~Eight!

173 36 0
                                        

Aku terkejut dan terpaku melihat Arrayan yang berada di balkon rumah Haidar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terkejut dan terpaku melihat Arrayan yang berada di balkon rumah Haidar. Aku memaksa otakku bekerja cepat untuk berpikir. Bagaimana bisa seorang Arrayan bisa ada dikamar Haidar?

Aku yakin sekali kalau siluet di kamar Haidar adalah siluet dari Haidar itu sendiri. Justru sekarang siluet itu ternyata milik Arrayan yang ada di hadapanku sambil menatap langit? Ini tidak beres! Aku bahkan tak bisa memalingkan pandanganku ke langit sore karena mataku tak ingin berhenti melihat keindahan lain yang tidak dapat ditolak.

"Indah banget ternyata kalau diliat dari sini" ucap Arrayan sambil tersenyum kecil.

"Iya indah banget." ucapku tanpa sadar sambil menatap takjub senyuman milik Arrayan.

Tanpa kuduga tiba-tiba Arrayan memalingkan pandangannya dari langit sore, kepadaku. Aku jadi gelagapan sendiri karena takut ia sadar ucapanku barusan bukan untuk langit sore, tapi untuk dirinya. Aku mengalihkan pandangan ke langit yang ternyata sudah gelap.

Dasar, apa karena terlalu asik melihat wajah Arrayan aku jadi lupa waktu begini? Aku merutuki diriku sendiri dalam hati. Aku harus bersyukur lampu balkon kamar ku dan Haidar belum menyala, sehingga Arrayan kemungkinan besar tidak dapat melihat kondisi wajahku yang sedang menahan malu ini.

"Udah abis nih, sekarang mataharinya udah fix ganti shift sama bulan. Kamu ngga mau masuk kedalam? Makin malem anginnya makin ngga baik loh." ucap Arrayan dari balkon kamar Haidar.

Aku mengatur nafas untuk menghilangkan rasa gugup, lalu kunyalakan lampu balkon. Aku menunjuk sebuah selimut diatas sofa balkon kamarku.

"Ada selimut kok, aku lagi pengen aja diluar gini." ucapku sambil tersenyum kecil.

"Lah mantep juga, balkonnya Haidar mah ngga ada selimutnya. Yaudah daripada sendirian, aku juga nganggur gajelas mending nemenin kamu." ucap Arrayan lalu ia duduk di sofa yang tersedia di balkon kamar Haidar.

Aku hanya mengangguk sebagai balasan dari perkataan Arrayan. Sofa di balkon Haidar dan sofa di balkon ku saling memunggungi, jadi baik aku dan Arrayan tidak saling melihat satu sama lain.

"Gimana tangan kamu?" Arrayan memulai percakapan di antara kami.

Aku melihat siku tanganku, masih sedikit memar tapi tidak separah sebelumnya.

"Udah baikan kok sekarang."

"Bagus deh, aku kira bakal lama sembuhnya."

"Itu kamu doain aku ngga sembuh-sembuh apa gimana?"

"Engga lah, soalnya kemarin pas kepentok itu suaranya keras banget. Makanya aku kira sembuhnya bakal lama." ucap Arrayan di akhiri dengan kekehan kecil.

Karena percakapan itu, kami berakhir berbincang-bincang banyak hal. Dari hal yang biasa dilakukan sehari-hari hingga ke hal yang paling random pun. Kadang aku tertawa karena cerita yang disampaikan Arrayan begitu konyol. Arrayan juga mendengarkan ceritaku dengan baik tanpa memotong ceritaku sedikitpun. Aku dan Arrayan benar-benar asik mengobrol bersama.

Tentangnya : Arrayyan | •Hyunjin•Where stories live. Discover now