Prolog

13 0 0
                                    

"Ma, bita berangkat ya," pamit Sabita pada mama nya lalu berlari keluar rumah.

"Bita kebiasaan deh gak mau sarapan!" ucap mama Bita.

"Gak ada waktu maa, bita udah terlambat." teriak Sabita dari luar.

Mama Bita hanya menggelengkan kepala nya melihat anaknya itu.

Hari ini Sabita sedang beruntung, ia tidak terlambat datang ke sekolah. Senyumnya tercetak di wajah cantik dan ngeselin nya itu.

"Seorang Sabita nggak terlambat? Itu mustahil," ledek Agya dari belakang Sabita.

Spontan Sabita menoleh dan langsung nyengir.

"Bosen gue terlambat mulu,"

"Bosen atau mau ngapelin kak Barra lagi?" Tanya Agya.

Barra adalah kakak kelas Sabita. Bagi Sabita Barra adalah sosok yang paling sempurna. Bayangin deh,

Udah ganteng, humoris, ketua osis, hobi nya main basket, terus dia juga punya cafe. Gimana ga perfect coba?

"Hey, pada ngomongin apa nih?" tanya Keisya yang menepuk bahu Sabita.

"Masuk kelas yuk, udah mau bel tau" Lanjut Keisya dan dijawab anggukan oleh Sabita dan juga Agya.

Mereka bertiga mulai berjalan di koridor sekolah dengan tertawa.

"Sabita adeline! Keluar kamu dari kelas saya!" Teriak Bu Retno yang melihat Sabita nyenyak tertidur pada jam pelajaran nya.

"Siap bu retno," ucap Sabita dengan menaruh tangannya di pelipis seperti hormat kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas.

Teman-teman Sabita melongo melihat kelakuan Sabita.

Sabita memanfaatkan waktunya untuk ke UKS.

Alasan Sabita memilih pergi ke UKS karena disana Sabita bisa melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong dan juga bisa dapat teh gratis.

Saat Sabita melewati lapangan, ia melihat tiga cowok dihukum. Sabita mengenalnya, siapa lagi kalo bukan Ervin, Darel, dan Ibra. Trio pembuat onar di sekolah.

Bagi Sabita, trio onar itu adalah musuh terbesarnya. Sabita pernah dibuat malu oleh ke tiga orang itu. Bagaimana tidak malu? Sabita di kejutkan mereka sampai ia terjebur di kolam renang sekolah.

Saatnya Sabita balas dendam.

Di tendangnya minuman kaleng di depannya ke arah trio pembuat onar berdiri. Minuman kaleng tersebut mendarat pas di kepala Ervin.

"Mampus, makan tu kaleng!" Teriak Sabita dan langsung lari.

"Awas ya lo Babita!" Kesal Ervin namun tak lama,

"Ervin kenapa kamu hadep belakang? Saya tambah lagi sepuluh menit!" Pinta Pak Edi.

"Itu Pak tadi ada Sabita ganggu saya,"

"Bohong, mana tidak ada anaknya," ucap Pak Edi sambil melihat sekeliling.

"Ada tadi pak," Ervin tak mau kalah.

"Apa benar begitu Darel, Ibra?" Tanya Pak Edi.

"Ehmm, nggak Pak. Ervin mau kabur tadi." Jawab Darel karena takut di hukum juga oleh Pak Edi.

"Iya pak." Tambah Ibra.

Ervin melotot tak percaya dengan jawaban kedua teman nya itu. Ervin diberi tambahan hukuman membersihkan debu debu di bawah tangga. Ervin yang Malang.

"Minggir lo, gue mau tidur," usir Seseorang pada Sabita yang sedang tidur terlelap.

"Heh bangun ga lo!"

"Apa sih?" Tanya Sabita yang masih memejamkan mata nya.

"Minggir, gue mau tidur,"

"Enak aja, gue yang duluan tidur disini," ucap Sabita yang sudah 100% bangun dari tidurnya.

"Gue traktir bakso deh di kantin, minggir ya?" Pinta cowok itu dengan lembut.

"Serius?" Sabita langsung bangkit dari kasur.

"Nih," ucap cowok itu sembari memberikan selembar uang berwarna hijau.

"Makasih Gavin!"

Sabita berlari menuju kantin. Sedangkan Gavin hanya tersenyum melihat kelakuan teman nya itu.

Gavin adalah teman Sabita dari kecil. Bisa dibilang mereka adalah sahabat.

"Pulang bareng gue mau?"

"Eh kak Barra, boleh kak?" Tanya Sabita pada Barra.

"Boleh lah, buruan masuk."

"Eh iya," Sabita pun masuk ke dalam mobil Barra.

Selama perjalanan Sabita memilih untuk diam, karena merasa canggung.

"Udah berapa kali sih lo pulang bareng gue? Masih diem diem aja. Padahal gue tau lo di sekolah banyak omong," ucap Barra.

"Kak Barra sih ganteng nya kelewatan, aku kan jadi makin sayang." Sabita langsung membekap mulutnya sendiri. Bukan Sabita jika dia tidak ceplas ceplos.

Barra mengacak lembut rambut Sabita yang pipinya sedang memerah.

"Tungguin gue bisa ya?" Tanya Barra.

"Hah gimana kak?'

"Tungguin gue suka balik sama lo,"

Sabita hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

"Itu kak pager item,"

"Ini bukan pertama kali gue ke rumah lo bit," ucap bara sambil tersenyum gemas.

"Maaf kak, habisnya kalo sama kak barra waktu bita berasa berhenti. Mau mampir kak?"

"Lain kali deh, gue ada rapat habis ini."

"Oh yaudah, hati-hati ya kak." Ucap Sabita lalu turun dari mobil Barra.

Gimana prolog nya? Udah banyak peran yang muncul nih.

Kira kira tokoh utama laki laki nya siapa ya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

confused.Where stories live. Discover now