Tapi setelah gue turun gue langsung sadar lagi, bakal gue cari tu si Koeun sama Hina, berani beraninya gangguin istri gue.

Gue cari ke kelasnya tapi nihil, dan dugaan gue pasti ada di kantin karena bertepatan sama jam istirahat. Dan ya dugaan gue bener, gue lihat tu anak 2 lagi asik ketawa ketiwi.

Gue langsung aja menghampiri meja mereka, dan menggebrak mejanya,

Brakkkk

"Lo berdua ikut gue sekarang!" Teriak gue, lantas jadi bahan tontonan satu kantin.

Gue lihat Koeun sama Hina kaya gemeter gitu. Bahkan takut menatap gue. Eleh gangguin anak orang aja berani, gue sentak dikit udah menciut.

"Ke-kenapa kak?" Jawab salah satunya, gue nggak hafal yang mana Koeun yang mana Hina.

"Kenapa lo tanya? Lo kan yang kemarin doring Adel di mall? Ngaku nggak lo!!" Habis kesabaran gue sebenernya, tapi masih gue tahan karena yang gue hadapi ini cewek, kalo cowok mah udah gue tonjok kali.

"A-adel si-apa kak? Aku nggak tahu."

Gue mengacak rambut, frustasi.

"Adelyn pacar gue!"

"Jaem lo apa-apaan sih main emosi gini, tenang dulu lah." Jeno datang dan menarik tubuh gue kebelakang, rada menjauh dengan meja, dan menepuk nepuk bahu gue. Cuma Jeno yang berani kaya gini ke gue, yang lain takut gue semprot juga nanti.

"Iya kak, aku sama Hina nggak sengaja nabrak kak Adelyn jadi jatuh. Maaf kak." Katanya dengan membungkukkan badan ke gue.

"Tuh kan! Lo kenapa sih cari masalah sama pacar gue, salahnya apa coba?!" Tanya gue lagi.

"Udah Jaem udah, udah minta maaf juga." Kata Jeno.

Gue menghela nafas, "GUE PERINGATIN KE LO LO SEMUA, KALO ADA YANG CARI GARA GARA KE PACAR GUE LO AKAN BERHADAPAN LANGSUNG SAMA GUE NANTINYA, CATET BAIK BAIK!"

Setelah mengatakan hal itu ke seluruh siswa yang ada di kantin, maupun yang lagi memperhatikan gue, gue langsung jalan ke atap lagi. Anak Dream mengikuti dibelakang gue.

Braaakkk

"ARRRGGHHH!"

Gue menendang kursi untuk melampiaskan emosi gue.

"Heh lo ada apa sih, cerita gih masalah lo." Kata Mark sambil menenangkan gue.

"Sebenernya kemarin Adel jatuh, didorong gitu ditangga, dan ternyata tu tadi anak dua yang ngedorong Adel sampai jatuh." Dream yang mendengar cerita gue sedikit terkejut.

"Wahh banyak nyali juga, terus keaadaan induk gue sekarang gimana?" Tanya Haechan.

"Ya kemarin didorong gitu kan ditangga, jadi jatuh terus kakinya ya keseleo gitu, pas hujan lagi. Jadi basah, dan masuk angin." Jawab gue seadanya.

"Wah parah, gila juga yang ngedorong itu. Jaem nanti gue kerumah lo deh, jenguk induk gue, ajak girls juga ah."

"Kok lo emosinya baru sekarang, nggak kemarin pas Adel jatuh?" Tanya Renjun yang kebinggungan.

"Nah itu dia yang bikin gue tambah emosi, gue telat jemput karena macet. Pas sampai sana keaadaan Adel udah kaya gitu. Gue ngrasa gagal jaga dia tahu nggak? Atau karma dateng secepat ini?"

"Ssttt ngawur lo. Udah yang kemarin kan udah lewat, lo nggak gagal kok. Fokus aja sama yang sekarang." Kata Jeno dan gue mengangguk.

Gue menundukkan kepala sejenak, oh iya gue baru sadar akan sesuatu, "Heh maksut lo apa daritadi induk gue induk gue, punya gue itu!" Kata gue sambil mencubit perut gembul Haechan yang ada di samping gue berkali kali.

"Aa-ampun, iya iya punya lo doang, gue sala-akhh. Sakit bego udah!"

"Enak aja induk gue induk gue."

Haechan beranjak dan siap untuk pergi, "Enak lah orang emang induk gue, wlee." Kata Haechan sambil menjulurkan lidahnya laku berlari.

"Oh masih kurang cubitannya, HEH HAECHAN ANGKASA!!!" Gue udah berlari mengejar Haechan, jadi kejar kejaran deh, dan anak dream lain cuma ketawa ngakak.

-  D O I  -

Hai cuma mau bilang nantinya aku bakal slow update bangett, udah sibuk kelas 12, dan bener bener susah cari waktu buat nulis, tapi aku usahain tetep update kokk. I'am so sorry.

Oh ya satu lagi, kalian pasti tahu lah cara menghargai karya orang lain, jujur aku rada sedih aja lihat yang baca banyak tapi yang vote cuma segitu, apa lagi komen. Jadi mikir, sebenernya cerita aku tu layak nggak sih? Banyak yang baca vote sama komen sedikit tuh apa artinya, jadi mikir berkali kali mau lanjutin work ini apa enggak. So be a wise reader please, thankyouuu❤

[19 Januari 2020]

DOI ; NA JAEMIN Where stories live. Discover now