Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aku benar benar gugup sekarang. Apakah aku harus pergi kerumah Haidar dan ikut mengerjakan tugas kelompok? Rasanya aku begitu enggan sekarang. Aku bisa bisa menjadi patung bernyawa karena mati kutu didekat Arrayan.
Sekarang tinggal 5 menit lagi sebelum waktu pertemuan tugas kelompok dirumah Haidar. Akupun juga sudah siap dengan rencanaku.
Aku mebombardir pesan untuk Haidar. Isinya aku tidak akan hadir dalam tugas kelompok dan memilih mengerjakan bagianku sendiri dirumah.
Tapi Haidar tetaplah Haidar. Kalau aku punya seratus rencana untuk kabur, maka Haidar mempunyai seratus satu cara untuk menggagalkan rencanaku.
Ia membalas pesanku dengan kata kata pedas seperti
"Lu bahkan ngga tau bagian lu yang mana"
atau
"Gausah mager dan banyak alesan rumah gua disamping lu"
atau
"Kalau lu telat semenit, gua bakal nyamperin lu kerumah. Semuanya udah pada dateng sisa lu doang."
Aku tau itu bukan sekadar gertakan dari Haidar, tapi biarkan saja ia datang kerumahku. Saat itu aku akan mengeluarkan jurus jituku yang lainnya.
Aku pun menyiapkan buku sejarah dan laptopku, kalau kalian pikir aku akan kerumah Haidar kalian salah besar. Aku hanya ingin mengerjakan tugas ini di ruang tengah.
Saat aku akan membuka buku sejarahku, aku mendengar suara bel rumah yang berbunyi. Aku sangat yakin kalau Haidar yang datang.
Memang dasar, Haidar dan ancamannya memang tak bisa dihindari dengan mudah. Dasar manusia kurang kerjaan! Untuk apa sih sampai repot-repot menjemputku kerumah!
Aku berjalan dengan malas kearah pintu, ini saatnya aku menggunakan jurus terakhir ku untuk melawan Haidar. Ya, puppy eyes.
Aku membuka pintu dengan menutup mataku, sebenarnya aku takut dengan ceramahan dan wajah datar Haidar. Haidar dengan keadaan kesal itu adalah hal yang menyeramkan nomor 4 setelah kegelapan, darah, dan juga tatapan Arrayan.
"Hey, Kyara kan?" ucap suara didepanku.
Aku tak tau siapa itu, mataku masih setia terpejam, tapi yang kutau ini bukan suara Haidar. Jadi aku membuka mataku perlahan, melihat siapa yang ada dihadapanku.
Lalu aku langsung terkejut dan membalikkan badanku.
HAIDAR KURANG AJAR! KENAPA DIA MALAH MENYURUH ORANG LAIN YANG MENJEMPUTKU.
Dan kalian tau apa yang paling mengejutkan?
Seseorang yang berdiri dibelakangku adalah Arrayan Devan Samudra.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.