Bagian 9

43K 1.7K 26
                                    

Mereka sarapan di warung langganan Angga yang tak jauh dari rumahnya. 

"Eh, anak ganteng! Lama ga makan disini." Ibu penjual menyapa saat Angga memasuki warung lebih dulu, lalu di susul Nara.

"Iya Bu, uda ada yang masakin."

"punya pembantu baru?" tanya penjual itu dengan polos. Membuat Nara dan Angga saling berpandangan, lalu sama-sama tersenyum.

"tuh kan! aku kayak pembantu kalo masak terus?" bisik Nara di telinga Angga, lalu gadis itu mengikik sambil menutup mulutnya

"Ya uda, jangan masak lagi, fokus manak aja." balas Angga dengan berbisik. Sekejap Nara mencubit paha Angga, dengan cepat Angga menggenggam tangan Nara dan tak melepaskan. Detak jantung Nara makin cepat ketika Angga meremas-remas tangannya.

Angga melepas genggamannya saat melihat Ibu penjual menuju ke arah mereka.

"Ini ponakannya nak Angga?!" tanya penjual itu lagi ketika mengantar makanan di meja Angga. Dengan spontan Nara tertawa lepas, sedangkan Angga memicingkan matanya menatap Nara dengan raut tak suka.

Hingga beberapa saat akhirnya Nara menghentikan tawanya.

"Jangan marah donk calon suami." bisik Nara sambil melihat Angga yang mengunyah makanan.

Angga tak menjawab, dan tak menoleh ke sumber suara.

Mereka pun menikmati makanan yang sudah tersedia didepan mata.

"Tadi seneng banget kayaknya." bisik Angga lalu mencium pundak Nara. 

Nara tersenyum mengingat wajah Angga yang agak sewot.

"Mas wajahnya lucu kalo sewot gitu. Mas harus sadar kalo memang usia kita jauh beda, om dan ponakan." ucap Nara sambil tersenyum.

"Biar sewot tapi tetep ganteng kan?" tanya Angga dengan melirik dan memberi raut wajah menggoda. Nara pun gemas hingga sebelah tangannya memegang rahang Angga.

"Jelek! Makanya wajahnya jangan gitu lagi." ucap Nara dengan tatapan hangat. Angga mencium telapak tangan yang masih menangkup rahangnya.

"Love you Byan" bisik Angga.

"Ga percaya!" ucap Nara melepaskan tangannya dari rahang Angga dan memalingkan wajahnya. Angga menggelengkan kepalanya mendengar ucapan si gadis.

"Dia calon istri saya Bu." ucap Angga saat membayar makanan yang telah disantapnya bersama Nara, dan memperkenalkan Nara yang berdiri disampingnya.

"O a lah, kirain ponakan." balas si penjual. Angga dan Nara hanya membalas dengan senyuman.

Usai sarapan, mereka melanjutkan ke Plaza yang ada di pusat kota.

Mereka berjalan bergandengan, kadang Angga merangkul bahu Nara dan gadis itu melingkarkan tangannya dipinggang Angga. 

Saking asyiknya berdua,  Angga tak menyadari betapa crowdednya di WAG 'A+'

Amira : Tercyduk😍 (maap buram)

Amira : Tercyduk😍 (maap buram)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang