Bagian 12

43.9K 1.7K 116
                                    

"Byan, hari Jumat, entah siang atau malam aku keluar kota. Ada masalah kepegawaian disana. Kamu pulang sendiri ya?" Ujar Angga saat berangkat ke kantor.

"Berapa lama?"

"Sehari aja, tapi kayaknya aku ga bisa datang di nikahnya Adila."

"Mas pulang jam berapa?"

"Sabtu sore mungkin uda disini. Moga bisa ikut resepsi Adila."

***********

Kamis malam, di rumah Angga.

"Mana lagi yang mau dimasukin, mas?" Tanya Nara saat mengemasi barang Angga.

"Masukin kamu boleh ga?" Angga menggoda Nara yang duduk disampingnya.

"MAS MESUM!"

"Mesum apa, By? Mas mau masukkan kamu di koper. Hayooooo kamu yang mesum kan?!" Angga menggoda Nara.

"Mas nyebelin! Aku mau makan aja!" Ucap Nara, gadis itu melarikan diri karena malu, dan meninggalkan Angga duduk sendiri. Angga membuntuti dari belakang dan tersenyum.

"Mas juga mau makan, By. Minta tolong sekalian ya!" Pinta Angga sambil melingkarkan sebelah lengannya di pinggang Nara.

Dan mereka makan malam bersama. Usai makan malam Angga mengantar Nara ke kosnya.

Jumat pagi mereka masih berangkat ke kantor bersama. Angga keluar kota usai makan siang. Dan Nara pulang ke kos dengan ojek online.

Sabtu pagi Nara menghadiri akad nikah Adila. Usai acara Nara tak langsung pulang, ratu kecil Nesa masih menahannya.

"Ra, nanti berangkat sama kita aja ya! Ntar dijemput sama pak Im. Angga belum pulang kan?" Ucap Isti.

"Belum mbak, katanya kemungkinan nyampek sini jam 6-7 an." Jawab Nara sambil menyuapi Nesa.

Pukul 6 petang, seluruh keluarga Adila sudah berkumpul di gedung resepsi, termasuk Nara.  Dan tepat pukul 7 malam, acara sudah dimulai dengan di awali kirab pengantin atau yang biasa disebut cucuk lampah. Setelah prosesi tersebut, keluarga dipersilahkan duduk di ruang VIP,  dimana ada meja bundar yang di kelilingi oleh kursi.

Tamu telah berdatangan, mereka memberi ucapan kepada mempelai. Nara sedang duduk memangku Nesa, ratu kecil itu seolah tak ingin jauh dari Nara. Setiap beberapa menit, Nara melihat ponselnya. Karena hingga 7.30 Angga belum memperlihatkan batang hidungnya. 

"Tante, aku mau puding." ucap Nesa. 

"OK! Ayo kita ambil." Nara menggandeng Nesa untuk mengambilkan puding. 

"Aku juga mau!" ucap seorang pria yang tiba-tiba berdiri disisi yang lain sebelah Nara lalu mencium pundaknya.

Nara sedikit terkejut lalu tersenyum. Tanpa menoleh pun dia tahu siapa pemilik suara itu.

Angga menggendong Nesa dan menciumnya beberapa kali di pipi Nesa. Sambil berdiri Nara memberi suapan puding ke mulut Nesa.

"Aku juga mau di suapin!"pinta Angga.

"Manja!" 

"Nesa turun ya?" Angga menawarkan, dan Nesa menggelengkan kepalanya.

"Lihat kan?!" tambah Angga.

"Kalian bersekutu?!"

"Aku ga minta apa-apa lho By, aku cuma minta di suapin, susah amat!" ucap Angga dengan berpura-pura agak sewot.

"Iya-iya, aku suapin! Gitu aja ngambek!" ucap Nara memberikan satu suapan ke mulut Angga.

Pria itu menikmati puding dari suapan kekasihnya sambil tersenyum merasa menang.

#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang