3rd Case

30 1 0
                                    

Fokus Yunha terbagi menjadi dua, itulah yang menjadi kesimpulan Jungkook.

Polisi muda itu selalu menangkap Yunha melirik ke arah jendela luar café nyaris setiap menit, bahkan saat tengah mengiris tipis sebuah apel – demi Tuhan, gadis itu akan memotong tangannya sendiri suatu saat. Ujung jemari Jungkook membuat suara ketukan di atas meja kayu dengan tempo tidak sabar. Matanya fokus memperhatikan pergerakan mengiris Yunha yang terlalu dekat dengan jarinya.

"AH, HENTIKAN ITU!!" akhirnya pemuda itu meluapkan kefrustasiannya dan merebut pisau yang digunakan sang barista. "Jika kau tidak fokus, jangan memotong! Apa yang harus aku lakukan jika kau mencincang jarimu sendiri!?"

"Mudah, hubungi 1339 dan kau akan segera terhubung ke rumah sakit terdekat," balasan yang sungguh tidak ingin Jungkook dengar.

Kehilangan argument, sang polisi akhirnya menghela napas kasar dan kembali duduk dikursi depan counter. "Aku akan menyita ini hingga pikiranmu lurus lagi."

"Kau lupa bahwa ini restoran dan aku juru masaknya. Tentu saja," Yunha berjalan ke kabinet diseberang dalam counter, menarik sebuah laci hingga terbuka, dan mengeluarkan pisau lain yang identik dengan pisau yang ada dalam genggaman Jungkook. "Aku punya banyak pisau."

Sang Polisi muda menggeram putus asa – beralasan dengan Yunha, yang luar biasa keras kepala – telah menguras seluruh tenaganya. "Kau akhir-akhir ini selalu melamun memperhatikan luar jendela café dan fokusmu jadi terbagi. Suatu saat kau akan melukai dirimu sendiri."

Tersiram minuman panas karena kehilangan keseimbangan atau tersandung, tangan teriris karena tidak memperhatikan jarak pisau dengan jari, menabrak lemari penuh dengan barang pecah belah, tergelincir dan membentur sisi tajam atau lantai – Jungkook akan menjabarkan segala kemungkinan yang dapat terjadi jika Yunha memaksanya.

Gadis itu terdiam sesaat sebelum menjawab seraya kembali melanjutnya kegiatannya mengiris apel, "Ada seseorang yang selalu berada diluar jendela," Yunha memindahkan irisan-irisan tipis yang telah ia selesaikan ke dalam mangkuk berisi air dingin. "dan setiap kali aku berusaha melihatnya dari dalam, dia selalu menghilang."

Jungkook menegakkan dirinya dengan cepat, pemikirannya melaju cepat dan adrenalin berdesir dalam aliran darahnya. Ia menelan ludah. "Penguntit?"

"Seharusnya dia tidak lagi datang setelah tahu kau ada disini nyaris setiap saat," Yunha menjelaskan. "Tapi, dia tetap muncul. Dia mempunyai niat tersendiri."

Alasan yang dapat diterima logika. Jika sosok itu memang penguntit, dia tidak akan berpikir dua kali untuk segera meninggalkan café dan mencari mangsa lainnya. Jungkook adalah seorang polisi yang, selama mengunjungi Rose Brew, tidak pernah menanggalkan seragam resmi, senjata, serta lencana kepolisian miliknya.

Seharusnya seragam putih berlengan panjang khas musim semi yang ia kenakan telah dapat menunjukkan status pekerjaannya dengan sangat jelas.

"Apa kau memiliki musuh atau semacamnya?" tanya Jungkook.

"Aku tidak pernah ingin mencari keributan atau masalah dan kau tahu itu." Yunha menjawab tanpa keraguan.

Sang polisi melipat lengannya di depan dada. "Kau mau aku berpatroli sekitar untuk memastikan?"

"Dan membiarkanmu terluka jika orang itu berbahaya? Tidak akan sekalipun." sang barista menegaskan. "Orang itu bisa saja perampok yang sedang mengintai café-ku atau gang atau semacamnya. Dia jelas tidak pergi meskipun dia tahu ada polisi yang selalu datang ke Rose Brew entah untuk makan siang, makan malam, atau sekedar bersantai untuk menghabiskan waktu istirahatnya. Dia tidak takut. Entah dia memang nekad atau –"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Dynamic of Solving [Detective! Kim Taehyung, Police Officer! Jeon Jungkook]Where stories live. Discover now