Icha 7

52 12 5
                                    

Jangan beri perhatian,kalo kamu belum siap kasih kepastian

~ Raisa Anantha Wirawan ~

****

Sejak satu jam yang lalu, gadis kecil berumur 8 tahun Tengah bermain masak-masak kan, dan juga gadis berumur 5 tahun yang tengah bermain ayunan.

Brukkk

Gadis itu menoleh ke arah suara dan langsung membelalakkan matanya, saat melihat adiknya yang sudah tersungkur di atas rerumputan.

Ia langsung menghampiri adiknya yang menangis kencang, juga terdapat darah di dagu adik nya. Saat Ia membantu adiknya untuk bangun tiba-tiba saja gadis itu malah menepis tangan nya dan semakin mengeraskan suara tangisan nya.

Laura dan Raka yang panik saat mendengar suara tangis yang kencang langsung menghampiri kedua anak itu "Icha apa yang kau lakukan!?" sentak laura.

Laura langsung membawa sasa kedalam gendongan nya, dan berjalan masuk ke dalam rumah nya menyisakan icha dan raka yang masih berada di halaman belakang.

"Icha gak ngapa-ngapain sasa pah" berharap papah nya itu mempercayai nya.

Sedangkan Raka hanya menatap Putri pertamanya yang dipenuhi oleh air mata, lalu berjalan meninggalkan halaman belakang, menyisakan icha seorang diri.

"Kenapa kalian tidak mempercayai icha? Kenapa kalian lebih menyayangi sasa dibandingkan icha?" lirihnya.

"Chaa chaa bangun chaa" Rifda menepuk punggung icha berkali-kali tak lama kemudian gadis itu terbangun dari tidur nya karna panggilan Rifda yang kencang.

Ternyata lagi-lagi hanya mimpi -batin nya.

Rifda sangat khawatir dengan kondisi icha yang berkeringat dan langsung mengeluarkan air mata "lo mimpi apa cha?" tanya nya.

Tetapi icha melamun dengan air mata yang mengalir di kedua pipi nya, untunglah jam istirahat telah tiba, dan dikelas hanya menyisakan sebagian anak-anak yang membawa bekal.

"Chaa kita ke kantin aja yuk? Intan sama tania udah nunggu dikantin" ajak nya.

"Iya tapi gue mau ke toilet dulu" ucapnya, saat sampai di depan pintu kelas nya.

"Iya kalian tunggu aja" intan menganggukan kepala nya lantas ke arah kantin, berbeda dengan icha yang ingin mencuci muka nya terlebih dahulu.

****

Setelah dirasa wajah nya sudah segar kembali, ia menghembuskan nafasnya pelan. Saat ia berbalik badan, ia melihat naya dan Teman-teman nya berjalan ke arah icha.

"Jadi, bocah ini yang centil sama reby" ucap salah satu teman naya yang berambut sebahu yang icha ketahui bernama bella.

"Jadi bocah jangan sok cakep" tidak lama kemudian bella menjambak rambut icha dengan kasar, membuat icha menggigit bibir bagian dalam nya untuk menahan sakitnya.

"Jadi cewek gak usah ganjen"

Plakkk

Satu tamparan di pipi nya dari naya membuat icha menutup matanya. Sedangkan dua teman naya hanya melihat nya seraya tersenyum miring.

"Jangan coba-coba rebut reby dari gue" dan icha mendapatkan satu tamparan lagi di pipi nya, kali ini terasa lebih perih dari sebelumnya.

"Ini masih belum seberapa, kalau sampe lo berani ngambil reby dari gue, dan gue pastiin lo akan dapat yang lebih dari ini" Setelah mengancam icha, naya dan teman-teman nya bergegas meninggalkan toilet dengan kondisi icha yang dikatakan tidak cukup baik.

Cinta Dalam DiamWo Geschichten leben. Entdecke jetzt