Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ada beberapa hal yang membuatku menyukai seseorang bernama Arrayan.
Salah satunya adalah senyum manisnya. Ia selalu tersenyum manis saat ada yang menyapa dirinya. Entah dia mengenal ataupun tidak yang jelas ia akan tersenyum sebagai bentuk sapaan balik.
Hal yang indah sekaligus berbahaya karena saat ia tersenyum, kurasa jantungku berisik seperti sedang berdisko didalam.
Seperti saat ini, aku melihatnya sedang tersenyum kepada orang-orang yang menyapanya.
Aku jadi ikut tersenyum kecil. Bahagiaku sederhana sekali bukan? Melihatnya tersenyum sudah membuatku ikut tersenyum.
"Eitss, ngga mau nyapa pangeran lo?" Ucap sahabatku, Lia.
Aku hanya menatap Lia kaku. Jujur saja aku tak pernah berpikir sedikitpun untuk menyapa Arrayan.
"Ngga deh, nanti yang ada malah canggung suasananya" Ucapku pelan.
Lia menghela nafas kasar. Kurasa ia benar-benar sebal pada diriku yang selalu melihat Rayan tanpa mau mendekatinya sama sekali.
Heyy! Itu bukan salahku, aku hanya takut kalau aku hanya akan menjadi angin lewat. Penggemar Arrayan begitu banyak, aku seperti remahan biskuit.
"Samudraaaa!" Teriak Lia tiba-tiba disampingku.
Aku menatap Lia terkejut. Apa yang ia lakukan sebenarnya? Astaga apa ia tak bisa menungguku pergi dulu baru menyapa Arrayan.
Terlebih hal yang tak kusangka adalah Lia memanggilnya dengan nama 'Samudra'. Apa mereka dekat? Kurasa mereka cukup akrab karena aku melihat Arrayan dan teman-temannya menghampiri kami.