"Ehm' Angga berdehem, mendadak tenggorokannya mengering.

Nara tetap tidak mersepon, dia melewati Angga.

'Ya Allah, kayaknya besok mesti ke dokter jantung' batin Nara saat merasakan detak jantungnya yang makin cepat.

Gadis itu bersiap merebahkan dirinya di ranjang.

"Kok pake daster?" Tanya Angga saat melihat Nara memakai piyama daster berbahan satin.

'banyak banget pengamannya!' batin Angga saat melihat kancing daster Nara dari atas hingga paha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'banyak banget pengamannya!' batin Angga saat melihat kancing daster Nara dari atas hingga paha.

"Maksud mas?" Tanya Nara sambil merebahkan tubuhnya, dan memiringkan tubuhnya ke arah Angga yang masih berdiri.

"Aku pikir kamu pakai lingerie." Ucap Angga cengar-cengir.

"Ga sempet beli."

"Oh iya, mas lupa kasih tau. Mas beli beberapa lingerie."

"Hah?!" Respon Nara, dia belum mempercayai Angga membelikan dia lingerie.

Angga berjalan menuju lemari lalu membukanya.

"Mau pakai yang mana dulu?" Tanya Angga dengan santai sambil mengambil beberapa lingerie.

'Tuhan, kenapa dia ga malu pegang-pegang benda itu. Aku yang lihat aja malu.' batin Nara.

"Mas beli sendiri?" Tanya Nara merasa heran.

"On line."

"Kok mas tau ukuran Nara?"

"Dari sodara perempuan kita. Mau pake yang mana dulu?"

Nara memaksakan senyum meringis, dia masih belum siap menggoda suaminya dengan pakaian yang di agung-agungkan saat malam pertama pernikahan.

"Besok aja ya, males ganti." Nara menutup tubuhnya dengan selimut hingga sebatas perut.

Angga pun ikut merebahkan tubuhnya di ranjang.
Pria itu mencium kening Nara. Angga menopang kepalanya dengan sebelah tangan.

"Aku masih belum percaya, sekarang kita satu ranjang." Angga memulai perbincangan di ranjang.

"Aku juga masih belum percaya, ternyata mas akhirnya mau juga ama Nara."

"Jelas mau lah! Duda mana yang ga mau ama gadis manis gini." Angga memuji istrinya.

"Dasar pria tua! pinter nge gombalin anak kecil." Ucap Nara, lalu dia memunggungi suaminya. Nara berusaha mengontrol jantungnya yang bergejolak tak karuan.

"Kok mas ga dicium?" Angga mencium tengkuk Nara, tangannya memeluk dari belakang. Angga mengusap lembut perut Nara. Tubuh Nara meremang mendapat sentuhan dari suaminya.

'Tuhan, tangannya sudah memulai. Aku mesti gimana? Please, bantu aku Tuhan.' batin gadis itu.

"Belum pengen cium mas." Jawab Nara lirih.
'Duh Ra...kok malah jawab gitu sich?!' Nara memejamkan mata menyesali ucapannya.

#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang