24🏠: Baby D

27 6 0
                                    

Sebelum Mingyu sidang kemarin, Dokyeom bilang kalo Dahyun hamil, itu beneran, nggak prank. Sekarang Dahyun lagi check up sama Dokyeom, ternyata kehamilannya udah masuk tiga minggu. Dahyun dan Dokyeom awalnya kaget, tapi mereka nggak mau ngelakuin hal yang dulu, jadi mereka memutuskan untuk jaga bayinya.

"Dahyun jangan banyak pikiran, skripsi jalan tapi usahain jangan sampe stres. Dokyeom juga, pantau terus Dahyun dan bayi, harus kepantau kesehatannya sama Dahyun jangan banyak pikiran. Sebisa mungkin kalian satu rumah dulu, buat Dahyun kerasa aman dan kalau ada apa-apa jadi gampang." kata Dokter kandungan Dahyun.

"Iya, Dok. Kayaknya besok udah tinggal di kontrakannya Dokyeom."

"Bagus kalau gitu. Dahyun kalau udah ngerasa keram perut apa gimana langsung ke Dokter ya, jangan dibiarin."

"Iya, Dok, makasih ya." jawab Dahyun lalu mereka berdua pamit pulang.

***

"Dok, nama anak kita siapa ya?" tanya Dahyun pas lagi di mobil.

"Aku udah ada sih, tapi rahasia deh."

"Ih? Kok gitu?"

"Nanti aja, ada di HP, lupa aku nama panjangnya."

"Dok, aku mikir, kita nanti tinggal di mana?"

"Aku punya rumah, Yun. Aku dikasih rumah sama Papa, itu emang buat aku kalo udah berkeluarga nanti. Nah, kita tinggal di situ ya."

"Serius? Tapi kamu kapan nikahin aku?"

Deg. Dokyeom bingung. Tabungan belum cukup cuyy! Tabungannya cuma cukup buat biaya lahiran aja.

"Kalo kita nikah di KUA dulu terus resepsinya dua tahun lagi, kamu mau nggak?"

Dahyun diem, dia mikir. Sebenernya gapapa, yang penting nikah secara agama dan negara dulu biar sah juga. Tapi yang Dahyun takutin itu omongan keluarga dan tetangganya. Soal Dahyun hamil ini keluarganya udah tau, Dahyun dan Dokyeom emang awalnya dimarahin abis-abisan abis itu Dokyeom langsung bilang bakal tanggung jawab sama semuanya, jadi ya masih agak marah tapi ya yaudah gitu udah kejadian mau diapain lagi.

"Iya gapapa, jangan maksain juga, yang penting kita sah secara agama sama negara. Aku sebenernya punya tabungan juga, tapi nggak banyak."

"Iya udah keep aja tabungan kamu, soal resepsi biar aku yang mikir. Kamu jangan banyak mikir, inget tadi omongan Dokter Wendy, jangan banyak pikiran."

"Iya, sayang. Besok aku udah bisa pindah ke kontrakan, kan?"

"Iya, aku udah bilang juga ke anak-anak, boleh katanya."

"Alhamdulilah. Temen-temen kamu baik banget, Dok."

"Iya, lah! Mereka tuh walaupun kasar tetep punya sisi kayak malaikat, salut aku juga."

"Kamu juga gitu nggak?"

"Gitu apanya?"

"Punya sisi malaikat."

Dokyeom cuma cengengesan, "Punya lah, apa lagi ke kamu, 100% bakal jadi malaikat buat kamu."

"AH JIJIK!!!"

***

Kepindahan Dahyun disambut hangat oleh anak-anak, pada langsung megang perut Dahyun, kasih selamat ke Dahyun, pokoknya menjamu Dahyun dengan baik dan dua kali lipat lebih ramah daripada biasanya.

"Laki-laki apa perempuan nih?" tanya Mingyu masih elus-elus perut Dahyun.

"Belom lah! Baru juga tiga minggu." jawab Dahyun.

"Yang, mau minum apa?" tanya Dokyeom ke Dahyun.

"Air anget aja."

"Lo maunya laki laki apa cewek, Yun?" tanya Jungkook.

"Cewek sih."

"Kenapa nggak mau cowok?" tanya Minghao, "Kan biar jadi laki-laki kuat gitu anak pertama."

"Ya, nggak tau sih. Harapan gue maunya cewek kalo dikasih cowok ya alhamdulilah."

"Nama udah ada?" tanya Jaehyun.

Nggak lama Dokyeom dateng bawa gelas buat Dahyun abis itu ikutan ngobrol.

"Udah, mau tau nggak?" tanya Dokyeom, semua langsung penasaran.

"Apa?"

"Kalo cewek gue kasih nama Dahlia, kalo cowok gue kasih nama Davius. Bagus nggak?"

Dahyun langsung terharu, "Bagussss!"

###

Udah siap jadi bapak-bapak nich!

Gue? Jadi Ibu? Sumpah masih imut banget nggak sih gue nih?!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Gue? Jadi Ibu? Sumpah masih imut banget nggak sih gue nih?!

Gue? Jadi Ibu? Sumpah masih imut banget nggak sih gue nih?!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Kontrakan LelakiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora