Bagian 10

44.7K 1.7K 71
                                    

"Tidur Ra! Besok bangun pagi kita siapin sarapan bareng!" pinta Linda selaku istri Arta.

Para wanita itu sekarang terbaring di depan TV lantai 2, sedangkan para pria berada di lantai 1.

Karena lelah, tak butuh waktu yang lama untuk memejamkan matanya. Beberapa jam kemudian Nara sudah terbangun ketika mendengar denting jam dinding yang menunjukkan pukul 04.00.

Usai membersihkan diri, dia menuruni anak tangga. Dilihatnya para pria itu tertidur dengan posisi tak beraturan. Lalu dia menuju dapur yang sudah dijelaskan Aline kemarin.

Dengan lancangnya dia membuka kulkas, disitu ada beberapa bahan makanan yang sudah bisa di olah untuk menjadi camilan. Dalam beberapa menit sudah ada beberapa buah ote-ote (bakwan sayur) di piring.

Amar terbangun, dan menuju dapur, dilihatnya Nara didepan kompor dengan mulutnya yang mengunyah sesuatu.

"Pagi banget!" ucap Amar yang sudah duduk di meja makan.

"Jangan di abisin! Bagi ama yang lain!"

"Belum ambil Ra! Kamu sendiri uda abis berapa?"

"Kalo aku mah bebas, kan yang masak!" 

"Kamu uda mandi belum? enak aja langsung makan!"

"Sori ya...emang kamu?! Bangun langsung makan!"

Angga terbangun mendengar suara Nara. Dia berjalan menuju sumber suara yang ternyata ada di dapur.

"Byan!" Sapa Angga dengan suara paraunya yang khas bangun tidur. Nara menoleh sejenak dan mengambil segelas air.

"Mas, minum air putih dulu!" Pinta Nara dan menyuguhkan segelas air putih di hadapan Angga.

"Kok aku tadi ga di gituin?!" celetuk Amar yang terlihat iri melihat Nara memperlakukan Angga.

"Beda, kan lebih tua!" balas Nara dan kembali menuju penggorengan.

"Aku lebih tua dari kamu Ra! Walaupun cuma 2 tahun, tetep aja lebih tua aku." sahut Amar.

"Tapi mas Angga lebih tua banget!" jawab Nara tanpa dosa.

"Byan!" Angga bersuara seolah keberatan atas ucapan Nara.

Nara tertawa ngikik, tanpa sadar Angga sudah berdiri di belakangnya.

Pria itu mencium bagian belakang kepalanya.

"Mas! Jangan sok ganteng ya!" ucap Nara menggeleng-gelengkan kepalanya

"Emang ganteng kan?!" balas Angga.

"Mentang-mentang ganteng, terus main nyosor sembarangan?!"

"Aku keluar aja dech! Di kacangin!" ujar Amar dan berlalu meninggalkan mereka.

"Mas, jangan deket-deket!" ucap Nara saat merasakan kepala Angga menyandar dipundaknya.

"Kenapa? Gugup?!"

'kok dia tau sich!' Nara membatin.

"Mas belum mandi! Bau!"

"Alasan kan?! Awas kalo mas sudah mandi ya! Habis kamu!" Angga mengancam, Nara menoleh dan menjulurkan lidahnya.

Angga meninggalkan dapur, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Kamu bangun jam berapa Ra? Uda ada ote-ote, pisang goreng, teh, mau buka warung atau gimana?" Tanya Lisa.

"Bilangin kak Aline ya, maaf, aku obok-obok kulkasnya!"

"Dia malah seneng, bangun tidur uda ada makanan. Kita masak apa nich buat sarapan?" Tanya Linda.

#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang