Bagian 8

44.9K 1.8K 92
                                    

"Mas tadi ngapain kok langsung bilang masalah gitu ke Mas Dito? Kan baru ketemu sama Mas Dito "

"Aku ga mau buang waktu. Menemukanmu lagi, dan kamu masih sendiri, membuat aku lega, bahagia, entah kata apalagi kata yang tepat. Jadi kamu tolak mas? Dari tadi mas belum dengar jawaban kamu."

"Aku ga menolak."

"Jadi diterima?" Tanya Angga. Pertanyaan Angga benar-benar menyudutkan.

"Aku masih belum yakin sama Mas! Dan ini terlalu mengejutkan. Sekian lama kita ga ketemu, hari ini kita ketemu lagi, dan di hari yang sama mas mau nikahi Nara. Aku belum percaya, aku juga belum yakin keputusan mas." Nara berucap panjang lebar, menjelaskan kegundahan hatinya.

"Apanya yang belum yakin? Makanya nikah Byan. Supaya lebih yakin."

"Beberapa kali aku liat mas jalan ama wanita, dan mereka cantik, kalian terlihat pasangan sempurna. Mas ga ngerjain Nara kan?!"

Angga menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan.

"Byan, percayalah! Angga cinta Byanara, Angga butuh Byanara. Hanya Byanara yang menyempurnakan hidup Angga."

"Masih belum percaya." Balas Nara.

"Mas harus gimana supaya kamu percaya?" Angga bertanya sungguh-sungguh.

"Aku ga tau."

"Aku membutuhkanmu, Byan. Mas sayang Byan."

"Playboy pasti enteng ngucapin gituan."

"Sayang, seorang playboy menjalani hubungan dengan beberapa wanita dalam waktu yang sama. Aku ga seperti itu, memang aku sempat dekat dengan beberapa wanita, tapi ga bisa berlanjut, beberapa minggu ini kamu sering hadir di pikiranku. Apalagi momen kita di konser, aku membayangkan momen itu saat aku bermain solo."

"Main solo?!" Tanya Nara tak paham.

"Byan, wanita mengeluarkan sel telur yang tidak berguna dengan cara datang bulan. Pria juga mengeluarkan sperma, kepala pening, badan ga nyaman kalo ga dikeluarkan. Jadinya aku ngeluarin, main solo sambil bayangin kamu."

"Mas jorok dech!" Ucap Nara dengan pipi yang bersemu. 'aku dijadikan bahan imajinasi main solonya?' batin Nara tak percaya.

"Lebih baik begitu, dari pada bercinta sama wanita yang ga jelas. Atau kamu mau bantuin? Itu akan lebih mudah, Byan!" Ucap Angga sambil melirik Nara dan tersenyum nakal.

"Mas Angga mesum!" Balas Nara salah tingkah.

"Ini kebutuhan biologis Byan, kamu pasti tahu. Apalagi aku sudah pernah merasakan bercinta. Tuh kan! Punya aku uda keras ngomongin tadi, mau pegang?" Tanya Angga menggoda Nara.

"Astaga mas Angga ga malu ngomongin gini? Atau setiap sama wanita bicara ginian?!"

"Uda aku bilang, kamu yang membantuku Byan."

"Sebelum aku? imajinasi sapa lagi?"

"Liat bokep sendiri di rumah."

"Uda nyampek, mampir?" Ucap Nara saat tiba di ujung kampung kos.

"Iya, bentar aja."

Keduanya turun dari mobil Angga dan berjalan menuju kos Nara.

"Mas!" Nara terkejut saat Angga menyerang dengan memeluknya tak lama setelah memasuki kamar kos Nara.

"Ssshhhh, bentar By. Ga enak dibadan." Ucap Angga sambil menekan miliknya ke tubuh Nara. Dan gadis itu juga merasakan kerasnya milik Angga tepat di intimnya.

"Ga mau dicium" rengek Nara sambil melihat Angga.

"Cuma peluk." Angga semakin mengeratkan pelukan.

#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang