Part 11

38.1K 1.8K 11
                                    

                “Haaaah, Akhirnya!” Helaan nafas karena lega terdengar dari mulut Dara. Dia baru saja menyerahkan tugas nya pada dosen yang menurut nya paling perfeksionis dalam segala hal, beruntung dia tidak disuruh mengulang untuk mengerjakan tugas.

Dara melambaikan tangan nya pada Anna yang berdiri di depan kampus nya, sore ini dia dijemput oleh Anna untuk langsung berangkat menuju Magelang. Dara sudah menyiapkan pakaian yang akan dibawannya serta perlengkapan-perlengkapannya yang dibutuhkan nanti, sekarang dia berniat pulang ke kost nya dahulu untuk mengambil koper kecil nya. Anna membuka pintu mobil dan duduk di kursi kemudi, disusul oleh Dara yang duduk di kursi penumpang.

                Setibanya Dara di tempat kost, dia dengan segera mengambil koper nya dan ingin mengunci pintu untuk memastikan bahwa kost nya aman saat ditinggalnya pergi selama beberapa hari. Dara menyeret koper nya dan mengambil tas kecil nya, gerakannya terhenti karena mendengar suara panggilan dari hp nya. Sebuah panggilan dari kontak bertuliskan ‘Tante Rina’ atau Ibu dari Aris. Dengan ragu Dara mengangkat panggilan tersebut.

                “Ha-halo, Assalamualaikum?” Dara menyadarkan Rina dari lamunannya di seberang sana.

                “Waalaikumsalam, Nak Dara…” Rina terisak kecil, rindu dengan sosok yang kini sedang di dengarnya.

                “Iya, Tante Rina. Apa kabar?”

                “Tante baik, sayang. Kamu apa kabar? Sudah lama tidak bertemu ya, Tante rindu sekali dengan Dara…” Rina meneteskan air mata, Dara sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Dia tidak kuat melihat penderitaan Dara yang masih remaja harus ditinggal oleh Ibunda nya.

                “Dara baik juga, Tante.”

                “Kenapa Dara tidak menghubungi Tante sama sekali? Tante sudah sangat rindu. Kalau memang ada masalah dengan Aris, jangan pernah memutuskan hubungan begitu saja dengan tante, Nak… Kamu sudah seperti anak tante sendiri. Rasa nya aneh jika kamu pergi begitu saja,” jelas Rina panjang lebar.

Dara memejamkan mata nya dan menahan air mata nya yang mendesak keluar. Dia tidak menginginkan semua ini, semua yang berhubungan dengan Aris selalu berhasil membuat hati nya tidak karuan.

                “Maaf tante, Dara tidak bermaksud untuk memutuskan hubungan dengan keluarga tante. Hanya saja… Dara merasa tidak enak masih sangat dekat dengan keluarga Mas Aris padahal Mas Aris sudah punya Mbak Tiara.”

                “Oh begitu, ya? Ya sudah tante tidak memaksa, kalau kamu perlu apapun, tante ada untuk kamu Dara. Jangan sungkan-sungkan,”

                “Iya, tante.”

                “Kalau begitu, tante tutup dulu, ya. Assalamualaikum…”

                “Waalaikumsalam.”

----

TIARA POV

                Aku mendengar Tante Rina yang melakukan panggilan dengan seorang perempuan bernama Dara. Tante Rina terlihat sangat rindu dengan Dara, sampai-sampai mengeluarkan air mata saat berbicara pada perempuan itu melalui telepon. Setelah Tante Rina mengakhiri panggilan, aku duduk di sebelah Tante Rina.

                “Tante, itu tadi perempuan yang… membuat Aris seperti sekarang, ya?” Maksudku, membuat Aris menjadi lebih tertutup dan seperti es batu yang hidup, dingin, tanpa ekspresi, dan sering tidak peduli dengan sekitar. Kulihat Tante Rina menganggukan kepala nya.

My Life Partner!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang