"Dunia sudah berbeda. Teman bukan lagi hanya sekedar saling membantu. Namun, juga saling menguntungkan. Bukan melulu untung terhitung dalam nominal. Namun, semua yang membuat kita puas dan menyenangkan. Walaupun, hanya sebagai pelampiasan."
Jung Jae...
Seyoung membanting pintu kamar Jaehyun tanpa perasaan. Berjalan cepat menghampiri sosok yang tengah duduk bersantai diatas ranjang dengan buku tebal ditangannya. Memandang Seyoung sekilas dari balik lensa bening itu dan kembali melanjutkan kegiatannya.
"Hh-- BERENGSEK! KENAPA KAU MENINGGALKANKU!"
Berkacak pinggang dengan wajah sebal. Demi Tuhan, Pria ini sungguh tak punya hati hingga kemarin ia ditinggalkan begitu saja. Bergeming. Jaehyun terlalu malas menanggapi. Omelan Seyoung bahkan hanya seperti lonceng gereja dikala sore. Membalik halaman pada bukunya seolah kicauan Seyoung tidak ada sama sekalu. Pria itu terlihat santai dan tak ada rasa bersalah sedikitpun. Benar, dia seperti tidak pernah meninggalkan seorang Wanita tanpa uang untuk pulang.
"Shit!"
Menghela nafas dan berjalan menuju rak tinggi berisi jajaran frame foto kenangan Pria itu. Baiklah, kalau Jaehyun tidak menanggapinya dan mengabaikannya. Apa dia akan rela bila frame berisi foto kesayangannya ini ia jatuhkan.
PYARRR!
____________________________________
Jaehyun mengikuti arah jalan Gadis Ber-Dress Baby blue itu dengan kedua belah netra coklatnya. Apa yang dilakukannya. Kedua mata Jaehyun sontalmembola saat Seyoung mengambil bagian Frame berisikan foto Lian dengannya. Shit, jangan bilang--
PYARRR"
Bangkit dan berlari saat sebuah frame terjatuh begitu saja. Suara dari pecahan kaca frame itu meluber membuat Jaehyun terkejut. Menggertakkan gigi-giginya sembari memandang Seyoung tajam. Seolah tidak ada rasa takut sedikitpun, Wanita itu malah seolah menantang dengan kedua iris hitamnya. Bulshit,
"Han Seyoung!"
"Wae.."
BRUKK
Tubuh ramping Seyoung terhempas menabrak rak buku dibelakangnya akibat dorongan dari Pria yang kini memandangnya tajam. Berada dalam kungkungan Jaehyun tanpa bisa berbuat banyak. Bahkan, gerak badannya sudah terhambat. Jaehyun mengungkungnya seolah tidak membiarkan Seyoung lari.
"Apa? Kau ingin aku berbuat apa? Salah siapa meninggalkanku begitu saja."
Mendongak seolah melawan dan menantang Jaehyun bahwa dirinya tidak takut sama sekali. Seyoung merasa Jaehyun yang salah, Jaehyun yang memulainya. Dan dia tidak meminta maaf, malah mengabaikannya.
