22. the problem

4.3K 442 245
                                    

Kiera sudah bangun sejak pagi. Ia kemudian bersiap-siap bergantian dengan Shelby sebelum make-up artist datang dan menghiasi wajah mereka. Mark sempat mengirimkan chat untuknya, mengajaknya keluar kamar untuk sarapan, namun ia memilih untuk menemani Shelby yang terlihat nervous. Sehingga mereka tidak bisa bertemu hingga acara akad dilaksanakan siang nanti.


Kini Kiera sedang dibantu menggunakan baju yang sudah dipersiapkan untuknya oleh salah seorang make-up artist yang sudah selesai mendandaninya tadi. Baju berbahan lace berwarna dusty pink dengan bawahan samping yang senada, rasanya melengkapi kulit Kiera yang cerah. Rambutnya diikat setengah ke belakang, kemudian rambut lainnya yang menjuntai dibuat bergelombang. Di tangannya sudah terhias sebuah gelang tipis terbuat dari emas putih, sedangkan sebelahnya tangannya menggunakan jam tangan simple berwarna silver kesayangannya.


Bersamaan dengan itu, Ibu Mark datang memasuki kamar Kiera dan Shelby. "Shel, udah siap?"


"Dikit lagi, Ma." ujar Shelby masih terlihat nervous, sambil dibantu mengganti bajunya ke baju yang akan dipakai untuk acara akad.


Sementara itu perhatian Ibu Mark beralih ke Kiera. "Ya ampun! Kiera! Kamu cantik banget, sayang!" seru Ibu Mark sambil menghampiri Kiera dan memegang kedua tangannya.


"Makasih, Tante," jawab Kiera sambil tersipu.


"Bukan sebagai pengantin aja kamu cantik gini, sayang. Apalagi kalau kamu jadi pengantin nanti. Nggak sabar deh!" Ibu Mark berkata dengan semangat, sementara dirinya hanya bisa tersenyum kikuk. Di sisi lain Shelby tertawa melihat antusias ibunya.


"Pasti Mark nanti kaget banget deh, kalau liat kamu," tambah Ibu Mark lagi. Shelby semakin tertawa melihat wajah Kiera yang memerah.


Kiera merasakan ada pesan masuk ke handphone-nya.


Aku di depan kamar.


Baru saja Kiera akan membalas pesan tersebut, ia mendengar pintu kamar hotel diketuk. Mengetahui siapa yang mengetuk pintu, Kiera memilih untuk berjalan dan membuka pintu. "Biar aku aja, Tante. Kayanya Mark di depan."


"Aduh si Adek ini. Nggak sabar banget mau ketemu pacarnya. Padahal bentar lagi juga bisa ketemu," ujar Ibu Mark tidak percaya. Kiera hanya terkekeh sambil membukakan pintu dan melihat Mark berdiri di sana, menggunakan suit berwarna dark grey yang menyempurnakan tubuhnya yang proporsional dengan rambut yang sudah ditata sedemikian mungkin, menambah ketampanannya berkali-kali lipat.


"Hai! Sini masuk. Kak Shelby bentar lagi beres kok," mencoba menghilangkan salah tingkahnya setelah melihat sosok tampan Mark, Kiera dengan senyumannya mempersilakan Mark masuk ke dalam kamar. Sementara itu yang dipersilakan malah menatapnya dalam-dalam. Kiera semakin salah tingkah mendapat tatapan itu, hingga Ibu Mark memecahkan keheningan di antara mereka.


"Dek, nggak usah diliatin terus Kiera-nya. Kagum boleh. Tapi jangan sampe bikin salting juga dong," ujar Ibunya jahil dari dalam kamar. Celetukan ibunya dibalas dengan kekehan oleh kakaknya dan para make-up artist yang berada di dalam kamar itu. Mark yang menjadi objek kejahilan itu hanya tertawa canggung sambil mengusap belakang kepalanya.


Kiera melangkah masuk diikuti Mark di belakangnya. Kemudian Kiera kembali duduk di atas tempat tidur, sedangkan Mark duduk di samping ibunya di sofa, berhadapan dengan Kiera.


Melihat Mark, salah satu make-up artist berseru, "Bu, anak-anaknya cantik sama ganteng banget, sih," membuat Mark dan Shelby tersenyum mendengar pujian tersebut. Kemudian ruangan tersebut kembali riuh dengan obrolan antara Ibu Mark dengan para make-up artist.


retrouvaillesWhere stories live. Discover now