dan Rayyan.

"Jangan ketawa lo Li!" Alea menggigit coklat dengan sadis setelah mematahkannya. Ia sangat jengkel pada Liana dan Rayyan!

"Masih aja lo mau disogok coklat? Astaga Al, kalau gue jadi lo, nggak bakal gue makan itu coklat!"

Alea tak peduli dengan ucapan Liana. Mau siapapun yang memberikannya coklat, ia tetap memakannya karena ia tak bisa menolak segala jenis coklat.

Apalagi coklat yang diberi Rayyan ini! Dan ia baru sadar Rayyan mengetahui jenis coklat favoritnya! Ini pasti agar Alea tidak marah-marah pada laki-laki itu! Makanya Rayyan membawakannya coklat!

"Sial! Kepikiran dia buat gue banyak dosa karena ngumpat mulu!" Alea masih tetap mengunyah coklatnya.

"Alea.. lo beneran resign? Gue nggak nyangka, sumpah deh!" Liana menyuil sedikit coklat Alea, sedangkan Alea melotot karena Liana menyuil coklatnya.

"Apa kemarahan pak Sandy sama karyawan lainnya masih buat lo nggak percaya kalau gue resign? Astaga, Lia.. harus apa gue? Lelah hayati jadinya!" Alea memutar bola mata malas kemudian memainkan ponselnya.

"Tapi gue masih nggak percaya! Lo itu karyawan kesayangannya pak Sandy! Lo benar-benar udah yakin? Karena itu sama sekali bukan passion lo, bayangin aja Al!"

Alea menghela nafas. "Gue udah mulai kerja besok Lia.. lo kayak Doni sumpah, kepo! Padahal gue udah kasih tau dia, tapi masih aja tanya! Untung gue putusin itu laki-laki nyebelin! Lagipula itu bisa buat tantangan gue sendiri, karena hanya dengan itu gue ngerasa setara sama Rayyan! Gue nggak terima dia jadi Manajer!"

Liana menggelengkan kepalanya pelan. Ia benar-benar sudah angkat tangan dengan urusan Alea tentang laki-laki. Dan ini apalagi soal ambisi baru wanita ini, menyaingi Rayyan Nugraha.

"Masih aja lo kayak gitu Al! Astaga! Kapan lo tobat? Jatuh cinta beneran rasain lo!"

"Nggak--"

Ting!
Ting!
Ting!

Bunyi ponselnya membuat Alea langsung memeriksa ponselnya saat melihat bunyi alarm. Ia ingat jika menyetel alarm untuk pergi ke pesta pernikahan sahabatnya.

"Aduh!" Alea menepuk jidatnya karena hampir saja kelupaan. Untung saja ia sudah menyetel alarm.

"Kenapa Al?" Tanya Liana yang penasaran.

"Gue harus pergi dulu Li! Mau kondangan! Bye!" Alea terburu-buru melangkah menuju lift.

"Eh! Alea!" Liana baru saja ingin menahan wanita itu, tapi pintu lift sudah tertutup rapat.

"Astaga, itu orang emang." Gumam Liana menggelengkan kepalanya pelan.

***

Haloo, maaf ya lama lanjutinnya. Setelah ini mungkin bakal ada spam lanjutan lagi 😅

17 Apr 2020

Finding Mr PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang