~Five!

170 35 1
                                        

"AYO KE KANTIN SHEYENG?" teriak Sierrin dari bangkunya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"AYO KE KANTIN SHEYENG?" teriak Sierrin dari bangkunya. Aku tau pasti ia berteriak mengajakku dan Lia untuk pergi ke kantin.

Karena aku dan Lia masih diam ditempat duduk Sierrin pun datang ketempat kami.

"Diem diem bae ih kalian? Ayo dong gue udah keroncongan." rengek Sierrin.

Ketika Sierrin masih sibuk merengek tiba-tiba seseorang datang dan duduk di depan mejaku.

"Kyara, ayo ke uks."

Suasana menjadi hening. Bahkan Sierrin yang tadi merengek langsung diam, ia menatap Arrayan bingung.

"Eh? Rayan, aku udah gapapa kok." jawabku sambil menundukkan kepala.

"ADUH LIA GUE LAPER, AYO KE KANTIN" ucap Sierrin dengan keras lalu ia menarik Lia untuk pergi dari kelas, meninggalkanku bersama Arrayan.

Dasar sahabat! Aku kira kalian akan mengajakku ke kantin juga, aku malah ditinggal bersama oknum yang membuatku senam jantung.

"Ayo ke uks, apa perlu digendong kesananya?" tanya Arrayan sambil tersenyum jahil.

Aku menggeleng cepat, kalau dia menggendongku bisa-bisa semua orang jadi salah paham. Aku pun berdiri dari tempat dudukku lalu pergi keluar kelas dengan Arrayan yang berjalan di depan.

"LAMA BANGET, NGAPEL LU OPET?" teriak Felix didepan kelas.

"SAMUDRA MALAH NGAPEL ANJIR, UDAH DITUNGGUIN JUGA DILUAR." timpal Aji sambil berteriak.

"Sam, ngga ke Kantin?" sementara suara yang terdengar kalem ini adalah suara milik Haidar.

"Gua ngga ke kantin, emangnya siapa yang nyuruh lu bertiga nungguin gua?" ucap Arrayan sambil mengedikkan bahunya santai, ucapannya membuatku menepuk jidat pelan. Bisa-bisanya Arrayan ini tak sadar situasi.

Aji menatap Arrayan tak percaya. Ia membulatkan matanya dan menganga, sepertinya aku akan mendengar teriakan mautnya untuk kesekian kali hari ini.

"DASAR TAK TAU DIRI KAU OPET!"

"OPET BANGET, TAU GITU TADI GUA DULUAN AJA KE KANTINNYA!" 

"BACOT AJI, ngga usah banyak tingkah deh." Haidar lalu menyeret Aji yang masih misuh sepanjang perjalanan ke kantin. Felix hanya mengekori mereka dari belakang. Seperti membuat jarak sejauh mungkin agar tidak ikut malu akibat tingkah Aji.

Aku hanya menatap mereka dengan rasa bersalah. Seharusnya Arrayan sekarang beristirahat, makan di kantin bersama temannya. Ia malah kukuh menemaniku pergi ke UKS.

"Heh, malah bengong. Beneran mau digendong ya?" Arrayan bahkan sudah berancang-ancang menggendongku, tapi aku menghindar.

"Ngga usah ih, kan yang kepentok siku lengan bukan lutut. Masih bisa jalan kok." ucapku sambil menundukkan kepala.

Tentangnya : Arrayyan | •Hyunjin•Onde histórias criam vida. Descubra agora