Part 6B (Repost)

35K 1.8K 7
                                    

“Satu-satunya perempuan yang ada disini….,” Aris menarik tangan Dara dan menempelkannya ke dada kirinya.

                “…. Hanya kamu, Adara Jovita Hara.”

Dara langsung menarik kembali tangan nya dari dada Aris, Aris hanya terkekeh geli. Dara berdecak kesal dan berjalan menjauhi Aris sambil mengehentak-hentakkan kaki nya. Karena terlalu kesal, Dara tidak memperhatikan sekitar dan tiba-tiba saja kaki kiri nya masuk ke dalam lubang. Saat ia menarik kaki kiri nya, tubuh nya kehilangan keseimbangan dan hampir saja jatuh jika Aris tidak mendekap nya.

                “Lepas ih, aku mau pulang. Besok lusa udah sekolah,” gerutu Dara.

Aris menghela nafas. “Baiklah. Aku antar,” Aris menggandeng tangan Dara dan membawa nya menuju tempat parkir. Sesudah pintu terbuka, Dara langsung membuka pintu penumpang dan mendaratkan pantat nya di kursi mobil. Lama-kelamaan, Dara tertidur.

---

                Dara mengerjapkan mata nya, berusaha menyesuaikan cahaya yang menyinari sekelilingnya. Dia bergumam malas, “Udah pagi aja,”

                “Bukan, udah siang. Tidur nya nyenyak banget kayak orang pingsan sampai gak sadar dibangunin bolak-balik,” ucap Aris.

Dara kaget dan menoleh ke kiri, terdapat Aris yang sedang bermain flappy bird di gadget nya.

                “Suka banget sih ngagetin anak orang. Untung enggak jantungan…” Dara mengelus dada nya yang sempat kaget.

                “Kamu makan dulu. Kemarin malam belum makan apa-apa ‘kan? Ayo,” Aris bangkit dari sofa berwarna baby blue tersebut dan menggendong Dara.

                “E-Eh, ‘kan aku belum mandi! Malu nanti ada Tante sama Om…” Dara dengan pasrah mengalungkan tangannya di leher Aris karena takut terjatuh dari gendongan Aris.

                “Nanti saja, habis makan terus kamu mandi. Aku antar kamu pulang ke Mojokerto,” ujar Aris dengan enteng.

Aris menuruni tangga satu-persatu, Dara menengok sekelilingnya. Ternyata dia sudah tidak di hotel lagi, dia di rumah Aris yang bertempat tidak jauh dari Akademi Militer.

                “Koperku…. Dimana ya?” tanya Dara. Dara melangkah ke meja makan setelah turun dari gendongan Aris.

                “Di kamar aku yang kamu buat tidur tadi,” jawab Aris. Dara menjawab nya dengan membentuk mulut nya menyerupai huruf O.

                “Udah cepat makan,” ujar Aris dingin. Aris menarik kursi disebelah Dara. Dara hanya mengangguk pelan.

Hanya suara dentingan alat makan yang beradu yang terdengar di ruangan itu.

                “Ekhem, aku mau bicara.” Aris mengusap mulut nya menggunakan tissue seusai ia makan. Dara hanya mengangkat tangan kiri nya dan mengisyaratkan, ‘sebentar dulu.’

Dara meminum segelas air mineral, kemudian ia berdeham.

                “Ada apa?” Dara menoleh ke arah Aris yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam dan terkesan dingin.

                “Kita break dulu saja, ya.” Aris mengucapkan kata tersebut tanpa ragu dan menggunakan nada sedingin es.

Dara tidak mengerti, Aris mengapa bersikap seperti ini?              Apakah Karena aku melepas Mas Aris untuk Mbak Fani? Tapi itu yang terbaik. Dara menebak-nebak dan menyerah karena tidak paham dengan suasana hati Aris. Akhirnya, Dara memberanikan diri untuk menjawab.

                “Ya sudah,” jawab Dara berusaha tegar meskipun hati nya kini bergetar menahan sakit.

                “Oh ya, aku mau mandi dan cepat berkemas untuk pulang. Enggak perlu repot nganterin Dara, Dara mau naik bus aja. Sampaikan juga salam buat kedua orang tua Mas Aris,” jelas Dara panjang lebar sebelum ia naik ke lantai atas dan bersiap untuk pulang ke rumahnya.

My Life Partner!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang