Bagian 11

43.1K 1.6K 75
                                    

Kamis malam, H-1 sebelum hari gathering.

"Uda lengkap semua By?!" Tanya Angga melihat tas Nara sudah rapi untuk acara gathering.

"Uda mas. Kalo ga ada aku, mas maem dimana?"

"Gampang! Kan banyak warung."

"Jangan telat maem ya!"

"Kamu juga jangan genit!"

"Kapan aku genit?!" Tanya Nara mengernyitkan dahinya.

"Waktu kamu nyanyi sama Aksa, yang ulang tahunnya. Ngapain kamu pegang-pegang pundaknya?"

Nara tertawa kecil.

"Itu refleks! Spontan! Lagian waktu itu kan kita belum seperti ini, aku sama Aksa ga ada apa-apa. Mas juga sama cewek lain, malah lebih mesra situ. Jadi siapa disini yang genit?" Tanya Nara balik.

Bagaikan bumerang, Angga langsung terhenyak mendengar ucapan Nara.

"Y-ya pokoknya kamu disana jangan dekati cowok."

"Harusnya aku yang bilang! mas jangan dekati wanita!"

"Ini beneran Byan! Kamu masih muda, pasti banyak yang pengen deket, pokoknya jangan dekat-dekat pria."

"Klo dia yang dekati aku gimana? Ga mungkin donk aku ngusir dia!" Nara menggoda Angga yang terlihat cemburu.

"Ya gimana caranya kamu membatasi. Atau ngaku aja kamu calon istriku."

"Mereka ga bakal percaya! Kan mas sendiri yang bilang, jangan kasih tahu orang kantor tentang hubungan kita."

"Mas kan uda bilang alasannya. Supaya kita tetap bareng di satu perusahaan, supaya kita bisa saling memantau ."

"Iya mas ku sayang! Mas harus percaya Nara, mas juga harus jaga kepercayaan Nara!" Ucap Nara lalu mencium pipi Angga.

"Byan! Jangan cium mas!" Seketika jantung Angga berdetak lebih cepat.

"Mas ganteng sich! Aku ga tahan pengen cium mas!" Nara mencium Angga lagi, dan kali ini di rahang.

"Byan, ntar aku balas cium lho!" Angga menggelengkan kepala melihat tingkah Nara yang kadang susah ditebak, kadang ekspresif.

"Kan mas uda sering cium aku!"

"Tapi aku biasa cium kamu di kening dan pipi, kali ini beda...."

"Maksud mas di bibir?" Nara dengan wajah polos menunjuk bibirnya membuat Angga makin tergoda.

"Byaaaaaan!" Angga berusaha menahan hasratnya. Sedangkan Nara tertawa geli dalam hati melihat kekasihnya berusaha sekuat mungkin untuk tidak mencium bibirnya.

Nara beranjak dari kasurnya, meninggalkan Angga yang menahan hasrat.

"Kemana?!'

"Buat jus!" ucap Nara dengan sedikit berteriak dari arah dapur.

Angga menghampiri Nara dan memeluknya dari belakang, lalu mencium pundak Nara. Gadis itu sedikit terkejut karena sudah ada lengan yang melingkar di perutnya.

"Mas ngagetin!" Nara melihat wajah Angga yang masih ada di pundaknya.

"Kamu sengaja ya?!" bisik Angga di telinga Nara, dan membuat jantung Nara berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Beberpa bagian tubuh Nara meremang.

"Sengaja apa?" tanya Nara dengan tangannya memegang juicer, dan tak lama dia mematikan.

"Godain mas, terus di tinggalin gitu aja." ucap Angga lalu menggigit kecil kulit leher Nara. 

#5 A Drama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang