Chapter 21 - Forgetful

793 76 23
                                    

"Why can't I say that I'm in love~"
"I wanna shout it from the rooftop~"
"I wish that it could be like that, why can't it be like that~"
"Cause I'm yours~"

"Wah, kau mengalami peningkatan. Kau sudah bisa mencapai high note dengan cukup baik," puji coach. "Gomawoyo ssaem."

"Teruslah berlatih, di evaluasi minggu besok kau harus melakukannya dengan baik," ucap coach sebelum pergi.

Tepat setelah coach pergi, Vanessa meregangkan tubuhnya. Meskipun hanya latihan vokal, tetapi bagi Vanessa berada di dalam ruangan selama berjam-jam tanpa melakukan banyak gerakan fisik lebih melelahkan daripada lari marathon lima kilometer.

Setelah latihan bersama coach, dia masih harus latihan mandiri. Meskipun tidak ada orang, tetapi masih ada kamera cctv yang mengawasi apakah dia latihan dengan baik atau tidak.

Drrrt

Sebuah foto dikirimkan oleh seseorang pada Vanessa.

Agila

Gue lulus dong12:30 a

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue lulus dong
12:30 a.m.

Vanessa tertawa kecil. Agil berhasil lolos, menjadi siswa SMA di salah satu SMA favorit di provinsinya. Padahal sebelumnya dia berlagak ingin menyerah saja dengan sekolah.

Katanya males lanjut sekolah, malah masuk SMA favorit provinsi
Read

Kini, Vanessa lebih sering membalas pesan yang dikirimkan Agil. Zafya sudah menjelaskan bagaimana Agil terlihat kesal mengetahui Vanessa membalas pesan-pesan dari Zafya dengan baik, sementara tidak untuknya. Sejak saat itu, Vanessa memperlakukan Agil sebagaimana dia memperlakukan Zafya.

Itu 'kan dulu, sekarang beda
Anak SMP ga usah protes

Dan sebenarnya Agil memang lebih tua daripada Vanessa dan Zafya. Hanya saja mereka berdua memang kekurangan akhlak dan tidak memanggil Agil dengan embel-embel 'Abang' ataupun 'Kakak'.

Iyain
Read

Btw, lo evaluasi kapan?

Mingdep
Read

Ydh lanjut latihan sana
Abang SMA juga mau belajar
Bye, muach

Jijik Gil sumpah
Read

Setelah membaca pesan terakhir dari Agil—sebuah meme, Vanessa menaruh handphone-nya dan kembali berlatih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah membaca pesan terakhir dari Agil—sebuah meme, Vanessa menaruh handphone-nya dan kembali berlatih. Dia harus berlatih dengan keras, jika ingin debut secepatnya. Atau semuanya akan sia-sia saja.

***

Vanessa sedang duduk, menunggu gilirannya untuk evaluasi bulanan. Bersamanya juga ada beberapa trainee lain dengan tujuan yang sama.

"Jikyeo-ya, kenapa kalian berkumpul disini?" tanya Hani yang tiba-tiba datang. "Eonni! Kau darimana saja? Aku menelfonmu sejak tadi, tapi kau tidak menjawab," kata Vanessa.

"Oh, maaf. Aku meninggalkannya di dalam loker," jawab Hani. Vanessa mengangguk-angguk, "Bersiap-siaplah, setelah ini giliranmu."

"Giliranku untuk apa?"

Vanessa menatap Hani dengan tatapan heran. "Aku tidak bercanda, bersiap-siaplah."

Hening sebentar tanpa ada tanggapan dari Hani.

"Eonni lupa ya?" tanya Vanessa. Hani mengangguk dengan mulutnya yang terbuka. "Pantas saja semua orang yang aku temui heran kenapa aku tidak disini."

Vanessa menepuk dahinya pelan dan menghela nafas, "Kita sudah membicarakan tentang ini loh," Vanessa kembali menghela nafas, "tidak apa-apa, setidaknya kau sudah mempersiapkan diri untuk evaluasi. Eonni mengingatnya 'kan?"

"Aku tidak mempersiapkan apapun."

Kali ini Vanessa nyaris berteriak. "Heol*! Lalu bagaimana ini?" cemas Vanessa.
*Astaga!

Hani menggaruk-garuk kepalanya, bingung tentang apa yang akan dia lakukan.

"Eonni, bisa rap freestyle?" tanya Vanessa. Otak gadis kecil ini mendapatkan sebuah ide. Hani mengangguk. Vanessa menghela nafas lega. "Apa eonni menyimpan file musik? Setidaknya untuk memberikan beat saja."

Hani mengeluarkan handphone-nya, dan menunjukkan Vanessa file musik miliknya. "Aku sedang mengerjakan beberapa lagu," ucap Hani yang membuat Jikyeo terkagum. Dalam hati dia cukup iri karena mereka menjadi trainee dalam waktu yang sama, namun sepertinya Hani berkembang lebih cepat daripada dirinya.

"Akan bagus jika eonni bisa menulis lirik sekarang. Tetapi jika waktunya tidak cukup, just go freestyle," ucap Vanessa.

Hani mengangguk, kemudian membuka aplikasi notes dan menuliskan beberapa lirik, dibantu Vanessa. Lirik yang selesai baru setengah dari lagu namun sudah saatnya giliran Hani.

Setengah dari lirik lagu akan Hani lakukan dengan freestyle, jadi Vanessa meminjamkan handphone-nya agar apa yang ditampilkan Hani dapat direkam.

Sambil menunggu Hani selesai, Vanessa melatih vokalnya. Dia harus tampil dengan baik, bukan?

Lima belas menit menunggu, Hani keluar dari ruangan dengan ekspresi wajah lega. Dia menceritakan semuanya pada Vanessa. Semuanya berjalan lancar. Ketika di dalam Hani cemas jika nanti dia diminta untuk mengulang penampilannya. Bagaimana mungkin dia mengingat liriknya, 'kan dia melakukan penampilannya dengan freestyle. Untungnya dia tidak diminta mengulangnya.

"Syukurlah. Lain kali eonni harus ingat, ya! Kalau perlu buat pengingat di handphone-mu," ucap Vanessa. "Iya, aku tau."

"Sebentar lagi giliranmu 'kan? Aku akan menunggu hingga giliranmu, baru pergi," tawar Hani yang sama sekali tidak ditolak Vanessa. Tidak lama mereka menunggu, sudah tiba saatnya giliran Vanessa untuk evaluasi. Setelah Vanessa masuk ke dalam ruangan evaluasi, barulah Hani pergi.

Sebenarnya Hani masih punya waktu beberapa menit lagi untuk istirahat setelah evaluasi—untuk waktu istirahat, Hani tidak pernah lupa, dan kebetulan sekali ketika berjalan menuju kafetaria untuk menghabiskan waktu istirahatnya, dia bertemu orang yang akhir-akhir ini sangat jarang pulang ke dorm.

"Yoona eonni! Ah, syukurlah bertemu denganmu disini," ucap Hani ketika bertemu dengan Yoona di lorong menuju kafetaria. "Oh, Hani-ya. Mwohae?" jawab Yoona santai. Hani mengangkat bahunya, "Tidak ada apa-apa. Hanya saja sangat sulit untuk melihat dirimu akhir-akhir ini," kata Hani. "Oh, begitu."

"'Oh, begitu?' Hanya itu saja?" heran Hani.

"Ya, lalu apalagi?"

Hani menghela nafas pelan, "Sudah berapa lama eonni tidak bertemu Vanessa?"

"Entahlah."

"Nah. Sebaiknya kau segera menemuinya sebelum dia lupa kau siapa," kata Hani, "na meonjeo kalke*."
*Aku pergi dulu.

"Eung*," jawab Yoona.
*Ya.

"Memangnya sudah berapa lama aku tidak bertemu Vanessa, ya?" gumam Yoona.

Vote kalau kamu suka. Comment kalau ini menarik. Share biar cerita ini berkembang. Thanxx!
—thesecretfire.

IDOL [On Going]Where stories live. Discover now