✓Bagaimana?✓

9.3K 605 8
                                    

Update nih !!!
Note : Bantu cari typo yaaa

***

Pernikahan Adam dan Zara semakin dekat, tapi benang-benang masalah diantara mereka semakin terpintal rapi, seakan tidak pernah akan bertemu dengan ujungnya.

Ada banyak hal terjadi menuju janji suci mereka, hari ini Adam menerima surat panggilan dari Pengadilan tentang hak asuh Anissa. Yang akan dilaksanakan tiga hari setelah pernikahan Zara dan Adam.

Masalah semakin bertambah rumit, dimana Anissa terus menolak kehadiran Zara. Anissa ketakutan ketika melihat Zara, bahkan ia bisa menangis histeris. Entah apa yang dilakukan oleh Della hingga mempengaruhi pikiran Anissa yang dulunya lengket bagaikan lem pada Zara sekarang menolaknya bagaikan magnet yang bertolakan.

Bagaimana jika dirinya membatalkan pernikahan?

Bagaimana jika dia merelakan Adam untuk Anissa dan Della?

Bagaimana perasaan kedua orang tuanya ?

Banyak pertanyaan dikepala Zara, membuat kepalanya seakan mau pecah. Apakah memang begini stress yang dihadapi seseorang jika akan menikah?

"Oh calon pengantin, nggak enak kan dipingit?" Ledek Deira yang memasuki kamar Zara.

"Kapan sampai?"

Deira mengendikan bahu,"Baru aja." Dia mengambil posisi bersila di samping Zara.

"Kenapa muka ditekuk gitu?" Tanya Deira memicingkan mata.

Zara mengadahkan kepala, lalu ia menghirup udara sebanyak mungkin."Bagaiman jika pernikahan dibatalkan saja?" Zara memandang datar Deira.

Deira yang fokus dengan cemilan dan ponselnya pun menganga sempurna mendengar pernyataan Zara.

Pletak

"Sakit De." Zara menggosok dahi yang kena sentilan maut dari Deira.

"Makanya kalo ngomong itu di filter dulu, jangan asal jeplak. Lihat nih aku yang pengen nikah aja calonnya kagak peka-peka. Kamu tinggal didepan mata, banyak doa semoga masalah cepat selesai." Omel Deira pada sahabatnya.

"Ya maaf De." Zara masih menggosok dahi nya yang memerah.

"Cerita dong, oh iya Anissa gimana?" Tanya Della, dengan mulut penuh kripik.

"Masih belum mau ketemu sama aku, bagaimana dong?".

Della bertepuk tangan,"Della bener-bener pinter ngerayu anaknya, gila juga tuh orang. Anak kecil dipake buat ambil keuntungan dia aja."

"Hak asuhnya?" Tanya Zara berhati-hati.

Deira melirik Zara sekilas,"Udah ada panggilan kedua dari pengadilan, tak ku sangka Della pake alasan Sindrom Baby Blues, saat itu. Padahal dia ada affair."

"Lalu?"

"Ya begitulah, Mungkin penentuan akan dilakukan minggu depan tiga hari setelah pernikahan kalian. Udah menghubungi Adam?"

Zara menggeleng

"Pantesan Adam tadi uring-uringan, bad mood sekali, tadi sempat mampir rumahnya buat diskusi tapi dia lagi down ya udah makanya aku kesini. Coba gih telepon, kali aja kangen kamu." Goda Deira pada Zara, lalu ia kembali fokus pada TV.

"Apaan sih." Zara mencebikkan bibir, bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju balkon.

"Za kamu mau ketoprak nggak?!" Tanya Al-Fath dengan menyembulkan kepalanya setengah di pintu.

Deira kaget hingga dia hanya diam mematung saling memandang dengan Al-Fath, jantung Deira serasa menggila hanya dilihat oleh Al-Fath.

Deira mengangkat tangan,"Hai bang." Tersenyum kikuk.

Bunda Untuk Anissa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang