✓Kita (akan) Menikah✓

13.4K 661 19
                                    

Update niih!!!

Note : Bantu cari typo yaaa

Zara lelah terus mengikuti arahan fotografer yang bertugas memotret dirinya dan Adam untuk sesi foto prewed. Sebenarnya Zara tidak ingin melakukan sesi itu, tapi di paksa dari bunda dan ibunya Adam membuat Zara akhirnya berangkat juga.

Ingin dia rasanya menemani Anissa pulang sore nanti dari Rumah Sakit, begitupun dengan Adam. Tapi mendengarkan Della mengoceh tentang prewedding, ia juga yang mengantarkan Zara dan Adam pada lokasi prewedding ditepi pantai dengan latar senja.

"Seharusnya juga ada Anissa." Gerutu Zara, saat mereka sedang istirahat.

"Kamu capek?" Adam mengulurkan sebotol air mineral pada Zara.

Zara mengangguk, lalu ia meminum air dalam botol hingga tandas."Apa masih lama?" Zara mengerutkan dahi.

"Entahlah." Adam fokus pada ponselnya, hingga ia sedang menelpon seseorang.

Zara kembali dipanggil, untuk melakukan sesi foto sendirian meninggalkan Adam. Adam masih fokus pada pembicaraannya dengan seseorang di telepon.

Giliran Adam dipanggil, melewati Zara ia sedikit berbisik."Anissa sudah pulang, setelah ini kita ke rumah." Diangguki Zara.

Dalam perjalanan menuju rumah orang tua Adam, tak henti Zara terus merekahkan senyuman. Rasa lelahnya seakan sirna mendengar Anissa sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

"Aku nggak ngerasa kita menikah Za." Gumaman Adam terdengar di telinga Zara, hingga ia melihat Adam menyenderkan kepala dengan mata terpejam di kursi mobil.

"Akan menikah." Koreksi Zara

"Yah terserah deh, suka-suka kamu." tambah Adam.

"Aku bener-bener nggak nyangka jika kamu akan jadi istri aku." Adam membuka matanya menatap Zara, Zara yang ditatap seperti itu langsung mengalihkan pandangan.

"Aku juga." Cicit Zara.

"Kamu mau tau rahasia aku?" Adam menegakkan punggung, ia menaik-turunkan alisnya.

"Nggak, aku nggak kepo. lagipula kamu nggak malu ada pak Tono." Zara mengulum senyum.

Adam menepuk dahinya, benar ada pak Tono. Pernikahan yang semakin dekat membuat dua orang wanita, ibu dan calon ibu mertuanya sangat protektif kepada Zara maupun Adam. Kemanapun mereka pergi harus di antar sopir tidak boleh mengemudi sendirian untuk Adam, sedangkan Zara akan segera dipingit benar-benar pingit selama seminggu penuh tidak boleh bertemu dengan Adam.

Setelah pingitan awal gagal karena Zara bolak-balik RS untuk menjenguk Anissa.

"Anissa!" Pekik Zara memasuki rumah keluarga Darmawan. Ia berlari saat melihat Anissa sedang duduk di sofa menikmati buah apel nya.

"Tante!!!" Jerit Anissa tak kalah heboh, ia langsung merentangkan tangan meminta Zara memeluknya.

Della terkekeh melihat interaksi putri dengan calon ibu tirinya itu, ia ke ruang keluarga dengan membawa minuman untuk Adam dan Zara yang baru saja pulang. Sedangkan Adam hanya menggelengkan kepala melihat anak perempuan dan calon istrinya saling melepas kerinduan.

Della meletakkan segelas jus jeruk didepan Adam yang duduk di single sofa,"Saingan kamu dam." menunjuk Anissa dan Zara yang sedang saling menggelitik.

"Bener, ada Anissa aku langsung diabaikan." Adam tersenyum kecut.

Della mengangguk, meskipun tak ada niat Adam menyinggung hati Della. Tapi dari perkataan Adam, sedikit hati Della terasa tercubit. Dulu Della mengabaikan Adam dan Anissa, dan kini semuanya sudah terlambat.

Bunda Untuk Anissa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang