Part 17

6.3K 746 59
                                    

___________________________

Jaehyun terdiam dibalik kursi kemudinya. Nampak meremat stir mobil dengan kekesalan penuh. Wajahnya bahkan, cukup membuktikan ia seperti ingin memakan orang. Namun, kini kedua matanya melirik ke arah spion yang menampilkan sosok Seyoung berjalan memuju halte bus, semakin lama semakin jauh dari pandangannya yang membuat Jaehyun harus menghela nafas kasar.

CKITTT

"Sial,"

Mengerem secara mendadak, untung saja jalanan ini cukup sepi hingga Jaehyun tidak mungkin kena maki para pengguna jalan lainnya. Atau nasib naas mengalami kecelakaan beruntun hingga membuat dirinya masuk dalam headline koran pagi karna membuat kekacauan lalu lintas. Itu konyol.
Cukup lama, ia nampak bergelut dengan batinnya dan pikiran logisnya.
Hingga secara tiba-tiba Pria tampan itu memutar balik kan mobilnya untuk kembali. Menurunkan kecepatannya diangka yang cukup pelan untuk memantau seseorang tanpa diketahui, berdo'a saja Seyoung yang selalu peka bila dibuntuti tidak menyadari keberadaannya. Jaehyun akan ditertawakan habis-habisan oleh Wanita itu.
Hingga tidak berapa lama, sosok Seyoung pada akhirnya menaiki bus. Oh, lihatlah! Dia sungguh tidak pantas dengan dandanan seperti itu menaiki bus.
Dress selutut berwarna peach dengan corak bunga daisy. Rambut tergerai jatuh, bersama clucth Gucci-nya serta tas laptop yang ditenteng begitu saja. Oke, itu cukup tertolong karna hari ini dia tidak memakai sepatu tiang-nya hingga tidak terlihat Wanita sosialita yang jatuh miskin. Jadi- Yeah, masih cukup wajar. Seyoung memang feminim dalam berpakaian, dandanannya cukup membuktikan bahwa dia Putri dari orang kaya.
Bahkan- seingat Jaehyun, Wanita itu tidak pernah menggunakan celana.
Mengikuti dari belakang bus itu tanpa sepengetahuan Seyoung.
Jaehyun akan benar-benar memastikan bahwa Seyoung benar-benar pulang ke rumah dengan utuh. Salah satu sifat Jaehyun yang harus perlu dicatat, dia itu sebenarnya cukup posesif akan kepemilikannya. Dan Seyoung, tentu saja untuk saat ini Jaehyun men-cap Wanita itu miliknya.
Membuntutinya sampai dihalte bus area dekat perumahan keluarga Seyoung. Wanita itu juga turun, membuat Jaehyun harus benar-benar memelankan mobilnya sepelan mungkin.

"Dia berjalan seperti siput,"

Jaehyun sedikit terkejut saja, Seyoung tidak menelpon seperti supir rumahnya untuk menjemput mungkin. Wanita itu benar-benar jalan kaki menuju area yang bisa dikatakan cukup jauh dan cukup melelahkan. Jaehyun mulai memikirkan, bagaimana kehidupan Seyoung itu berjalan. Apakah dia benar-benar anak dari orang kaya. Yang benar saja, dia bahkan seperti anak pelayan dirumahnya. Naik bus dan tak ada jemputan.
Ayolah, apa Seyoung benar-benar anak seorang pelayan yang berlagak seperti anak dari majikan? Astaga, Jaehyun apa kau benar-benar gila?

___________________________

Lenggang. Mansion besar itu seperti tidak berpenghuni. Sepertinya para pelayan telah menyelesaikan tugasnya diruang yang terlihat. Dan para majikannya pasti masih berada diluar karna keperluan masing-masing, atau tidak mendekam dalam kamar dan bergelut bersama ketenangan sembari membaca buku. Well, itu kebiasaan Ayahnya.
Seyoung baru pulang dipukul 6 sore, dan rumah masih sepi.
Pulang dengan berjalan cukup jauh dari halte bus menuju area elit tempat dimana kediaman keluarganya berdiri.
Lelah? Tentu saja. Bahkan, titik-titik keringat didahinya terlihat cukup jelas walaupun ini musim gugur.

"Hh-"

Langkahnya semakin menyeret. Lecet dikakinya nampak semakin parah. Terasa semakin perih walaupun sudah tertutupi hansaplast.
Memasuki rumahnya hampir mencapai anaka tangga dan mendapat sambutan sosok Seyi yang menghadang tepat disana. Bersidekap didepan dada seolah memang menunggu kedatangan adiknya itu.
Seyoung yang merasa tidak ada keperluan, melewatinya begitu saja sebelum suara dingin menyeruak dari mulut Seyi.

Friends With Benefit's (Jung Jaehyun) ✔Where stories live. Discover now