KRITIS

10K 239 9
                                    

Dengan sekuat tenaga devano melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Bahkan ia tidak perduli dengan lampu yang sudah berwarna merah, ia menerobos jalanan tersebut. Persetan jika ia akan di kejar polisi nantinya. Yang terpenting ia sampai di rumah sakit sebelum terlambat .

Raut muka Gilang, bara dan Surya seperti orang nahan berak. Jantung mereka berdetak lebih kencang dari biasanya. Lontaran kata doa-doa sedari tadi di ucap oleh Gilang hal itu membuat bara dan Surya juga ikut panik. Bukan! Bukan karena mendoakan Alvaro, melainkan mendoakan agar dirinya selamat sampai tujuan dengan utuh dan sehat wal'afiat!!

"Gue masih ingin hidup nyett"

"Maakk... Maafin Gilang kalau ada salah"

"Astaghfirullah astaghfirullah..."

"Titip celengan bebek Gilang di atas meja belajar ya makk..."

Dan begitu seterusnya....

Setelah mereka berempat nyaris meninggalkan nama, kini mereka sampai di parkiran rumah sakit Medika. Buru-buru devano berlari menuju ruangan Alvaro.

"Gue salut sama devano" ucap Gilang

"Buruan kita susul devano" ..

Saat devano berada di depan pintu ruang ICU, ia menghembuskan nafas kasar dan perlahan membuka kenop pintu .

Ceklek!

Saat devano mulai masuk terlihat ada kedua orangtua Alvaro yang duduk di sofa dengan raut muka yang sangat sedih. Ia menghampiri dan memeluk mama Alvaro

"Alvaro Dev.. hiks...hiks" ucap mama Rita sambil tersedu-sedu

"Dia akan baik-baik aja tan..Tante jangan khawatir " devano mengelus pundak mama Rita sembari menenangkan

"Dokter bilang ... Hiks".

"Dokter bilang apa tan?"

"Jika hari ini Alvaro nggak membuka matanya , dokter akan mencabut alat pernafasan nya itu dan ... Hiks ..hiks"

"Dan ia akan pergi ninggalin tante... Huwaaa"

Devano yang mendengar penjelasan tersebut, ia terdiam dan tidak bisa apa-apa lagi. Tapi ia yakin Alvaro akan segara sadar dari komanya dan kumpul bersama-sama lagi di sekolah.

Devano mendekat kearah Alvaro dan duduk di sampingnya

"Lo tenang aja sob"

"Lukamu juga lukaku, masalahmu juga masalahku" bisik devano pelan dekat telinga alvaro

"Yang harus Lo lakuin sekarang, Lo bangun dan ketawa bareng gue lagi seperti dulu"

Gilang, bara dan Surya menarik tangan devano untuk bangkit dan keluar dari ruangan itu, mereka tidak ingin melihat devano sedih berlarut-larut!

"Sekarang apa rencana Lo" ujar Gilang menatap wajah devano

"Gue akan kerumah Steffy sore ini" jawab devano singkat

"Lo mau ngapain?" Ujar Surya dan bara bersamaan

"Kompak amat Lo berdua nyett" Gilang menjitak kepala bara dan Surya

"Gue akan mulai permainannya sekarang." Terlihat tangan devnao sudah terkepal kuat

"Maksud Lo a-"

"Gue akan ngajak dia balikan, dan setelah itu gue akan permainin perasaan dia. Sampai dia bener-bener ngerasa sakit. Sakit seperti apa yang di rasakan alvaro saat ini"

"Steffy adiknya Reyhan, kita nggak perlu susah payah balas dendam ke Reyhan atau ke anak taruna lainnya."

"Cukup steffy"

DEVANO (TERBIT)Where stories live. Discover now