11. first date

4.1K 538 80
                                    

Kiera dan Mark terduduk di kursi tunggu dekat bioskop, menghabiskan waktu menunggu film yang akan mereka tonton yang baru akan diputar tiga puluh menit lagi. Saat dijemput tadi, Kiera menyadari wajah Mark yang terlihat lebih lelah dari biasanya. Kiera sempat ingin menunda agenda nonton mereka, namun ia lebih tidak tega untuk menyuruh Mark pulang setelah menjemputnya malam-malam.


"Ngantuk ya?," tanya Kiera sambil memandang Mark.


"Nggak kok, kak," jawab Mark singkat, masih dengan mata sayunya.


"Jangan bohong, Mark. Kamu keliatan capek banget," ujar Kiera.


"Oke, oke. Aku emang ngantuk. Sedikit," kata Mark jujur sambil menatap lembut Kiera.


"Kalau ngantuk kenapa maksain nonton hari ini sih, Mark? Masih ada lain hari loh kalau kamu lupa," ujar Kiera dengan nada yang menunjukkan sedikit kekesalannya.


"Gak apa-apa, kak. Aku masih sanggup kalau buat nonton doang," ucap Mark santai, ingin menghilangkan kekesalan Kiera.


Kiera hanya mendengus kesal. Kesal karena Mark tidak mementingkan dirinya sendiri dan lebih memilih keluar dengannya, walaupun wajah lelah sudah tidak bisa disembunyikannya.


"Mukanya jangan ditekuk gitu dong," goda Mark yang menyadari raut kesal di wajah Kiera.


"Khawatir ya sama aku?," ujar Mark masih menggoda Kiera. Kiera memutarkan matanya kesal. Di dalam hatinya ia sedang berdebat, kenapa ia harus berlaku sebagai perempuan yang terlalu perhatian dengan pacarnya. Padahal mereka bukan sepasang kekasih. Or are they?


"Aku gak apa-apa, kak. Serius deh," lanjut Mark dengan senyumannya yang lebar. Kiera tidak mengerti kenapa laki-laki itu tiba-tiba tersenyum senang seperti itu.


"Ya tapi kan kamu terlalu maksain jadinya, padahal kita bisa ketemu lain waktu," ujar Kiera mencoba mengutarakan kekesalannya tanpa terlihat menyebalkan, agar Mark bisa mengerti bahwa kesehatannya sendiri juga harus diperhatikan.


"Aku yang gak bisa, kak. I want to see you when I'm tired. Well, I need to. Biar aku semangat lagi," kata Mark. Kiera menatap mata Mark, mencoba mencari kebohongan atau tanda-tanda bahwa Mark sedang menggodanya. Tapi yang ia dapat hanya tatapan lurus dan tulus dari laki-laki di hadapannya itu, yang memunculkan rona merah di wajahnya. Mark yang menyadarinya tersenyum kecil, menahan senyuman lebar yang ingin lepas dari bibirnya.


"Promise me, nanti lagi kalau kamu ngerasa capek, jangan pernah maksain buat jalan sama aku," pinta Kiera sambil memegang lengan Mark. Mark hanya tersenyum lalu mengangguk. Kemudian Mark mengambil tangan Kiera yang menyentuh lengannya, kemudian menggenggamnya.


"But promise me, everytime I'm tired, I get to see you. Because that's the only way I can get my energy back," balas Mark lagi-lagi sambil menatap Kiera dalam. Laki-laki itu memang paling ahli membuat wajah Kiera semakin memerah. Meskipun demikian, Kiera mengangguk mengiyakannya.


|retrouvailles|


Kiera sedang serius memandangi layar di depannya, menonton film yang sudah setengah jalan. Film tentang penyihir dan hewan-hewan aneh ini merupakan salah satu seri film favoritnya dan orang di sebelahnya juga. Ia ingat bahwa dulu ia dan Mark sempat terlibat dalam obrolan asik tentang dunia sihir dalam film tersebut, meskipun mereka tidak terlalu dekat. Sehingga ia sangat terharu ketika tau Mark masih mengingat kesukaannya dan bahkan sudah membelikan tiket untuk menonton film kedua dari seri film tersebut.


Sesekali ia melirik ke arah Mark setelah menyadari bahwa laki-laki itu lebih banyak diam, padahal sebelumnya ia selalu mengoceh mengenai tokoh-tokoh kesukaannya. Pemandangan yang dilihatnya sontak membuatnya terkekeh. Mark saat ini sedang mengedipkan matanya menahan kantuk. Bahkan kepala Mark sudah terayun-ayun ke samping, tidak tahan lagi menahan rasa kantuknya.


retrouvaillesWo Geschichten leben. Entdecke jetzt