Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Memar yang ku dapat sudah semakin memudar. Namun, tetap saja aku tidak dibiarkan pulang sendiri. Aku berakhir dengan pulang diantar oleh Sierrin dan Lia. Lebih tepatnya mereka memaksa untuk mengantarku pulang dan singgah sebentar. Mereka mengatakan rumahku bagaikan basecamp untuk mereka.
Basecamp apanya! Aku tau persis kalau mereka sedang malas untuk pulang kerumah masing-masing karena malas bertengkar dengan kakak mereka yang ada dirumah.
Pum dirumahku kami tidak melakukan kegiatan yang berarti. Buktinya sekarang kami bertiga sedang asik tidur-tiduran di karpet ruang tengah.
"Masih ada uno kan? Gimana kalau kita main uno, pokoknya yang kalah harus dicemongin pake lipstick." Sierrin pun mengusulkan ide.
"NGGA! Berminyak muka gue ntar!" protes Lia. Wajar sekali karena dia selalu kalah dalam permainan ini.
"Halah bilang aja lo takut kan?" Sierrin memberikan senyuman miring dan memandang remeh Lia.
Aku hanya menjadi penonton setia pertengkaran sengit mereka yang sebentar lagi akan dimulai, harusnya aku membawa cemilan agar lebih khidmat saat melihat mereka!
"KURANG AJAR! GUE SI CANTIK JELITA TIADA DUA INI TIDAK TAKUT PADA APAPUN YA!" teriak Lia penuh dengan emosi yang menggebu.
"Kayaknya rumah lagi kedatangan tamu ya, rame banget kayaknya?" ucap suara berat dari arah tangga, memotong seruan protes Lia.
Kami sontak menoleh ke sumber suara. Aku terkejut bukan main melihatnya, aku harus memproses otakku yang tiba-tiba terasa macet. Saat otakku sudah mulai bekerja dengan normal, aku tersenyum sumringah melihat seseorang itu.
"KAKAK" Aku berlari menuju tempatnya berdiri dan menerjangnya dengan pelukan penuh kerinduan.
Apa aku sudah bercerita kalau aku punya kakak laki-laki? Ahh baiklah kalau belum. . .
Aku punya seorang kakak laki-laki yang kuliah di luar kota. Sebenernya ia sudah wisuda beberapa minggu yang lalu, tapi dia masih mengurusi beberapa berkas kampus dan juga organisasinya. Aku kira ia akan pulang sekitar sebulan setelah wisuda, ternyata ia datang lebih cepat dari yang ku perkirakan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.